OUR NETWORK

Fakta Menarik Kawasna Suku Baduy yang Harus Dicari dengan Bersusah Payah

Pada saat momen kemerdekaan beberapa bulan lalu, suku Baduy sedang naik daun. Di mana, Presiden Ir. Jokowi menggunakan pakaian adat mereka, bernama Pangsi dimana setiap hari selalu digunakan untuk berbagai aktivitas.

Menariknya dari momen tersebut, membuat pakaian adat yang sudah dibuat laku keras, bahkan permintaan sempat membludak. Sejak zaman dulu, suku ini memang paling menarik untuk diperbincangkan.

Mereka mempunyai tatanan adat istiadat yang masih kental. Walaupun dibagi menjadi dua bagian yaitu luar dan dalam. Namun tidak mengubah budaya yang sudah diajarkan oleh nenek moyang.

Terutama, warga pedalaman, di mana mereka menerima keberadaan dunia luar tetapi, tidak sepenuhnya. Contohnya, pakaian masih menggunakan Pangsi, tidak mengenal pendidikan sekolah, hanya alam saja.

Serta menutup diri dari teknologi. Tidak heran, bila masuk ke sana, wisatawan harus mematuhi berbagai aturannya. Seperti, tidak boleh menggunakan sabun untuk mandi hingga mematikan smartphone.

Kamu ingin mengunjungi kawasan ini dan belajar banyak dari mereka? Cobalah simak dulu berbagai tips di bawah ini. Agar pengalaman menyatu dengan alam bisa terasa sempurna dan menyentuh di hati.

Menuju ke tempat suku Baduy tinggal

Perlu diketahui bahwa, suku ini tinggal di kawasan Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Dari Jakarta membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam lamanya untuk menempuh jarak 160 kilometer.

Menuju ke sana, kamu bisa menempuhnya dari stasiun Tanah Abang menggunakan KRL, kemudian turun di Rangkasbitung. Selanjutnya, melanjutkan perjalanan menuju ke Ciboleger menggunakan Elf. Disini, merupakan pintu gerbang menuju ke desa wisata.

Berikutnya, dilanjutkan dengan trekking sekitar 4 sampai 5 jam, Sebenarnya ada jalur yang lebih pendek yaitu Cijahe. Sayangnya, untuk trek kurang ramah dan belum ramai, sementara Ciboleger sendiri sudah cukup bagus.

Perlu diingat, menuju kampung Baduy ada dua yaitu dalam dan luar. Untuk masuk lebih ke dalam lagi perjalanan harus dilanjutkan dengan jalan kaki lagi. Oleh karena itu, usahakan sebelum menuju ke sini, kamu sudah berolahraga dan mempersiapkan fisik dengan baik.

Aturan yang harus dipenuhi di suku Baduy

Perlu diingat, bila kawasan ini masih sangat asri dan asli. Oleh karena itu, setiap wisatawan disarankan untuk tetap mematuhi berbagai aturan yang sudah ditetapkan. Seperti, dilarang menggunakan foto atau video menggunakan perangkat apa saja.

Selain itu saat mandi di sungai dilarang mengotori dengan menggunakan pasta gigi. Semuanya sudah disediakan oleh alam, jadi harap bisa memanfaatkannya dengan baik. Selain itu, jangan lupa membawa kembali sampahnya, jangan pernah membuangnya sembarangan.

Jika diizinkan masuk ke baduy dalam, diharapkan menjaga norma kesopanan. Jangan harap ada sinyal smartphone, karena masuk hutan dan mereka juga tidak ingin hadirnya teknologi, membuatnya menjadi sesuatu yang langka.

Alam serta desa bagian dalam tersebut sangat asri, semua penduduk terlihat sangat akrab. Lebih disarankan membawa, berbagai perlengkapan logistik, kemudian mintalah warga untuk memasaknya.

Dengan begini kamu akan merasakan bagaimana rasanya persatuan dan kesatuan tersebut ada. Mereka juga taat kepada seluruh peraturan dari tetua adat yang sudah ada sejak zaman dahulu.

Bukan hanya menikmati seluruh pesonanya saja, wisatawan juga bisa menikmati berbagai kerajinan tangannya. Meliputi kain tenun, sampai pakaian adat yang tampak sederhana tetapi, nyaman dikenakan.

Kesederhanaan suku baduy

Walau hanya satu hari, namun kamu bisa menikmati berbagai macam pelajaran mengenai kehidupan. Rasakan sendiri bagaimana hidup tanpa listrik dan smartphone, dimana kehidupan menjadi lebih menyenangkan.

Apalagi, ketenangan hidup lebih terasa daripada biasanya. Cobalah belajar dengan penduduk sekitar, bagaimana menyatu bersama alam, mendapatkan kehidupan bahagia walau semuanya serba terbatas.

Desa Kanekes menjadi salah satu tempat paling menarik untuk dikunjungi. Mengenal berbagai keberagaman suku Baduy ini, mulai dari cara bertahan hidup sampai menjalankan kebudayaan yang sudah diajarkan turun-temurun. Semuanya, begitu sempurna dan menyenangkan untuk dinikmati.

Must Read

Related Articles