OUR NETWORK

Mengenal Peutron Aneuk Tradisi Masyarakat Aceh yang Sesuai Syariat

Peutron Aneuk merupakan salah satu tradisi masyarakat Aceh yang berasal dari kebudayaan Hindu. Menurut sejarah yang tertulis, sebelum agama Islam masuk, Hindu sudah masuk terlebih dulu dan penyebarannya cukup cepat.

Hanya saja setelah Islam masuk, ajaran agama tersebut perlahan mulai menghilang, tetapi kebudayaannya tidak sepenuhnya luntur, melainkan menyatu. Caranya dengan menyesuaikan antara kegiatan dan ajaran yang disampaikan.

Inilah cara terbaik sehingga, Islam mampu diterima baik oleh masyarakat Aceh dan menjadi kepercayaan mayoritas. Walaupun ada sedikit perbedaan, namun dari segi makna dan filosofinya tidak jauh berbeda.

Sejarah Singkat Tradisi Masyarakat Aceh Peutron Aneuk

Mengenal Peutron Aneuk Tradisi Masyarakat Aceh yang Sesuai Syariat
Sumber: kumparan.com

Adat istiadat ini sebenarnya sudah hadir sejak abad ke-13, yang memperkenalkannya adalah Kesultanan Pasai atau Kerajaan Samudera Pasai dalam versi Islam. Selanjutnya, diteruskan oleh kerajaan Aceh Darussalam, bahkan sampai saat ini.

Salah satu bukti bahwa Peutron Aneuk tetap dilaksanakan adalah Sultan Masyur Syah yang melakukan kegiatan ini untuk anaknya, Sultan Iskandar Muda. Inilah awal mula, mengapa masyarakat sekitar seakan tidak mau meninggalkan adat tersebut.

Pada waktu itu, Sultan Mansyur Syah mengadakannya dengan sangat megah mewah. Dalam prosesi ini, ada meriam yang saling bersahutan satu sama lain, ada pula aksi para pendekar yang memotong pohon pisang dengan pedang. Harapannya adalah kelak dia berani menghadapi berbagai musuhnya di medan perang.

Tradisi masyarakat Aceh ini dilakukan tidak menentu, ada yang 7 hari, 44 hari, satu bulan sampai satu tahun. Tetapi, untuk sultan sendiri melakukan pada hari ke 7 kelahiran karena, mengikuti sunah rasul.

Untuk saat ini kegaiatan tersebut sering dilakukan hanya saja, sesuai daerahnya karena telah tertulis di hukum adat. Sebagai contoh di kawasan kemukiman Blang Me, Peutron Aneuk hanya dilakukan untuk anak pertama saja. Kemudian dilaksanakan saat anak berusia 3, 5 sampai 7 bulan.

Proses Peutron Aneuk

Mengenal Peutron Aneuk Tradisi Masyarakat Aceh yang Sesuai Syariat
Sumber: detik.com

Dalam prosesnya, setiap keluarga diberikan kebebasan dalam memilih hari, maka menentukan terlebih dulu kapan prosesinya di mulai. Selanjutnya, siapkan berbagai bahan seperti Peusijuk Cuko’ok Geuboh Nan, batang pisang, tebu, pohon pinang. Sampai hidangan para tamu.

Pada saat prosesi, nantinya bayi akan digendong oleh Teuku untuk lelaki dan Inong bagi perempuan. Dengan iringan sholawat nabi serta bacaan Barzani. Mereka berdua digendong sembari teuku membawa pedang kecuali yang perempuan.

Ada lagi satu orang yang sudah ditunjuk untuk membawa payung, pada tangga pertama Teuku akan membelah kelapa kemudian dilempar ke kanan serta kiri. Berikutnya, pergi ke halaman untuk mencincang pohon pisang dan tebu. Namun, prosesi mencincang hanya dilakukan anak perempuan saja. Setelah selesai, bayi akan diletakkan di atas tanah sambil mengucap beberapa kalimat. Hal ini dimaksudkan memperkenalkan mereka dengan tanah.

Berikutnya di bawa ke meunasah, membasuh muka lalu pulang ke rumah bersama rombong dan dikembalikan ke ibunya. Setelah itu acara selesai dan tidak ada lagi tradisi masyarakat Aceh untuk bayi.

Sudah Mencakup Semuanya

Mengenal Peutron Aneuk Tradisi Masyarakat Aceh yang Sesuai Syariat
Sumber: kumparan.com

Dalam adat masyarakat Aceh, kegiatan ini sudah mencakup semuanya. Sejatinya, saat anak lahir mereka harus mengadakan Geuboh Nan atau memberikan nama untuk buah hati selanjutnya adalah aqiqah sebagai tanda syukur.

Baca juga: Mengenal Tradisi Sekaten Sebagai Upacara Memperingati Maulid Nabi

Untuk melaksanakan tradisi masyarakat Aceh ini, setiap keluarga memang berbeda. Tergantung kemampuannya masing-masing, poin paling mahal ada di hewan yang digunakan untuk aqiqoh, sama-sama kambing tetapi, kualitasnya berbeda.

Dalam ajaran Islam, hal seperti ini memang disarankan dan diajarkan oleh Rasulullah tetapi, kalau memang kurang mampu boleh tidak dilakukan. Acara tersebut sebagai bagian mengucap rasa syukur dan mengajarkan anak untuk lebih besosialisasi.

Tradisi masyarakat Aceh Peutron Aneuk sampai saat ini masih terus digelar dan dilestarikan sebagai salah satu warisan dunia. Kalau di tempatmu sendiri, tradisi seperti ini namanya apa?

Must Read

Related Articles