OUR NETWORK

Masjid Raya Baiturrahman Bukan Hanya Tempat Ibadah Ada Juga Sejarah

Masjid Raya Baiturrahman merupakan tempat peribadatan umat islam yang perannya cukup banyak. Jadi, bukan hanya digunakan untuk sholat saja, disini juga tersimpan sejarah sampai kebudayaan rakyat Aceh zaman dulu.

Tidak heran bila sampai saat ini masih menjadi ikon yang tidak akan tergantikan. Dari sisi sejarahnya pula terdapat ukiran cerita mengenai kejayaan kerajaan Aceh di waktu itu, masih terlihat jelas.

Walau tidak autentik bangunan lama karena pernah dibakar oleh Belanda pada tahun 1873 dan diserang oleh gelombang tsunami. Bangunan nan megah ini masih mampu menceritakan banyak mengenai Sultan Iskandar Muda yang membangunnya di tahun 1617.

Sejarah panjang Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman Bukan Hanya Tempat Ibadah Ada Juga Sejarah
Sumber: kompas.com

Pada masa pemerintahan Sultan Nurul Alam, bangunan megah kebanggaan masyarakat Aceh itu akhirnya dibakar hingga habis. Kemurkaan masyarakat pada waktu itu, membuat Gubernur Jenderal Van Lansberge berjanji akan membangunnya kembali.

Hingga akhirnya pada tanggal 8 oktober 1979, peletakan batu pertama sebagai tanda bahwa pembangunannya dimulai dilaksanakan. Peletakan tersebut dilakukan oleh Teuku Qadhi Malikul Adil. Proses pembangunannya pun selesai pada 27 Desember 1881.

Pada waktu itu hanya memiliki satu kubah dan menara saja. Menariknya, setelah selesai dibangun, seluruh masyarakat tidak mau sholat di sana. Hal itu membuat pamornya semakin meredup. Melihat kondisi itu tidak berjalan baik, tokoh masyarakat akhirnya mencoba kembali membujuk mereka agar bersedia datang dan berjamaah seperti dulu kala. Hingga akhirnya perlahan masyarakat mulai melupakannya.

Seiringi banyaknya wisatawan dan jamaah yang datang. Masjid Raya Baiturrahman akhirnya mulai dikembangkan dan diperbesar lagi. Mulai dari tahun 1935 sampa 1982, sehingga total menara yang dapat dilihat berjumlah 8.

Peran penting Masjid Raya untuk Aceh

Masjid Raya Baiturrahman Bukan Hanya Tempat Ibadah Ada Juga Sejarah
Sumber: merahputih.com

Pembangunan tempat ibadah ini ternyata mempunyai peran yang sangat penting. Sultan Iskandar Muda melihat begitu banyak potensi yang bisa didapatkan bila ada sebuah bangunan untuk mengumpulkan para pedagang yang datang dari berbagai negara tersebut.

Setidaknya ada kawasan Melayu, Turki, Arab, hingga Persia semua pedagang Muslim ini akan membawa dampak besar bagi Aceh. Atas dasar inilah Sultan Iskandar Muda membangunnya, selain itu beliau juga ingin ada pusat kajian islam bagi seluruh masyarakat.

Bergerak ke masa penjajahan, bangunan yang megah ini juga masih berfungsi sebagai kajian Islam terbesar di Aceh. Tetapi, perannya sendiri bertambah karena, Sultan menggunakannya sebagai benteng pertahanan.

Apalagi, ketika Kesultanan dipimpin oleh Sultan Aladin Mahmud Syah. Semua strategi peperangan dan konflik yang terjadi selalu dimusyawarahkan di sini. Inilah alasan mengapa Belanda menyerang Masjid Raya Baiturrahman hingga hancur.

Bagi mereka, kawasan ini merupakan ancaman besar. Maka dari itu, harus segera dimusnahkan walau pada akhirnya dibangun kembali. Tetapi, strategi ini cukup berhasil memperpanjang Belanda tinggal di Aceh.

Arsitektur dari masjid

Masjid Raya Baiturrahman Bukan Hanya Tempat Ibadah Ada Juga Sejarah
Sumber: radarmojokerto.jawapos.com

Masjid Raya Baiturrahman sendiri dirancang oleh seorang arsitektur dari Belanda bernama, Gerrit Van Bruins. Agar mendapatkan apa yang diinginkan, beliau mencari inspirasi dan melakukan konsultasi dengan penghulu masjid di Bandung yaitu Snouck Hurgronje.

Ciri khas yang bisa dilihat dari bangunan ini adalah hadirnya menara serta kubah khas Mughal. Keduanya ini ditandai dengan hadirnya kubah besar hampir mirip Taj Mahal. Mempunyai tiga pintu besar yang terbuat dari kayu dan dipenuhi dengan berbagai ornamen.

Selain itu, tempat ibadah ini juga menggunakan tangga marmer, yang keramiknya sendiri diambil langsung dari China. Sementara untuk kaca patrinya didatangkan dari Belgia. Pada dinding dan pillarnya juga terlihat ada beberapa relief.

Poin utama yang harus diperhatikan saat berkunjung kesini adalah dilarang memakai pakaian ketat dan juga celana jeans. Setidaknya, kamu harus memakai pakaian yang longgar, bagi perempuan diharapkan mengenakan rok.

Menuju ke lokasi ini jaraknya hanya 30 menit saja dari Bandara Sultan Iskandar Muda. Bila berangkat memakai kereta cukup turun di stasiun Aceh menggunakan kendaraan sekitar 5 menit, cukup mudah bukan?

Masjid Raya Baiturrahman merupakan kawasan penting dan wajib yang harus dikunjungi terutama bagi kamu umat Muslim. Jangan lupa bawa kamera karena, lokasinya memang mengesankan, bagaimana sudah siap berkunjung di akhir pekan ini?

Must Read

Related Articles