Pernahkah kamu mendengar istilah hamil kosong? Hamil kosong adalah kondisi ketika seorang wanita telah mengandung tapi tidak ada janin di rahimnya. Hamil kosong juga disebut sebagai kehamilan anembrionik atau blighted ovum.
Hamil kosong merupakan kondisi di mana seorang wanita sudah mengandung, tapi embrio atau bakal janinnya tak kunjung mengalami perkembangan setelah terjadinya proses pembuahan dalam rahim.
Biasanya, kondisi ini terjadi pada awal trimester kehamilan. Adapun kehamilan dimulai terhitung dari ketika proses pembuahan terjadi.
Kondisi kehamilan yang kosong ini hanya dapat bertahan sekitar 8-13 minggu atau tiga bulan pertama usia kandungan. Selanjutnya, meski gejala awal hamil seperti mual, nyeri payudara dan muntah telah tampak, namun wanita yang hamil kosong dipastikan akan mengalami keguguran.
Gejala dan ciri-ciri
Selanjutnya, wanita akan mengalami keluar bercak, kram perut yang ringan hingga pendarahan serta periode menstruasi yang terasa lebih berat. Karena embrio terhenti pertumbuhannya, kadar hormon pun menurun. Dan ketika USG dilakukan, kantung kehamilan (plasenta) akan terlihat kosong.
Jika sudah begitu, wanita yang mengalami hamil kosong akan menunggu terjadinya keguguran dengan alami. Ada juga yang akan diberikan resep obat agar keguguran terjadi. Dalam kasus lain, prosedur dilatasi/ kuret dilakukan guna mengangkat jaringan plasenta tersebut.
Baca juga: Cara Membersihkan Vagina dan Vulva yang Benar Menurut Para Ahli
Apa penyebabnya?
Dalam hamil kosong, sel telur yang telah dibuahi berimplantasi. Kantung kehamilan pun sudah terbentuk dan tumbuh. Namun, embrionya gagal berkembang. Lantas apakah penyebabnya?
Yang dapat memicu terjadinya hamil kosong adalah kelainan kromosom. Hal inilah yang menyebabkan janin tak berhasil bertumbuh lebih lanjut. Kelainan kromosom tersebut bisa disebabkan oleh kualitas sel telur dan sperma yang kurang baik.
Adakah cara mencegahnya?
Sayangnya, kondisi hamil kosong ini tak bisa dicegah. Namun, pasangan suami istri dapat melakukan tes genetik guna mengetahui indikasi risiko keguguran yang dapat terjadi di kemudian hari. Hal ini juga berlaku jika misal seorang wanita terus mengalami keguguran secara berulang.
Jika seorang perempuan mengalami hamil kosong, dokter menganjurkan untuk menunggu selama paling tidak 1-3 kali siklus menstruasi teratur. Setelah itu, barulah aman untuk mencoba hamil lagi setelah terjadinya keguguran.
Walaupun tak bisa dicegah, tetaplah menjaga pola hidup sehat dan penuhi asupan nutrisi selama masa kehamilan. Dengan begitu, semoga dapat terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan.
Sumber: IDN Times