Pada 10 Juni lalu, Indonesia dikejutkan dengan kabar duka kepergian Julia Perez ke pangkuan Illahi. Penyanyi dan pemain film berusia 37 tahun tersebut harus beristirahat untuk selama-lamanya setelah 4 tahun berjuang melawan kanker serviks yang dideritanya. Meskipun kondisi Jupe melemah sejak tiga bulan yang lalu, namun kabar kematiannya tetap mengejutkan publik sebab Jupe selalu menunjukkan ketegaran dan semangat ingin sembuh. Indonesia sangat menyayangi Jupe, namun Tuhan jauh lebih menyayangi wanita kelahiran Jakarta tersebut.
Kepergian Jupe pun seakan membangunkan publik mengenai bahaya kanker serviks. Jika Ladies belum mengetahui apa itu kanker serviks, Ladies bisa mengeceknya di artikel ini. Secara singkat, kanker serviks adalah kanker yang menyerang bagian leher rahim wanita, atau daerah di antara vagina dan kantong rahim. Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus), yang memiliki lebih dari 100 strain virus. Hingga saat ini, hanya dua jenis virus HPV yang dianggap paling berbahaya yaitu HPV 16 dan HPV 18, yang keduanya menyebabkan 70% kasus kanker serviks. Hingga saat ini, cara terbaik untuk mencegah kanker serviks adalah mencegah infeksi HPV karena 99% kanker serviks diakibatkan oleh HPV. Pencegahan infeksi tersebut dapat dilakukan dengan pemberian vaksin HPV. Ada beberapa fakta mengenai vaksin HPV yang harus Ladies ketahui. Yuk kita simak sama-sama di bawah ini ya, Ladies.
Vaksin HPV ternyata sudah harus diberikan sejak usia 11 tahun.
Sedia payung sebelum hujan. Lakukan vaksin sebelum aktif secara seksual.
Kanker serviks memang menyerang perempuan yang aktif secara seksual, namun vaksin HPV ternyata sebaiknya diberikan sejak dini. Para ahli mengatakan bahwa semakin muda seseorang mendapatkan vaksin ini, maka kerja vaksin HPV ini akan semakin efektif. Anak perempuan disarankan mendapatkan vaksin ini mulai usia 11 tahun, sementara laki-laki mulai usia 11 tahun hingga 26 tahun. Pemberian vaksin HPV ini, selain akan melindungi diri dari strain virus HPV yang menyebabkan penyakit kutil kelamin, laki-laki juga dapat menurunkan risiko penularan strain virus HPV penyebab kanker serviks pada pasangan seksualnya di kemudian hari.
Jika sampai saat ini Ladies belum mendapatkan vaksin HPV, maka segeralah lakukan vaksin HPV.
Jika Ladies sudah aktif secara seksual tetapi belum divaksin, lakukan pap smear terlebih dahulu.
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jika Ladies belum mendapatkan vaksin HPV padahal sudah aktif secara sekual, segeralah dapatkan vaksin. Namun sebelumnya, Ladies harus melakukan pap smear test terlebih dahulu. Pap smear test adalah pemeriksaan sel lapisan leher rahim. Dari pemeriksaan ini bisa diketahui apakah kondisi leher rahim Ladies masih normal atau sudah terjadi perubahan sel yang mengindikasikan kelainan. Jika hasil pap smear normal, Ladies boleh langsung mendapatkan vaksin HPV. Namun jika tidak normal. dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan (biopsi/ pemeriksaan invasif lain) untuk memastikan terjadi atau tidaknya proses keganasan.
Bagaimanakah prosedur pemberian vaksin HPV?
Ada dua jenis vaksin HPV yang tersedia di Indonesia, yaitu Gardasil dan Cervarix. Gardasil melindungi tubuh dari infeksi virus HPV strain 6, 11, 16, dan 18. Virus HPV strain 6 dan 11 adalah penyebab utama penyakit kutil kelamin. Cervarix melindungi tubuh dari infeksi virus HPV strain 16 dan 18. Vaksin ini disuntikkan ke lengan bagian atas. Vaksin HPV perlu diberikan 3x dalam jangka waktu 6 bulan. Vaksin HPV kedua diberikan 1-2 bulan setelah vaksin HPV pertama. Vaksin HPV ketiga diberikan 6 bulan setelah vaksin HPV pertama.
Apakah vaksin HPV memiliki efek samping?
Setelah mendapatkan vaksin HPV, Ladies akan mengalami efek samping selayaknya vaksin pada umumnya, yaitu berupa nyeri dan kemerahan pada daerah bekas suntikan. Selain itu, ada efek samping cukup berat yang tidak umum tapi bisa terjadi, yaitu pingsan dan pembekuan darah balik. Untuk menghindari pingsan, sebaiknya Ladies duduk selama minimal 15 menit setelah pemberian vaksin. Pembekuan darah balik biasanya terjadi pada pasien yang mengonsumsi obat kontrasepsi oral.
Satu hal yang perlu diingat, wanita hamil sebaiknya tidak mendapatkan vaksin ini. Hingga saat ini, belum ada penelitian mengenai efek samping vaksin terhadap kehamilan. Selain itu, orang dengan alergi terhadap komponen-komponen yang ada dalam vaksin ini (seperti lateks atau yeast) sebaiknya juga tidak divaksin. Terakhir, apabila Ladies sedang sakit, sebaiknya lebih baik Ladies sembuhkan dulu tubuh Ladies. Akan lebih baik jika Ladies berdiskusi dengan dokter mengenai kesehatan Ladies sebelum mendapatkan vaksin ini.
Sumber: Hello Sehat, Foto cover: fearlessparent.com