Beberapa ilmuwan saat ini sedang mengembangkan transfusi sel darah. Keamanannya sendiri memang masih dalam tahap uji coba. Tetapi, semua peneliti percaya jika selesai akan jadi sebuah revolusi sangat besar.
Harus diakui, kegiatan ini mampu menyelematkan diri seseorang, terutama bagi mereka yang mempunyai permasalahan anemia sel sabit. Keluhan tersebut merupakan kelainan genetik akibat pembentukan sel darah merah tidak normal.
Perlu diketahui bahwa, perihal transfusi ini memang sedikit rumit. Karena, seorang dokter harus mampu memastikan apakah pendonor tersebut cocok atau tidak. Maka dari itu, mereka mengembangkan lebih jauh dengan menggunakan sel induknya.
Sel Induk Darah
Dalam penelitian yang sedang dikembangkan, sel induk darah ini adalah sel yang belum berdiferensiasi. Artinya masih memiliki potensi sangat besar agar dapat berkembang menjadi sebuah sel di dalam tubuh sebagai upaya perbaikan.
Dengan begini beberapa permasalahan sel tubuh yang mungkin mengalami kerusakan, bisa diperbaiki. Nama lain dari sel induk tersebut adalah sel punca, ketika nanti terbelah perubahannya akan mengikuti struktur yang rusak.
Dalam transfusi sel darah, induk tersebut akan ditempatkan di dalam larutan nutrisi kurang lebih 18 sampai 21 hari. Harapannya, sel tersebut dapat berkembang biak agar lebih matang. Selanjutnya, akan dimurnikan, disimpan, hingga nantinya siap untuk transfusi.
Menurut penelitian uji klinis terbaru, bernama restore. Mereka merancang sesuatu untuk menguji keamanan transfusi sel darah. Dalam pengujian tersebut, para ilmuwan melihat seberapa lama mampu bertahan dalam tubuh.
Hal ini sangat penting demi mendapatkan hasil positif. Dalam penelitian itu, disebutkan setelah transfusi sel darah berlangsung, kurang lebih mampu bertahan kurang lebih 120 hari. Dalam uji ini ada dua orang yang bersedia menjadi pendonor.
Dalam transfusi tersebut hanya mengandung 5 sampai 10 ml. Diberikan dua kali, dengan selang waktu kurang lebih 4 bulan. Waktu tersebut membuat transfusi pertama akan berubah menjadi sel sedangkan lainnya, berubah jadi donor standar.
Setelah semua prosedur sudah selesai, para peneliti ini akan memantau seluruh pasien yang sudah mendapatkan transfusi. Mereka memantau apakah ada efek samping khusus, selain itu melihat juga apakah pertumbuhannya bisa tahan lama atau tidak.
Keunggulan yang Didapatkan
Harus diakui bahwa, transfusi sel induk darah ini mempunyai kelebihan. Di mana umur selnya mempunyai waktu yang lebih lama. Dalam dunia medis hal tersebut memang sangat penting agar transfusi satu dengan lainnya berlangsung lebih lama.
Perlu diketahui pula, sebelum melakukan tranfusi ini. Para pendonor biasanya harus di cek terlebih dulu apakah cocok atau tidak. Inilah keunggulan dari sel induk tersebut, tidak perlu harus melakukan pengujian terlebih dulu.
Ketakutan yang terjadi adalah pendonor akan terjadi efek samping. Kalau memang tidak cocok bisa menimbulkan penyakit yang sangat parah, bahkan menyebabkan pasiennya mengalami kematian.
Inilah keunggulan yang akan terus dikembangkan di laboratorium. Agar kedepannya, tranfusi sel induk ini bisa menjadi evolusi baru dari dunia kesehatan. Bila memang ini berhasil, tidak perlu ada lagi uji.
Hal tersebut membuat pasien dengan kebutuhan darah yang urgent bisa segera diselamatkan. Karena, sampai saat ini kebutuhan untuk donor memang masih banyak. Sementara beberapa stok darah di berbagai tempat ikut menipis.
Transfusi sel induk merah memang menjadi revolusi baru bagi dunia kesehatan. Walaupun masih dalam tahap pengembangan, namun harapannya adalah hasil dari uji coba tersebut bisa memberikan angin segar bagi dunia kedokteran.