OUR NETWORK

Ternyata Ini Penyebab Munculnya Benjolan Atau Pendarahan Setelah Waxing

Waxing adalah teknik penghilangan rambut populer yang melibatkan pengolesan lilin lengket ke kulit dan kemudian menariknya, bersama dengan rambut, ke arah yang berlawanan dengan pertumbuhan rambut. Lilin dapat dibuat dari berbagai bahan, termasuk bee wax, rosin, ataupun minyak.

Banyak orang lebih memilih waxing daripada metode penghilangan rambut lainnya karena menghilangkan rambut dari area tubuh yang luas, seperti kaki, sekaligus. Waxing juga memiliki hasil yang lebih tahan lama dibandingkan dengan mencukur karena rambut dicabut langsung dari akarnya. Namun, waxing bisa menyakitkan dan menyebabkan peradangan ringan dan terkadang timbul benjolan.

Jika Ladies mengalami gejala yang parah atau terus-menerus setelah waxing, penting untuk mencari pertolongan medis untuk menyingkirkan kondisi atau komplikasi yang mendasarinya. Juga, apabila Ladies memiliki kondisi kulit tertentu. 

Dalam hal ini, berbicara dengan dokter kulit sebelum menjalani waxing atau prosedur penghilangan bulu lainnya dapat membantu untuk menentukan pendekatan terbaik untuk kebutuhanmu.

Apa yang menyebabkan benjolan dan pendarahan setelah waxing?

Waxing melibatkan pencabutan rambut dari kulit, yang dapat menimbulkan trauma bagi folikel rambut dan kulit di sekitarnya. Maka tidak mengherankan jika benjolan atau pendarahan setelah waxing adalah efek samping yang umum terjadi.

Ada beberapa penyebab potensial untuk jenis reaksi ini. Pertama, trauma akibat waxing dapat menyebabkan peradangan pada kulit, yang menyebabkan folikulitis. Kondisi ini ditandai dengan benjolan atau jerawat kecil berwarna merah yang berkembang di sekitar folikel rambut. 

Jika Ladies melihat cairan keluar dari benjolan, itu mungkin mengindikasikan infeksi. Selain benjolan, perdarahan juga sering terjadi terutama di area wajah.

Penyebab potensial lain dari benjolan atau pendarahan setelah waxing adalah rambut yang tumbuh ke dalam, jelas Medical News Today. Ketika rambut tumbuh kembali setelah waxing, ia dapat terperangkap di bawah kulit, menyebabkan peradangan dan pembentukan benjolan yang gatal dan nyeri, yang dapat terinfeksi. 

Dalam beberapa kasus, benjolan setelah waxing mungkin disebabkan oleh reaksi alergi terhadap wax atau produk lain yang digunakan selama prosedur. Ini mungkin karena dermatitis kontak, reaksi alergi yang dapat menyebabkan rasa terbakar, bengkak, dan perih.

Bagaimana cara mengobati benjolan pasca-waxing?

Secara keseluruhan, benjolan atau peradangan setelah waxing umumnya ringan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. 

Faktanya, benjolan pasca-waxing dapat diobati dengan berbagai metode tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab yang mendasarinya. Misalnya, kasus folikulitis ringan dapat diobati dengan antibiotik topikal yang dijual bebas. 

Kasus yang lebih parah atau berulang mungkin memerlukan resep antibiotik atau obat antijamur, tergantung pada infeksinya. Dalam kasus di mana pendarahan terjadi setelah waxing, seharusnya hanya ada sedikit darah. Pastikan untuk menemui dokter jika terjadi perdarahan terus menerus.

Baca juga: Perbedaan antara Waxing dan Sugaring yang Harus Kamu Ketahui

Selain perawatan medis, beberapa tindakan perawatan diri dapat membantu mengelola gejala Anda. Misalnya, salah satu opsi adalah dengan mengompres hangat ke area yang terkena untuk membantu mengurangi peradangan dan mengurangi rasa tidak nyaman. Selain itu, mengenakan pakaian longgar dapat membantu mengurangi gesekan dan iritasi pada area yang terkena. 

Eksfoliasi secara teratur, tapi lembut juga dapat membantu mencegah benjolan pasca waxing dengan mengangkat sel kulit mati yang dapat menyumbat folikel rambut. Jika benjolan tetap ada atau menjadi lebih parah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut.

 

Sumber: healthdigest.com

Must Read

Related Articles