today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Sweet Tooth, Mitos atau Fakta?

Punya teman yang hobinya makan-makanan manis? Minimal sekali seminggu, dia pasti posting entah itu cupcake, chocolate mousse, atau jenis-jenis dessert lainnya. Nah, ada istilah yang terkenal nih dalam bahasa Inggris untuk mereka yang kayak teman kamu ini, suka dengan makanan manis. Istilah tersebut yakni sweet tooth. Apakah sweet tooth ini cuman sebutan aja atau ada fakta ilmiah di baliknya nih, Ladies?

Pertama, setiap manusia memang didesain untuk suka dengan gula. Hal ini logis karena kita membutuhkan gula untuk mendapat kalori yang berfungsi menghangatkan serta bahan bakar metabolisme tubuh.

Sweet Tooth, Mitos atau Fakta?
Foto: pexels.com

Menurut Gary Beauchamp, Presiden Monell Chemical Senses Center, setiap bayi baru lahir yang belum memiliki pengalaman apapun terhadap rasa, mempunyai kecenderungan besar untuk suka dengan makanan manis. 

Walaupun dari awal kita hidup preferensi untuk makanan manis sudah ada, namun seberapa kuat kesukaan kita pada makanan manis berbeda-beda di setiap orangnya. Berdasarkan penelitian John Hayes, Profesor dari Pennsylvania State University, kategori orang yang menyukai manis dapat dibagi menjadi 3 golongan. 

Sweet Tooth, Mitos atau Fakta?
Foto: pexels.com

Sekitar 30% suka akan manis dan mengatakan “semakin manis, semakin bagus”. Lalu 20% mengatakan rasa manis sedikit diatas rasa neutral sudah cukup manis, jika lebih manis lagi justru menjadi tidak enak. Sementara 50% lainnya mengikuti kurva berbentuk U, mengatakan semakin manis, semakin bagus. Namun ketika sampai ke titik kemanisan tertentu, rasa manis tersebut menjadi tidak enak dan kesukaan akan makanan tersebut berkurang drastis.

Baca juga: MAC Cosmetics Akan Meluncurkan Lipstik Beraroma Makanan Manis

Kalau dari uraian tadi, bisa disimpulkan bahwa 30% yang masuk dalam golongan pertama adalah mereka yang mempunyai “sweet tooth”. Buat kamu yang suka makan-makanan manis nggak kenal kadar, masuk dalam kategori ini nih, Ladies.

Sweet Tooth, Mitos atau Fakta?
Foto: pexels.com

Tetapi berdasarkan diskusi Beauchamp dan Hayes, banyak faktor lain yang mempengaruhi kesukaan rasa manis. Salah satu faktornya yakni sensitif akan rasa pahit. Jika sensitivitas rasa pahit kamu tinggi, kemungkinan besar kamu akan tidak suka manis. Umur juga bisa menjadi faktor dimana anak kecil lebih suka makanan manis daripada orang dewasa.

Lingkungan serta faktor budaya bisa jadi pengaruh besar lainnya yang mempengaruhi kesukaan akan rasa manis. Lalu bagaimana hubungan faktor genetis dengan preferensi manis?

Sampai sekarang belum ada penelitian yang cukup nih tentang hubungan gen dan preferensi manis. Jadi tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah, Ladies. Sweet tooth memang fenomena yang terjadi di dunia, namun bukan karena faktor genetis, tapi lebih pada gabungan berbagai faktor yang ada ya, Ladies. 

Nggak masalah untuk sesekali mengonsumsi sesuatu yang manis, tapiii… tetap perhatikan kadarnya dan pikirkan dampaknya untuk kesehatanmu ke depan ya, Ladies.

 

Sumber: Mic

Must Read

Related Articles