Tekanan dari ancaman Covid-19, rasa cemas yang berlebihan, sakit kepala, insomnia, banyak pikiran, dan lainnya yang memicu stres pada diri. Hal ini dapat memengaruhi siklus haidmu, loh! Hal ini bisa terlihat dari siklusmu tiba, apakah telat, terlewat, atau berantakan. Meski para ahli menyatakan bahwa hal ini hanya terjadi sementara tergantung pada stres yang kamu alami. Ada baiknya, kau tetap memeriksakan diri ke dokter ya, Ladies, terutama bila hal ini terjadi secara berlanjut.
Pasalnya, menurut OB-GYN di Boston Medical Center, Shruthi Mahalingaiah, siklus menstruasi merupakan indikator kesehatan seluruh tubuh, dengan kata lain, sebagai pengingat apa yang terjadi pada tubuh kita. “Siklus yang sehat berkaitan dengan fungsi otak, kelenjar pituitari, ovarium, kelenjar adrenal, dan tiroid,” tegasnya.
Menurut Millheiser, siklus haid yang normal pada setiap orang sangat beragam. Meski begitu, rata-rata terjadi antara 21-35 hari.
Ketidakteraturan siklus terjadi ketika panjang siklus lebih dari 35 hari, dan tidak dapat diprediksi dengan variabilitas dalam panjang siklus lebih dari 7 hari. Beberapa orang memang memiliki variabilitas dari bulan ke bulan. Normalnya, variabilitas yang terjadi masih dalam selang waktu 7 hari. Selain itu, haid yang lebih lama pun masih terhitung normal selama masih bisa diprediksi.
Siklusmu perlu dikhawatirkan ketika awalnya mengalami siklus haid yang normal dan terprediksi, tiba-tiba mengalami perubahan setiap enam minggu atau tiga bulan. “Ketika ada perubahan signifikan di luar kisaran normal, maka kamu perlu berbicara dengan dokter ahli,” ujar Millheiser.
Perubahan siklus ini, dapat diakibatkan berbagai faktor, termasuk diantaranya stres. Faktor yang satu ini tidak hanya dipicu dari stres psikis, loh, Ladies. Melainkan juga stres fisik, seperti penurunan berat badan atau peningkatan olahraga.
OB-GYN dari UCLA Health, Leena Nathan, mengatakan, perubahan siklus yang dipicu stres ini berkaitan dengan hormon. Stres menyebabkan kadar kortisol naik, yang menekan siklus hormonal yang bertanggung jawab atas ovulasi dan haid seseorang. Siklus tidak teratur akibat stres yang dapat membuat tubuh tidak haid, tidak membuat masa ini sebagai masa yang tepat untuk hamil. Tetapi, bukan juga merupakan tanda bahwa tubuh tidak menghasilkan sel telur atau tidak bisa hamil. Mahalingaiah menyatakan, masa ini masih memungkinkanmu untuk berovulasi. Hanya saja bukan waktu yang tepat dan para ahli tidak merekomendasikanmu untuk merencanakan kehamilan pada masa ini.
“Bila kamu mengalami ketidakaturan haid, peluang untuk hamil akan turun. Namun, saya tetap merekomendasikan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan,” ucap Nathan sambil mengingatkan bahwa masa ovulasi biasanya terjadi dua minggu sebelum haid.
Menurut Nathan, haid yang tertunda atau terlewat bisa jadi merupakan tanda sindrom ovarium polikistik (PCOS. Biasanya juga disertai gejala lain, seperti peningkatan pertumbuhan rambut. Selain itu, hadir juga kondisi kesehatan lain seperti gangguan tiroid atau endokrin juga dapat memengaruhi siklus haid.
Bila hal ini terjadi padamu, hal yang pertama perlu kamu lakukan ialah menghubungi ahli OB-GYN. Diskusikan gejalamu, lalu langkah selanjutnya kamu mungkin akan diminta untuk melakukan tes darah atau ultrasound yang dapat membantu mendiagnosis masalahmu. Setelah itu, para ahli akan membahas mengenai hasil dan pengobatan lebih lanjut.
Berdasarkan yang terjadi, biasanya dokter akan merekomendasikanmu untuk melakukan terapi hormonal untuk mengatur siklusmu. Menurut Nathan, saat seseorang mengantisipasi stres berkepanjangan, seperti di masa pandemi ini, mereka akan mempertimbangkan regulasi hormonal melalui pil KB, terutama ketika siklus tak beraturan menjadi cukup mengganggu.
“Terkadang, ketika orang tidak mengalami haid selama beberapa bulan, mereka akan mengalami haid yang sangat berat dan menyakitkan di kemudian hari, dan kami tidak ingin mereka mengalaminya,” jelasnya.
Di samping itu, pemeriksaan atas ketidakteraturan siklusmu perlu segera dilakukan, pasalnya hal ini dikhawatirkan dapat menjadi pertanda penyakit yang lebih berat. “Jika terjadi lebih dari setiap tiga bulan, meski dalam frekuensi teratur, ada kemungkinan terdapat penumpukan estrogen yang mengarah pada penebalan lapisan rahim yang berpotensi menyebabkan kanker di masa mendatang,” jelas Millheiser.
Baca juga: Penyebab Terlambat Datang Bulan Menurut Dokter Kandungan
Maka, setelah dokter mencurigai adanya siklus yang terlewat atau tertunda yang diakibatkan oleh stres, hal yang perlu kamu lakukan ialah fokus pada pengurangan kadar kortisol. Di samping melakukan pengobatan secara medis, Nathan merekomendasikanmu untuk tidur setidaknya enam hingga delapan jam setiap malam, makan makanan yang sehat, berolahraga, dan berlatih meditasi, atau yoga. Seluruh aktivitas ini dipercaya para ahli dapat menjadi cara untuk mengurangi stres dan mengembalikan tubuh ke siklus normalnya yang bisa diterapkan di rumah. So, buat kamu yang sedang mengalaminya, semoga langkah ini bermanfaat, semoga cepat sembuh Ladies!
Sumber: Allure