Saat membicarakan parfum, Chanel No. 5 sepertinya tidak akan pernah tidak terbesit di dalam pikiran. Parfum yang pertama kali diciptakan tahun 1921 oleh Coco Chanel ini dideskripsikan sebagai “a woman’s perfume with a woman’s scent” atau “parfum wanita dengan aroma wanita”. Untuk memiliki 1.7 ounces atau 50 ml parfum ini, Ladies harus merogoh kocek $105 atau sekitar Rp1,5 jutaan. Jika ingin sedikit lebih mengehemat, Ladies bisa membelinya dalam ukuran 6.8 ounces atau sekitar 200 ml dengan harga Rp3 jutaan. Lumayan jauh juga ya perbedaan harganya, Ladies.
Baca juga: Pahami Istilah di Dunia Parfum Ini, Yuk!
Ladies penasaran nggak sih, kenapa harga parfum Chanel No. 5 ini sedemikian mahalnya?
Ternyata, Ladies bukan sekadar membeli aroma parfum atau nama brand yang ditawarkan oleh Chanel, melainkan proses panjang pembuatan parfum ini. Menurut The New Yorker, setiap 1.01 ounces atau 29 ml parfum keluaran brand Prancis ini mengandung 1.000 bunga melati Pégomas dan 12 bunga mawar Pégomas.
Pégomas adalah sebuah daerah di Prancis, tempat Joseph Mul dan keluarganya mengembangbiakkan bunga-bunga khusus untuk brand Chanel. Tidak main-main, bisnis ini sudah dijalankan sejak tahun 1980-an loh. Bunga mawar yang dikembangbiakkan adalah tipe Rosa centifolia yang juga terkenal dengan kelopaknya yang seperti kubis serta aromanya yang bersih, manis, dan seperti madu.
Apabila dianalogikan sebagai alat musik, flute adalah alat musik yang sesuai dengan mawar ini. Aroma mawar yang tumbuh di Pégomas disebut-sebut berbeda dengan mawar yang tumbuh di tempat lain. Joseph Mul menyatakan dirinya bisa membedakan mawar mana yang tumbuh di Pégomas dan mana yang tidak.
Saat mawar ini mekar di musim semi, 70 pegawai akan memetiknya dengan tangan secara manual dan satu per satu setiap mawar yang tersebar di perkebunan seluas 20 hektar ini. Para pegawai harus bergerak cepat karena semua mawar harus bisa dipanen dalam waktu dua minggu saja. Untuk bulan Mei lalu, Joseph Mui berhasil memanen sekitar 37 ton bunga.
Setelah dipetik, bunga-bunga mawar selanjutnya segera dibawa ke pabrik pengekstraksi minyak. Jika terlalu lama dibiarkan, kelopak mawar dikhawatirkan akan membusuk dan tentu saja kualitas parfum pun menjadi rusak. Proses pengekstraksian ini akan mengubah bunga mawar dari warna pink menjadi cokelat dan akhrinya menjadi cairan yang siap menjadi parfum.
Baca juga: Ini Lho Cerita Sejarah di Balik 5 Produk Parfum dari Brand Ternama
Ini Lho Cerita Sejarah di Balik 5 Produk Parfum dari Brand Ternama
Wow, wajar saja ya parfum ini berharga tinggi karena melibatkan banyak bunga dan banyak tangan-tangan ahli yang harus memprosesnya dengan cepat dan tepat. Bisa dibilang, Ladies membeli sebuah karya seni, bukan sekadar parfum. 😉
Sumber: Southern Living, New Yorker, Foto cover: southernliving.com