Dalam satu cangkir susu murni yang mengandung 3,25% lemak susu (dan tambahan vitamin D di dalamnya) terkandung sekitar 8 gram protein. Namun, rupanya terdapat beberapa jenis makanan dan minuman yang memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada susu.
Makanan dan minuman apa sajakah itu? Simak informasinya di bawah ini, Ladies!
1. Gandum smoothie dengan rolled oat
Seperti yang dicatat oleh USDA, susu gandum tanpa pemanis memiliki protein yang jauh lebih sedikit dibandingkan susu biasa. Jadi, jika kamu ingin menambah protein pada smoothie susu gandum, cobalah mencampurkan rolled oad.
Menurut Food Network, oat gulung mendapatkan namanya karena bagian dari proses pembuatannya melibatkan perataan dengan roller. Oat ini juga cukup umum, jadi Anda tidak akan kesulitan menemukan dan membelinya secara online atau di supermarket terdekat, yang dijual sebagai “gandum gulung” atau “oat kuno”. Rolled oat kaya akan nutrisi, termasuk serat, zat besi, vitamin B (seperti niasin, riboflavin, dan tiamin), dan tentu saja, protein.
Berdasarkan USDA, 100 gram oat gulung dapat mengandung lebih dari 13 gram protein. Dengan kata lain, tidak perlu banyak oat untuk meningkatkan kandungan protein dari apa pun yang kamu tambahkan. Jangan ragu untuk menambahkan antara 50 hingga 100 gram gandum ke dalam smoothie milikmu; kamu bahkan mungkin ingin bereksperimen dengan jumlah yang lebih besar.
2. Susu kambing
Meskipun sapi biasanya diasosiasikan dengan susu, WebMD mencatat bahwa susu kambing dikonsumsi oleh hampir tiga perempat penduduk dunia. Menariknya, susu kambing tidak hanya lebih creamy dibandingkan susu sapi, tapi juga merupakan sumber protein yang baik.
Sebagaimana dicatat oleh USDA, susu kambing cair dengan tambahan vitamin D memiliki lebih banyak protein dibandingkan susu biasa. Menurut WebMD, ada wilayah di dunia yang mengandalkan susu kambing sebagai sumber protein utama. Selain itu, temuan menunjukkan bahwa tubuh kita mungkin lebih mudah memecah protein yang ditemukan dalam susu kambing, dibandingkan dengan jenis yang berasal dari sapi. Selain itu, terdapat bukti bahwa minum susu kambing dapat membantu pengelolaan kolesterol.
Terlepas dari potensi manfaatnya, susu kambing (jika dibandingkan dengan susu lainnya) memiliki jumlah gula, lemak, dan kalori yang lebih besar. Meskipun proteinnya lebih mudah dicerna daripada protein dalam susu sapi, susu ini juga mengandung laktosa, sehingga mungkin menjadi pilihan yang bermasalah bagi seseorang dengan intoleransi laktosa.
Pastikan Ladies hanya minum susu yang sudah dipasteurisasi atau dipanaskan untuk menghindari risiko penyakit.
3. Smoothie yoghurt Yunani
Seperti makanan lain dalam daftar ini, kandungan protein yoghurt Yunani bisa berbeda-beda tergantung merek. Namun, seperti yang dicatat oleh USDA, yogurt Yunani tanpa rasa yang terbuat dari susu murni memiliki kandungan protein yang jauh lebih tinggi dibandingkan susu biasa.
Kandungan protein ini menjadikan yoghurt Yunani sebagai tambahan yang bagus untuk rencana makan manajemen berat badan, karena dapat membuat Anda kenyang untuk jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, yoghurt Yunani mengandung mineral seperti potasium dan vitamin seperti B12, serta berfungsi sebagai sumber probiotik yang baik. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kandungan lemak yoghurt Yunani merek tertentu sebelum kamu memutuskan untuk membelinya.
Jika kamu ingin membuat minuman yang mengandung yoghurt Yunani, resep smoothie buah persik yang sehat ini menggunakan setengah cangkir. Kedengarannya mungkin tidak banyak, tapi seperti yang dinyatakan oleh USDA, bahkan kurang dari setengah cangkir yoghurt Yunani susu murni saja bisa mengandung lebih banyak protein daripada secangkir penuh susu murni. Selain itu, resep ini juga menggunakan susu almond, yang juga mengandung sedikit protein.
4. Susu domba
Jika dibandingkan dengan susu sapi, kambing, dan domba, maka susu domba akan memiliki lebih banyak protein. USDA juga mencatat bahwa secangkir susu domba dalam bentuk cair mengandung sekitar 14 gram protein.
Selain kandungan proteinnya, sebuah penelitian pada tahun 2019 yang dilakukan oleh para ahli di Liggins Institute di Universitas Auckland dan Crown Research Institute AgResearch menemukan bahwa orang yang kesulitan mencerna susu sapi mungkin akan lebih mudah mengonsumsi susu domba.
Penelitian ini melibatkan 30 wanita yang diberi susu sapi atau susu domba Selandia Baru. “Kami, untuk pertama kalinya, memastikan bahwa protein dalam susu domba lebih mudah dicerna dibandingkan susu sapi,” jelas rekan pemimpin studi Dr. Amber Milan. “Susu domba menghasilkan lebih banyak asam amino rantai cabang (BCAA) leusin, valin, dan isoleusin dibandingkan susu sapi.”
Namun, perlu diingat bahwa susu domba cair memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi dibandingkan susu sapi biasa.
Semoga informasi di atas dapat membantumu memenuhi asupan protein harianmu, Ladies!
Sumber: healthdigest.com