Istilah sindrom Paris memang masih terdengar asing untuk beberapa orang, kecuali wisatawan Jepang yang sebagian besar pernah mengalaminya. Jadi, kondisi ini membawa kamu ke kenyataan berbeda bagai bumi dan langit antara media sosial dengan keadaan langsung ketika berkunjung ke sana, mengapa bisa begitu?
Beberapa akun medsos sering menyorot kenyataan bahwa warga Paris sangat baik dan ramah, kotanya indah, dan sangat nyaman hidup di sana. Ibarat kata kota tersebut menjadi impian semua orang untuk tinggal dan menetap.
Tetapi, semua itu berubah saat kamu sudah sampai di sana. Kotanya sendiri baunya kurang enak bahkan beberapa tempat dikatakan berbau pesing, banyak pencopet, hingga pelayan restorannya cukup galak. Bertolak belakang sekali bukan, dengan apa yang ada di Jepang, bahkan Indonesia.
Fenomena sindrom Paris
Awalnya keadaan ini merupakan bentuk perasaan kecewa yang diluapkan oleh seorang wisatawan. Tetapi, seiring perkembangan ilmu pengetahuan akhirnya digunakan sebagai salah satu nama bagi penderita psikologis, mengapa bisa seperti itu?
Jadi, awal mula kemunculannya bersumber dari jurnal psikiatri yang diterbitkan oleh Nervure tahun 2014 lalu. Ada wisatawan Jepang harus dipulangkan ke negaranya akibat mengalami guncangan hebat dan shock berat.
Wisatawan tersebut mengigau sebagai Raja Matahari hingga titisan dari Louis XIV. Untuk menghindari keadaan ini, akhirnya kedutaan Jepang membuka layanan pengaduan selama 24 jam penuh.
Andai saja, ada wisatawan yang mengalami gejala shock berat, bisa mengadu secepatnya. Kondisi inilah yang membuat beberapa psikolog menggunakan istilah sindrom Paris yang menunjukkan keadaan seseorang ketika kecewa dengan lingkungan baru.
Perlu diketahui, tingkat kekecewaan seseorang memang berbeda. Faktornya cukup banyak, tetapi poin utamanya pasti mengenai dana. Biasanya sudah mengumpulkan sampai harus bekerja 24 jam penuh tetapi, hasilnya sangat mengecewakan.
Cara menghindarinya
Perlu diketahui bahwa, semua orang bisa terserang penyakit ini. Bahkan mereka yang terlihat mampu secara finansial, oleh karena itu kamu harus mampu menghindarinya, bagaimana caranya?
Poin utama adalah jangan terlalu overthinking maksimal, contohnya saat melihat sebuah view di suatu daerah. Dalam medsos terlihat bagus dan menawan, gambarnya bagus, bersih, buat foto-foto juga keren. Jangan pernah percaya akan semua itu begitu saja. Ingat! Apa yang ditampilkan di media sosial hanya kamuflase saja. Mereka juga manusia yang dituntut pekerjaan untuk menarik orang agar datang, maka dari itu harus benar-benar sempurna.
Bahkan, kalau perlu semua kawasan itu ditutup, dan sampah yang tersebar dari beberapa titik dibersihkan terlebih dulu. Mereka ingin saat ditayangkan terlihat sempurna tanpa cela sama sekali. Jadi, jangan terlalu overthinking.
Bukan hanya itu saja, begini beberapa cara agar kamu bisa mengatasi sindrom Paris ini. Walaupun terlihat biasa saja, namun kalau sudah terkena dan dibiarkan saja akan membahayakan diri sendiri serta orang lain.
Tidak ada yang sempurna
Walaupun sejak awal sudah membentengi diri, namun rasa kecewa masih tetap ada dalam diri. Maka dari itu, cara lain yang harus dilakukan adalah menghadap ke cermin dan katakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna.
Dengan begini, kamu sudah siap menerima segala sesuatunya. Kalau memang kenyataannya tidak sesuai dengan promosi di medsos, hati tidak akan terlalu kecewa karena, pertahanannya sudah dibentuk sejak awal.
Setiap lingkungan pasti punya masalah sosial yang harus dihadapi. Kemudian, ingatkan pada diri sendiri tentang kesalahan kamu yang seharusnya, ditelusuri lebih jauh terlebih dulu baru berangkat, tetapi ini langsung saja menetapkan tujuan.
Persiapkan diri untuk berbagai kejutan
Cara berikutnya dalam mengatasi sindrom Paris adalah mempersiapkan diri untuk berbagai kejutan yang ada. Artinya, sebelum berangkat atau bahkan memutuskan untuk pergi ke sana kamu harus sudah mempersiapkan diri.
Pasti akan ada kejutan besar di sana, entah itu baik atau buruk semuanya wajib dipersiapkan sejak awal. Kalau perlu kamu lihat keadaan lokasi tersebut kalau buruk bagaimana, bagus seperti apa.
Dapat juga bertanya kepada orang lain yang pernah mempunyai pengalaman. Dengan begini, kemungkinan mengalami sindrom Paris bisa terhindar sejak dini. Perlu diingat, penyakit ini terjadi akibat kamu terlalu overthinking dan sudah mencapai taraf tinggi, jadi usahakan tidak melakukannya ya!