OUR NETWORK

Ladies, Mari Persiapkan Diri Menghadapi Menopause dari Sekarang

Di era modern ini, wanita memiliki lebih banyak pilihan. Misalnya, mereka bisa memilih untuk menjadi wanita karier atau bekerja sekaligus menjadi ibu rumah tangga. Namun, ada satu hal mutlak yang akan dialami oleh setiap wanita, yaitu menopause. Menopause, sebuah fase alami dalam perjalanan kehidupan seorang wanita, seringkali dibungkus oleh stigma dan kurangnya pemahaman yang mendalam. Lantas, apa yang perlu dilakukan dalam menghadapi menopause?

Sisi medis dan psikologis dari menopause dibahas dalam seminar High Tea Talks! oleh Eugenia Communications. Bertajuk “Menopause Bukan Akhir Hidup Perempuan”, seminar ini mengajak Ladies untuk dapat mengelola stres sebelum dan sesudah mengalami menopause. Dengan narasumber dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG dan Dr.dr. Natalia Widiasih Raharjanti, Sp.KJ(K), Mpd.Ked, perbincangan berlangsung dengan seru.

Ladies, Mari Persiapkan Diri Menghadapi Menopause dari Sekarang
Foto: MeraMuda

Gejala Menopause

Kesehatan wanita memerhatikan banyak aspek; mulai dari aspek biologis, kondisi fisik, mental, nutrisi, dan workload. Mengutip dari pemaparan dr. Yeni, kesehatan wanita juga dipengaruhi oleh kondisi sosial dan ekonomi. Kesehatan reproduksi dan seksual adalah sepertiga seluruh isu kesehatan wanita di usia 15-44 tahun. Selain itu, wanita memang tidak dapat dipisahkan dari gejolak hormon. Mulai dari usia remaja, dewasa muda, dewasa lanjut, masa kehamilan, dan menopause.

Ladies, Mari Persiapkan Diri Menghadapi Menopause dari Sekarang
Foto: MeraMuda

Menopause ditandai dengan berhentinya menstruasi selama 12 bulan selama berturut-turut dan seterusnya. Menopause sendiri terbagi menjadi tiga fase; perimenopause, menopause, dan postmenopause. Di masa perimenopause, seorang wanita bisa berhenti menstruasi selama beberapa bulan, kemudian kembali menstruasi di bulan berikutnya. Jarak antara perimenopause hingga menopause pun dapat berlangsung antara tiga hingga lima tahun.

Dengan berkurangnya hormon estrogen dan progesteron saat menopause, beberapa gejala menopause yang sering dialami antara lain:

  • Obesitas (lingkar perut lebih dari 80 cm)
  • Siklus menstruasi yang tidak seperti biasa
  • Vagina kering (menyebabkan nyeri saat berhubungan seks)
  • Semuran panas (hot flashes)
  • Demam
  • Keringat pada malam hari
  • Gangguan tidur
  • Perubahan metabolisme
  • Rambut rontok
  • Payudara mengendur
  • Tekanan darah meningkat
  • Kolesterol dan gula darah meningkat

Menopause rata-rata mulai di usia 51 tahun. Namun, bisa juga dimulai dari awal 40-an (early menopause) atau justru di akhir 60-an (late menopause). Faktor genetik juga berperan dalam menentukan gejala dan kapan menopause akan dimulai. Menopause adalah sebuah keniscayaan, sehingga yang dapat kita lakukan adalah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapinya. Apalagi, di masa menopause terdapat beberapa penyakit yang risikonya semakin meningkat seperti osteoporosis, obesitas, infeksi saluran kemih (ISK), dan inkontinensia urin.

Untuk meminimalisir gejala menopause dan risiko kesehatannya, kita dihimbau untuk dapat menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga asupan nutrisi, istirahat cukup, berolahraga rutin, dan menghindari rokok dan alkohol. Persiapan ini sudah dapat kita mulai sejak usia 35 tahun. Dokter Yeni pun memberi tips untuk memulai weight training untuk menjaga kepadatan tulang.

Saat ini terdapat juga berbagai pilihan dan terapi untuk berbagai gejala menopause. Namun, dr. Yeni menekankan untuk tidak menggunakan terapi hormon tanpa melakukan skrining dan konsultasi dengan ahlinya.

Efek Psikologis

Selain efek yang dirasakan secara fisik, dr. Natalia menjelaskan pengaruh menopause ke mood dan kemampuan kognitif. Menjelang menopause, perubahan yang dialami mungkin berpengaruh ke kehidupan sehari-hari. Perubahan pada tubuh dapat memicu kecemasan dan insecurity. Sedangkan perubahan mood dapat berpengaruh ke dalam hubungan sosial dengan keluarga dan kerabat.

Ladies, Mari Persiapkan Diri Menghadapi Menopause dari Sekarang
Foto: MeraMuda

Penurunan hormon estrogen dan progesteron saat menopause berpengaruh pada regulasi neurotransmitter dan menurunnya kemampuan hipokampus dalam mengatur emosi. Penurunan performa ingatan, brain fog, dan penurunan komunikasi verbal pun lumrah dialami di masa menopause. Terbayang kan, betapa runyamnya ketika kita jadi super moody, tapi tidak bisa mengutarakan apa yang kita inginkan dengan baik?

Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat untuk dapat melewati menopause dengan mulus. Agar transisi berjalan dengan baik, suami, anak, dan orang-orang terdekat perlu memahami tahapan yang akan dilalui oleh seorang wanita menjelang menopause.

Ladies, Mari Persiapkan Diri Menghadapi Menopause dari Sekarang
Foto: Eugenia Communications

Ladies, Mari Persiapkan Diri Menghadapi Menopause dari Sekarang
Foto: MeraMuda

Lebih dari itu, dr. Natalia juga menekankan agar kita fokus pada hal-hal yang dapat kita modifikasi, misalnya menjaga pola hidup, mencari dukungan sosial, dan menjaga persepsi serta sikap kita terhadap menopause. Kita juga dapat melatih mindfullness agar semakin lebih mengenal diri kita sendiri. Misalnya dengan menuliskan perasaan dan pikiran kita dalam sebuah jurnal.

Dengan berlatih mengelola stres dan mindfulness, kita dapat lebih fokus ke diri kita sendiri dan bagaimana kita menghadapi menopause. Ingat, Ladies, menerapkan self-love bukanlah sesuatu yang egois. Karena jika tidak bisa menyayangi diri kita sendiri dengan baik, bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik untuk orang tersayang?

Must Read

Related Articles