OUR NETWORK

Kenali Prostatmu dan Pentingnya Deteksi Dini untuk Penanganan Kanker Prostat

Jika wanita dihimbau untuk selalu mewaspadai kanker payudara dan serviks, para pria dewasa dan masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kepedulian terhadap kanker prostat. Menurut World Cancer Research Funda pada 2018, kanker prostat adalah kanker kedua terbanyak yang terjadi pada pria. Bulan September diperingati sebagai Prostate Cancer Awareness Month. Dan untuk memperingati sekaligus mengedukasi masyarakat, panitia Prostate Cancer Awareness Month dari FKUI-RSCM-RSUI serta didukung PT Astellas menginisiasi gerakan kenali prostatmu. #kenaliprostatmu

Dengan gerakan ini, masyarakat diberi edukasi mengenai pentingnya deteksi dini serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan harapan hidup pasien kanker prostat. Yang tidak kalah penting adalah mengedukasi masyarakat awam agar semakin banyak masyarakat terutama pria yang semakin paham dan mau memeriksakan kesehatan prostatnya.

Secara global, sebanyak 99% pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, memiliki angka harapan hidup hingga 5 tahun serta kualitas hidup yang cukup baik. Sedangkan di Indonesia, kanker prostat menempati urutan ke-5 jenis kanker yang paling banyak diderita oleh pria, menurut data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) tahun 2020. Namun, para penderita kanker prostat datang dalam kondisi stadium lanjut.

Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U (K), Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM menyayangkan sebagian besar pasien yang didiagnosis ketika sudah pada stadium lanjut.

Hal ini disampaikannya dalam sambutan virtual media briefing pada Seni (6/9) pagi. Menurut beliau, hal ini disebabkan deteksi dini kasus kanker prostat yang belum optimal di Indonesia. Padahal langkah tersebut sangat penting untuk memulai tatalaksana. “Pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, ternyata memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90 persen. Angka ini akan menurun sampai menjadi 50% apabila ditemukan pada stadium lanjut. Di Indonesia saat ini terdapat cukup banyak angka kejadian kasus kanker prostat baru yang ditemukan dalam stadium lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya program deteksi dini yang lebih baik dan efisien. Tercatat, menurut beberapa publikasi terakhir menunjukkan kebanyakan pasien datang pada saat stadium 4. Kebanyakan dari mereka datang/terdiagnosa pada usia 60-79 tahun.” Ia juga menambahkan bahwa gerakan kenali prostatmu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap penyakit ini sekaligus segera melakukan deteksi dini.

Sementara itu Ketua Prostate Cancer Awareness Month, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp.U (K) Ph.D., mengatakan, “Kanker prostat dapat terjadi pada seseorang karena faktor usia, ras, riwayat keluarga, perubahan gen, sindrom metabolik seperti diabetes, kolesterol, dan juga obesitas.”

Dan jangan lupa juga Ladies, gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, pola diet yang tidak baik serta kurangnya berolahraga dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat pada pria. Karena posisi organ prostat yang membuatnya tidak memungkinkan untuk diperiksa tanpa bantuan medis, seringkali pasien kanker prostat stadium awal tidak menyadari gejalanya. Gejala terkadang baru terasa saat sel kanker sudah menyebar ke organ lain.

Gejala kanker prostat yang dikeluhkan pada umumnya antara lain:

  • Adanya darah pada urin atau air mani
  • Disfungsi ereksi
  • Sakit pada pinggang, punggung, dan tulang iga
  • Kelemahan pada tungkai/kaki
  • Ketidakmampuan mengontrol kandung kemih

Kanker prostat juga dapat menyebar ke organ-organ terdekatnya seperti kandung kemih, tulang, atau organ lain. Bahkan, kanker prostat yang menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri dan patah tulang.

Masih menurut dr. Agus Rizal, deteksi dini pada kanker prostat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya yaitu anamnesa dengan melihat riwayat medis dari pasien dan juga keluarganya dan pemeriksaan fisik seperti Digital Rectal Exam (DRE). Dapat pula dilakukan melalui pemeriksaan lab dengan pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA).

Penanganannya sendiri kembali bergantung pada pada stadium apa kanker ini terdiagnosa.

Pada stadium rendah, dapat dilakukan pemantauan ketat, operasi, dan radioterapi. Untuk stadium lanjut yang terlokalisir akan dilakukan radioterapi. Sedangkan untuk kasus kanker prostat yang sudah menyebar dilakukan terapi hormonal dan kemoterapi.

“Agar menurunkan risikonya, masyarakat dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan seperti dengan melakukan diet sehat tinggi buah dan sayuran, memilih makanan sehat dibandingkan supplemen, melakukan olahraga secukupnya, menjaga berat badan, dan dengan melakukan konsultasi dengan dokter.”

Yep, kembali lagi ke pola hidup sehat dan pentingnya deteksi dini. Jadi, jangan takut kalau memang menemukan sesuatu yang tidak normal. Segera konsultasi ke dokter ya. Yuk, share ke para lelaki dewasa di sekitar kamu, Ladies!

Must Read

Related Articles