Baru-baru ini para ilmuwan telah menemukan gejala baru dari varian Omicron yang dapat muncul pada kulit. Hal ini terungkap dari kecurigaan atas keluhan yang disampaikan ratusan ribu orang melalui aplikasi ZOE COVID Study terkait kemunculan ruam kulit sebagai bagian dari gejala yang mereka alami. Berangkat dari hal tersebut, ruam kulit kini telah diberi label sebagai ‘kunci’ saat merasa memiliki varian Omicron.
Adapun ruam kulit yang berpotensi terjadi terbagi menjadi dua tipe berbeda. Pertama, ruam yang muncul terlihat seperti benjolan menonjol dan terasa sangat gatal. Diperkirakan dimulai dari telapak tangan atau telapak kaki. Kedua, ruam jenis biang keringat. Muncul di seluruh tubuh, tetapi lebih sering di siku, lutut, dan punggung tangan serta kaki.
Selain itu, ada lima gejala teratas dari varian tersebut yang tercatat dalam aplikasi ZOE Symptom COVID Study. Di antaranya, pilek, sakit kepala, kelelahan (ringan atau berat), bersin, dan sakit tenggorokan. Gejala bentuk awal virus COVID-19 juga tidak dikecualikan, seperti batuk, demam, dan kehilangan penciuman atau perasa.
Gejala baru pada kulit ini ditegaskan sosok di balik ZOE Study, Profesor Tim Spector, perlu diwaspadai.
Pasalnya, angka-angka virus corona baru dianggap memiliki cukup mengkhawatirkan. “Jumlah kasus bergejala baru telah meledak selama seminggu terakhir, ini merupakan lompatan terbesar dalam kasus yang penah saya lihat sejak kami memulai ZOE COVID Study,” ungkapnya.
Baca juga: Supaya Tetap Fit dan Bugar, Lakukan Hal Ini Sebelum Vaksinasi COVID-19
Di samping angka yang besar, kabar baiknya, berdasarkan laporan sekitar 2.500 kasus di aplikasi ZOE, menunjukkan, Omicron lebih ringan dibandingkan Delta. Meski begitu, masyarakat diminta tidak lengah, karena varian ini sangat menular dan berpotensi menginfeksi lebih banyak orang daripada varian lainnya.
“Untuk membantu memperlambat penyebaran, saran saya tetaplah menghindari berkumpul di dalam ruangan. Jika kamu bertemu dengan orang-orang, periksa semua orang bebas dari gejala flu, begitu pula diri sendiri dan lakukan vaksinasi lengkap,” sarannya.
Ia juga menegaskan bahwa pesan ini perlu segera disebarkan serta dipahami oleh masyarakat dunia untuk menyelamatkan nyawa semua orang. Pasalnya, dari data yang tersedia, setengah dari orang dengan gejala-gejala seperti flu saat ini, memiliki COVID.
Sumber: Daily Post