OUR NETWORK

Fakta di Balik Mitos Rambut Rontok Menurut Dermatologis

Apakah kamu mengalami kerontokan rambut, Ladies? Jika iya, yakinlah, kamu tidak sendiri. Kerontokan adalah masalah rambut terbesar yang dimiliki hampir semua orang. Sekurang-kurangnya sekitar 30 juta wanita dan 50 juta pria menderita kerontokan, sementara sisanya hanya bisa berharap agar tidak mengalaminya. Meskipun kerontokan adalah masalah yang common alias dimiliki banyak orang, bukan berarti kamu harus tenang-tenang saja, Ladies. Kamu bisa mengatasi kerontokan rambut dengan menggunakan produk rambut yang tepat dan juga menangkal mitos-mitos mengenai kerontokan. 

Yup, kerontokan pun tidak terlepas dari mitos loh Ladies. Setidaknya ada tiga mitos kerontokan yang diyakini secara luas oleh masyarakat. Apa saja? Simak ulasannya di bawah ini.

Mitos 1 : Kerontokan adalah genetik

Faktanya, kerontokan tidak selalu genetik. 

Menurut Amy McMichael, profesor dari Departemen Dermatologi di Wake Forest Baptist Medical Centre, kerontokan sesungguhnya adalah blanket term untuk berbagai kondisi pemicu kerontokan, seperti alopecia yang salah satu bentuknya adalah FFA (frontal fibrosing alopecia) dan CCCA (centrifugal cicatricial alopecia) yang memang memiliki komponen genetik.

“Setiap penyakit atau kondisi memiliki mekanisme pemicu kerontokan juga genetik yang berbeda,” tambahnya. Kondisi lain, seperti traction alopecia, tidak terkait dengan genetik. Traction alopecia adalah kondisi ketika rambut mulai menipis sebagai hasil ketegangan jangka panjang pada folikel rambut yang biasanya disebabkan oleh kebiasaan dan metode gaya rambut. Selain itu ada pula kondisi telogen, yaitu kerontokan sementara yang biasanya dipicu oleh stress.

Mitos 2 : Hanya pria yang menderita kerontokan

Tidak dapat dimungkiri bahwa kita lebih sering melihat pria dengan kondisi kebotakan daripada wanita dengan kondisi serupa. Namun bukan berarti kebotakan di usia senja hanya akan dialami oleh pria. Faktanya, kerontokan bisa dialami oleh siapa saja tanpa membedakan jenis kelamin. 

Menurut dokter McMichael, “Ada bentuk kerontokan rambut yang lebih sering terjadi pada wanita, termasuk FFA dan CCCA. Namun alopecia androgenetik tampak lebih umum dan lebih parah pada pria. Sementara alopecia areata tampak lazim dimiliki oleh baik pria maupun wanita.”

Mitos 3 : Rambut rontok dapat diatasi dengan produk topikal dan krim

Hingga saat ini, tidak ada cara nyata untuk meregenerasi rambut rusak secara cepat kilat. Efek atau khasiat produk yang berada di pasaran pun sesungguhnya sangat bergantung pada jenis kerontokan rambut yang dialami. Seringkali, keputusasaan untuk menyembuhkan kerontokan seringkali dimanfaatkan oleh perusahaan yang kerap memberi janji palsu.

“Cari paling aman untuk mendapatkan perawatan rambut terjamin adalah dengan berkonsultasi pada dokter kulit bersertifikat, yang dapat menilai jenis kerontokan dan akhirnya memberikan perawatan yang paling tepat. Memang obat topikal bebas, seperti minoxidil topikal atau Rogaine, yang dapat berkhasiat untuk mengobati kerontokan. Akan tetapi dosis dan waktu pengobatan akan bervariasi tergantung kondisi pasien.” Papar dokter McMichael.

Baca juga: 7 Penyebab Rambut Rontok Wajib Ladies Waspadai Sejak Dini

Ada pula perawatan injeksi plasma yang kaya akan trombosit atau PRP. Perawatan ini membutuhkan darah si pasien yang akan disentrifugasi, serta top layer dan platelet akan disuntikkan ke area kulit kepala yang rusak. 

Satu hal yang perlu diperhatikan di sini adalah kerontokan rambut bukanlah masalah yang dapat dipukul rata. Jadi apabila Ladies mengalami kerontokan dan sangat ingin menyembuhkannya, maka temuilah dermatologis atau trichologist, atau bahkan penata rambutmu, untuk mengetahui langkah apa yang seharusnya diambil.

 

 

Sumber: Pop Sugar

Must Read

Related Articles