Free Porn
xbporn

https://www.bangspankxxx.com
OUR NETWORK

Dimethicone, Baik atau Buruk Untuk Kulit?

Ladies, apa kamu pernah mendengar salah satu bahan kosmetik yang disebut dimethicone? Jika kamu mencari info mengenai bahan ini di internet, kebanyakan artikel akan mengarahkanmu untuk mempercayai bahwa produk dengan bahan dimethicone ini akan merusak kulitmu. Bahkan, bahan ini termasuk ke dalam daftar yang perlu diawasi, sebagaimana seorang kriminal.

Intinya, dimethicone tidak memiliki reputasi yang baik. Akan tetapi, berbagai perusahaan kosmetik tetap menggunakannya di dalam beberapa produk mereka.

Kamu akan menemukan bahan ini di primer, dan produk-produk yang di desain untuk membuat kulit terasa lembab, seperti pelembab. Jika dimethicone merupakan bahan yang buruk sebagaimana dikatakan beberapa artikel di internet, maka, mengapa perusahaan kosmetik masih menggunakannya?

Baca juga: Bahan-Bahan Alami untuk Perangi Kulit Lutut dan Siku yang Menghitam

Penting tentunya untuk mengetahui keamanan dari bahan-bahan yang terdapat pada produk yang akan kita gunakan, bukan? Untuk itu, berikut ini terdapat informasi langsung dari dermatolog yang dilansir dari HelloGiggles yang dapat menambah pengetahuanmu mengenai aman tidaknya dimethicone. Yuk, kita simak!

Dermatolog asal New York, Gary Goldenberg, mengatakan, dimethicone merupakan produk yang berbasis silicon. Umumnya, bahan ini digunakan sebagai agen pelembap. “Dengan memanfaatkan fungsinya, produk yang mengandung dimethicone dapat memberikan kelembapan pada kulit dan mengisi kerutan serta garis halus untuk memberikan penampilan yang merata dan halus pada wajah,” jelasnya.

Dimethicone, Baik atau Buruk Untuk Kulit?
Foto: beautynesia.id

Inilah mengapa, dimethicone seringkali terkandung di dalam produk primer. Kelembutan yang terasa saat kamu menyentuh wajahmu itu merupakan saat di mana dimethicone dalam produk tersebut tengah bekerja. Selain makeup, dimetichone juga digunakan dalam produk perawatan kulit karena dapat melembapkan kulit tanpa terasa berat, dan sering menjadi pengganti bahan berbasis petrolatum.

Namun, karena kelebihannya ini dimethicone juga dapat membentuk sebuah penghalang oklusif pada kulit. Inilah yang kemudian menjadi kontradiktif.

Di samping sisi positifnya sebagai pelembap yang dapat mengobati kulit kering, beberapa penelitian juga membuktikan bahwa dimethicone dapat menjadi penghalang kulit yang efektif terhadap iritasi, sehingga mencegah kulit dari kondisi berkembang seperti dermatitis dan eksim. Sifat oklusif ini yang sering kali menjadi alasan dimethicone dipandang negatif, khususnya sebagai bahan yang dapat memperburuk jerawat. Dengan membentuk penghalang di atas kulit, dimethicone dianggap akan memerangkap tidak hanya uap air, tetapi juga bakteri, minyak, sebum, dan kotoran lainnya di wajah.

Meskipun begitu, Direktur Kosmetik & Penelitian Klinis Dermatologi di Rumah Sakit Mount Sinai di New York, Joshua Zeichner, berpendapat bahwa kebanyakan dermatolog justru banyak menyarankan dimethicone untuk pasien yang berjerawat. “Ini sangat berguna dalam merawat kulit berminyak dan berjerawat karena tidak menghalangi pori-pori atau membuat kulit terasa berminyak,” ucapnya.

Di sisi lain, meski sependapat, Goldenberg juga mengingatkan bahwa selain merupakan bahan yang aman, dimethicone juga tidak bisa dipungkiri berpotensi menyebabkan iritasi pada kulit. “Dalam beberapa kasus, dapat memperburuk jerawat dengan menutupi pori-pori. Ia juga dapat menyebabkan iritasi kulit dan dermatitis kontak alergi, seperti ruam merah, gatal, dan bersisik,” ungkapnya.

Namun, risiko ini diakui para dermatolog hanya dialami beberapa jenis kulit yang memang tidak cocok dengan bahan dimethicone. Hingga saat ini, para dermatolog memandang bahwa dimethicone aman digunakan dan bermanfaat bagi penderita jerawat.

Zeichner beranggapan bahwa tuduhan negatif terhadap dimethicone sangat berlebihan, khususnya ketika produk berbahan alami bermunculan. Menurutnya, produk berbagan ‘alami’ belum tentu merupakan bahan yang lebih aman dibandingkan dengan bahan-bahan sintetis. “Banyak bahan ‘alami’ yang berpotensi menyebabkan alergi dan iritasi kulit, dan bisa sangat berbahaya bagi kesehatan kulit. Salah satu contohnya ialah poison ivy, itu kan alami,” jelasnya.

Dari ulasan di atas, sudah diketahui bukan bagaimana manfaat dan potensi buruk dari dimethicone. Baik dan buruk dimethicone tergantung pada bagaimana kecocokkannya dengan kulitmu. Jika kamu masih mencurigai bahwa dimethicone dapat merusak kulitmu, mulailah untuk mengeliminasi produk-produk dengan bahan itu dari rutinitasmu. Kamu pun bisa beralih ke produk yang lebih alami. Di sisi lain, jika kamu mempercayai manfaatnya sebagai pelembap yang dapat menghaluskan kulit, maka, jangan repot-repot untuk membuang primer mahalmu itu, ya Ladies.

Sumber: Hellogiggles , Foto Cover: mommyasia.id

Must Read

Related Articles