Tidak hanya mengganggu secara fisik, kehadiran jerawat juga bisa berpengaruh, loh, pada penderitanya. Mulai dari turunnya rasa percaya diri sampai putus asa karena tidak kunjung berhasil memberantas jerawat tersebut. Meski berada di luar, pengobatan jerawat tidak hanya bisa dilakukan dari luar, loh, tapi bisa juga diberantas dari dalam. Akan tetapi, banyak diantaranya yang telah menyebar di tengah masyarakat hanya bertahan dalam jangka waktu pendek. Alhasil, jerawat muncul kembali. Namun, tidak dengan metode naturopathic skin care.
Pendiri Naturopathic Beauty, Stacey Shillington, menyatakan dirinya telah menemukan pengobatan jerawat yang dapat bertahan lama melalui naturopathic medicine. “Dalam naturopathic, jerawat dipandang sebagai gejala, bukan diagnosis. Kemunculan jerawat menunjukkan adanya sesuatu yang terjadi di dalam tubuh yang perlu ditangani,” jelasnya.
Ia menambahkan, alih-alih terlalu fokus pada perawatan dari luar, naturopathic skin care mengajak kamu untuk mengurangi dan mengobati faktor penyebab jerawat dari dalam, khususnya akarnya. “Jerawat adalah kondisi medis kompleks yang berakar pada peradangan. Ketika akar penyebab peradangan ditangani, jerawat akan menghilang karena ini adalah respon yang muncul dari peradangan,” jelas Shillington.
Naturopaths menilai fungsi holistik dari sistem tubuh saling terkait. Pola diet, gaya hidup (termasuk kualitas tidur dan pengelolaan stres), konsumsi suplemen, herbal, dan intervensi obat dianggap saling terkait dan masuk dalam rencana perawatan naturopaths. Perawatan pada beberapa elemen ini dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan dan mencapai kesehatan tubuh secara optimal.
Adapun, titik awal perawatan yang penting diperhatikan ialah kesehatan usus. Hal ini dikarenakan, jerawat berkaitan dengan peradangan pada kulit, dan pengelolaan peradangan kronis, kembali pada usus. Usus dan kulit merupakan dua lokasi yang memproduksi mikrobioma, bakteri baik. Mikrobiota usus berkaitan langsung dengan segala hal, mulai dari neurokimia hingga fungsi kekebalan tubuh seseorang. Sehingga penting untuk menjaga kesehatan usus, dan hal ini bisa tercermin pada kulitnya. Selain itu, seperti telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa potensi penyebab yang perlu diperhatikan untuk mencegah jerawat dalam perawatan naturopaths, intip, yuk!
Baca juga: Membedakan Jerawat Akibat Stres dengan Breakout Lain
Diet
Mengingat kesehatan usus menjadi hal penting dalam perawatan naturopaths, maka, asupan makanan dalam tubuh perlu diperhatikan. Shillington menyatakan, makanan tertentu dapat memperburuk peradangan pada tubuh, termasuk jerawat. Diantaranya, gula, produk susu, dan gluten. “Bagi mereka yang menderita psoriasis atau eksim, telur juga bisa menjadi masalah,” ucapnya.
Nutritionist dan dietician, Maya Feller, menambahkan, makanan olahan yang mengandung karbohidrat olahan, gula tambahan, garam tambahan, dan lemak tambahan dapat mengganggu homeostasis tubuh. Dalam hal ini, asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan disregulasi insulin. Hal ini akan mengganggu produksi mikrobioma pada usus–yang berkaitan dengan mikrobioma pada kulit. Kondisi ini juga menyebabkan ketidakseimbangan yang membuat tubuh lebih rentan mengalami peradangan hingga timbul jerawat.
Produk susu sapi juga dapat meningkatkan kadar insulin-like growth factor 1 (IGF-1) dan hormone androgenik yang menimbulkan jerawat. Begitu pula gluten, dikaitkan dengan ‘leaky gut syndrome’ dapat menyebabkan peradangan di dalam tubuh. “Setiap orang memiliki pola diet yang berbeda, namun, kebanyakan orang yang rentan terhadap peradangan cenderung tidak dapat menolelir gluten,” ungkap Shillington.
Regulasi insulin dan gula darah
Penyebab lainnya ialah regulasi insulin dan gula darah. Kadar insulin yang terlalu tinggi akan membuat tubuh menjadi tidak peka atau resisten terhadapnya. Pada titik ini, makanan dan karbohidrat tetap akan dicerna, namun insulin tidak akan meresponnya. Masalah insulin ini, kemudian menurut Shillington, saling berkaitan melalui IGF-1 atau insulin-like growth factor yang meningkat ketika kadar insulin terlalu tinggi. IGF-1 memiliki korelasi dengan membuat jerawat yang parah pada kulit, dan secara langsung mempengaruhi produksi androgen. Androgen, merupakan kelas hormon pro-inflamasi yang mencakup testosterone, meningkatkan produksi minyak dan memperparah jerawat.
Berkaitan dengan kulit, para penderita jerawat hormonal memiliki kepekaan terhadap androgen. Tubuh perlu mengurangi lonjakan gula darah yang dapat memperparah jerawat. Namun, gula darah tinggi dan insulin mendorong tubuh untuk memproduksi androgen seperti testosterone yang kemudian menyebabkan serta memperparah jerawat. So, penting untuk menekankan peran serat dalam menstabilkan gula darah.
Detoksifikasi
Kemunculan jerawat disebut Shillington sebagai wujud dari “detoksifikasi yang buruk”. Biasanya ini dihasilkan dari sistem hati dan limfatik. Sistem ini membantu membersihkan tubuh dari racun seperti heavy metal serta hormon berlebih. Getah bening yang lamban, penumpukkan racun, hingga ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan jerawat muncul di kulit.
Untuk mengatasinya, kamu bisa berolahraga, pijat drainase limfatik, hingga mengonsumsi suplemen liver-supportive, seperti Glutathione atau N-Acetyl Cysteine. Diindolylmethane (DIM) juga suplemen alternatif yang cukup digemari hingga Spironolactone yang berasal dari sayuran silangan dapat membantu kerja metabolisme mengatasi kelebihan hormon.
Kesehatan usus yang rendah
Menurut Shillington, kesehatan kulit dan usus sangat berkaitan. Mikrobioma bakteri baik di dalam tubuh berada di dua bagian tubuh ini. Ketika kesehatan usus menurun, tubuh dapat mengalami disbiosis atau ketidakseimbangan mikroba pathogen dan mikroba baik dalam mikrobioma. Kondisi ini dapat menjadi semakin parah oleh asupan makanan tertentu, terutama gula. Alhasil tubuh bisa mengalami gut-brain-skin axis. Di mana, oleh para peneliti dilihat sebagai kemunculan jerawat berbasis mikrobioma.
Pada beberapa penderita leaky gut syndrome ini, gluten dapat memperburuk kondisinya. Peradangan kronis pada usus dapat merusak lapisan sel epitelnya (yakni enterosit), membahayakan integritasnya dan menyebabkan permeabilitas usus. Saat kerusakan terjadi, partikel makanan, protein, dan lainnya dapat bocor ke dalam tubuh dan menyebabkan peradangan.
Untuk menyehatkan kembali usus, serat menjadi salah satu hal yang Feller tekankan. Nutrisi yang dapat ditemukan pada buah beri dan kacang-kacangan ini dapat menstabilkan gula darah. Ia juga dikenal sebagai sumber prebiotik yang meningkatkan keragaman probiotik yang ditemukan di usus. “Ketika kita mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan lebih sedikit aditif, kita dapat memperoleh keragaman bakteri baik di usus, sementara makanan dengan kandungan tinggi gula, garam, dan lemak tambahan, dapat mengurangi keragaman tersebut,” jelas Feller.
Pengelolaan stres yang buruk
Tidak dapat dipungkiri manajemen stres dapat menjadi pemicu kemunculan jerawat pada kulitmu. Menurut Shillington, saat mengalami stres, ada tiga jalur biokimia berbeda pada tubuh yang kemudian berkontribusi pada pembentuk jerawat. “Stres meningkatkan kadar kortisol, substansi P, dan prolactin. Semua jalur ini secara langsung mengarah pada peningkatan androgen dan jerawat pada individu yang rentan,” paparnya.
Ketika stres parah, tubuh tidak dapat menyeimbangkan kadar gula darah dengan benar, serta tidak mampu mengatur prosesnya. Bila ini terjadi, Shillington menyarankanmu untuk menurunkan gula darah secara manual dengan cara menenangkan tubuh. Memanjakan diri dan perawatan diri untuk mengurangi stres perlu dilakukan, seperti meditasi, akupuntur, pernapasan, yoga, olahraga, tidur nyenyak, dan lainnya.
Hingga saat ini metode perawatan naturophats masih tampak kontroversial bagi sebagian orang. Oleh karena itu, penting untuk memahami kuncinya bahwa seluruh fungsi tubuh berjalan sinergi dan saling terkait. Metode ini terbilang tepat bagi penderita jerawat kronis yang kesulitan sembuh dan bekerja sangat baik ketika dilakukan bersamaan dengan perawatan dari M.D integratif dan dermatologis. So, bisa dikatakan, metode ini memberikan harapan untuk kamu para pejuang dalam memberantas jerawat membandel.
Sumber: The Zoe Report