Menyikat gigi adalah kegiatan sehari-hari yang mungkin tidak pernah kamu tinggalkan. Sebagian besar pasta gigi mengandung fluoride, yang meskipun memiliki khasiat unuk gigi, tetapi diduga memiliki efek membahayakan saat tertelan.
Lalu benarkah menelan pasta gigi berfluoride akan membahayakan tubuhmu, Ladies?
Pertama, mari terlebih dahulu memeriksa kemungkinan hasil dari menelan sedikit pasta gigi. Seseorang dapat menelan pasta gigi saat memutuskan untuk tidak berkumur dengan air setelah menyikat gigi. Beberapa ahli gigi justru menyarankan untuk tidak berkumur dengan air setelah sikat gigi.
Dengan hanya memuntahkan pasta gigi tanpa berkumur, fluoride jadi memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan tugasnya daripada langsung dicuci sia-sia.
Namun, ini dapat meningkatkan kemungkinan sejumlah kecil residu pasta gigi masuk ke tenggorokan.
Untung saja hal ini sebetulnya tidak perlu dikhawatirkan, Ladies. Para ahli di Jackson Smiles Family Dentistry menjelaskan bahwa fluoride umumnya tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia jika hanya dikonsumsi dalam jumlah kecil. Hal Ini pun berlaku untuk anak-anak.
National Capital Poison Center melaporkan bahwa anak-anak yang menelan pasta gigi dalam jumlah kecil kemungkinan hanya akan mengalami kondisi sebatas ketidaknyamanan pencernaan ringan.
Berapa miligram fluoride yang terlalu banyak untuk ditelan?
Dilansir Health Digest, sodium fluoride dan triclosan adalah dua bahan kimia beracun dalam pasta gigi yang jika dimakan berlebihan dapat menyebabkan gejala overdosis seperti muntah, diare, kejang, kesulitan bernapas, detak jantung berkurang, serangan jantung, dan banyak lagi.
Menurut Iranian Journal of Basic Medical Sciences, dalam jangka panjang, menelan fluorida dalam jumlah besar dapat membuat seseorang berisiko mengalami kejang otot, disfungsi sistem ginjal, gangguan pencernaan kronis, cacat lahir, kanker, atau fluorosis gigi.
Lebih sering terlihat pada anak-anak, fluorosis gigi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan perubahan warna gigi akibat tingginya kadar fluoride dalam tubuh yang mengganggu pembentukan enamel pelindung.
Meskipun hal ini mungkin terdengar menakutkan, National Capital Poison Center menekankan bahwa produk pasta gigi non-resep tidak mengandung konsentrasi fluoride yang tinggi. Melainkan hanya cukup untuk menjaga kesehatan dan kekuatan gigi kita. Faktanya, kandungan fluoride dalam pasta gigi yang dijual bebas sangat kecil. Sehingga seorang anak harus mengonsumsi beberapa tabung pasta gigi untuk berisiko mengalami hasil kesehatan yang serius. Demikian yang dilansir dari Jackson Smiles Family Dentistry.
Untuk lebih spesifik lagi, para peneliti dari tinjauan ilmiah tahun 2017 yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Kedokteran Dasar Iran mencatat bahwa seorang anak atau orang dewasa harus mengonsumsi 5 miligram fluorida per kilogram berat badan (sekitar 2,2 pon) untuk mencapai tingkat racun.
Selain itu, anak-anak harus menelan setidaknya 16 miligram fluoride per kilogram berat badan agar konsumsi pasta gigi berpotensi berakibat fatal.
Untuk orang dewasa, jumlah fluorida yang mematikan mencapai 32 miligram per kilogram berat badan. Sementara itu dalam satu sendok makan pasta gigi, kamu hanya akan menemukan sekitar 1,3 miligram fluoride, Ladies.
Bagaimana dengan pasta gigi organik dan alami?
Bagaimanakah dengan pasta gigi alami dan organik, apakah ada risiko menelan pasta gigi yang terbuat dari bahan alami?
Para ahli di Dental Associates for Kids Only menyatakan bahwa meskipun risiko overdosis dihilangkan, tetap penting untuk memeriksa labelnya untuk memastikan semua bahan lain aman dan efektif dalam mendukung kesehatan mulut anak. Sebagai catatan tambahan, beberapa pasta gigi alami, seperti arang aktif, tidak direkomendasikan untuk anak-anak karena mungkin terlalu keras untuk gigi yang masih tumbuh (per WebMD).
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda overdosis pasta gigi, segeralah periksakan ke dokter sambil memberikan informasi sebanyak mungkin. Informasi ini termasuk usia individu, berat badan, nama produk, dan kapan serta berapa banyak pasta gigi yang tertelan. Untuk pertolongan pertama, Ladies dapat memberikan air atau susu kepada orang tersebut, tetapi hanya jika mereka tidak mengalami gejala yang parah seperti muntah atau kejang.
Sumber: healthdigest.com