Baru-baru ini dalam acara yang dipandu Ellen DeGeneres, penyanyi muda berbakat, Billie Elish secara terbuka menceritakan kisahnya sebagai salah satu pengidap Sindrom Tourette atau TS. Selama perjalanan karirnya, Eilish memang belum pernah menceritakan tentang sindrom yang diidapnya ini. Dikutip dari Bustle.com, Eilish mengatakan bahwa dirinya memang tidak ingin orang mengenalnya sebagai ‘Bilie Eilish si Artis dengan Sindrom Tourette’. Namun, setelah banyak pengidap TS yang juga mendukung dirinya dan bergabung dalam satu komunitas pengidap TS, Eilish berani mengatakan kepada khalayak bahwa dirinya memang pengidap TS.
Baca juga: Seharian Bekerja di Depan Komputer? Perhatikan Hal Ini Agar Mata Tetap Sehat
Apa sih Sindrom Tourette itu?
Tourette Syndrome, Sindrom Tourette, Tourette’s atau TS ini adalah kondisi yang biasanya ditandai dengan penderita yang melakukan gerakan atau ucapan berulangkali secara tiba-tiba, tanpa disengaja, dan di luar kendali mereka. Sindrom ini juga seringkali disebut sebagai “swearing disease” atau penyakit mengumpat, karena pada taraf tertentu si penderita bisa mengucapkan umpatan-umpatan tanpa terkendali. Namanya diambil dari Georges Gilles de la Tourette, dokter dan ahli saraf asal Prancis.
Tanda dan Penyebabnya
Dilansir dari Tirto.id, pencitraan otak pada TS ini memiliki perbedaan sistem syaraf dari keadaan normal biasanya. Kondisi abnormal terjadi ketika korteks frontal mengirimkan sinyal ke ganglia basal untuk menghentikan gerakan tertentu sehingga terjadilah tic, yaitu gerakan atau ucapan yang tiba-tiba dan di luar kendali. Kondisi ini juga memungkinkan gangguan tic dari sederhana sampai ke taraf kompleks.
Tic ini dapat juga berupa gangguan dari satu kelompok otot seperti berkedip, menjilat bibir, mengangkat bahu, atau menyentakkan kepala. Pada tic vokal sederhana penderita biasanya akan tiba-tiba mengeluarkan suara mengendus, mendengus, bersenandung, atau hanya mengeluarkan satu suku kata. Sementara itu, pada tic kompleks, penderita secara tidak sadar melakukan perilaku tidak pantas/ tabu (copropraxia) atau meniru gerakan orang lain (echopraxia) misalnya, menyentuh, melompat, atau berputar.
Hal ini terjadi karena dalam tic kompleks yang dilibatkan adalah gerakan sejumlah otot yang terkoordinasi. Selain itu, tic vokal kompleks meliputi pengucapan frasa, mengubah nada, atau volume suara. Ekspresi yang muncul adalah pengulangan frasa yang didengar dari orang lain (echolalia), mengulang frasa milik sendiri (palilalia), atau mengucap kata-kata kotor atau frasa tabu sosial (coprolalia). Inilah yang membuat sindrom ini sering disebut sebagai ‘sindrom mengumpat’.
Sindrom ini memang tidak berbahaya bagi kesehatan, Ladies. Namun, seringkali membuat pengidapnya menjadi kurang percaya diri dan malu.
Tak Bisa Disembuhkan
Sindrom ini memang tidak bisa disembuhkan karena merupakan kelainan syaraf yang kronis. Kelainan ini terjadi pada daerah otak tertentu seperti ganglia basal, lobus frontal, dan korteks), rangkaian penghubungnya, dan neurotransmitter meliputi dopamin, serotonin, dan norepinephrine. Biasanya, dokter akan meresepkan obat seperti benzodiazepine untuk mengurangi gejala sehingga penderita lebih bisa beraktivitas secara normal dan leluasa. Untuk mengurangi gejalanya, terapi CBT (Cognitive Behavioural Therapy) juga bisa dilakukan. Umumnya gejala tic akan berkurang seiring bertambahnya umur seorang penderita.
Siapa yang Bersisiko Terkena TS?
Pada dasarnya, sindrom ini bisa menyerang siapa saja tanpa terkecuali. Namun, laki-laki memiliki peluang yang lebih besar untuk terserang yakni sekitar tiga sampai empat kali lebih banyak dibanding perempuan. Selain itu, umumnya anak-anak juga memiliki gejala tic. Pada populasi orang dewasa 1-3,8% mengalami TS ini.
Baca juga: Ini Tanda-Tanda Kamu Mengalami Gangguan Kecemasan
Faktor genetis juga menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang berisiko terkena sindrom ini. Penderita TS memiliki peluang lima sampai lima belas persen untuk menurunkan sindrom ini kepada anak atau anggota keluarga lainnya.
Pada beberapa kasus TS, respons tubuh berulang secara tiba-tiba yang ditimbulkan oleh sindrom ini juga menyebabkan rasa sakit secara fisik lho, Ladies. Misalnya saja sakit kepala, otot tegang, atau nyeri. Selain itu, sindrom ini juga seringkali menimbulkan dampak psikologis bagi penderitanya. Pandangan miring, ejekan, bahkan intimidasi seringkali harus dialami oleh orang dengan sindrom TS ini. Setelah tahu lebih banyak tentang TS, semoga kita bisa lebih berempati kepada penderitanya ya, Ladies.