Kabar kurang menyenangkan datang dari aktris Kate Beckinsale. Akhir Januari lalu, aktris berusia 45 tahun ini harus dirawat di rumah sakit akibat kista ovarium yang pecah. Bintang Pearl Harbor ini membagikan foto dirinya sedang berbaring di ranjang rumah sakit di akun Instagram pribadinya. Terlihat Kate sedang menggunakan tabung pernapasan di hidungnya dengan ekspresi sedih dan kesakitan.
Dalam foto tersebut, Kate menuliskan caption, “Ternyata kista ovarium yang pecah benar-benar (terasa) sakit dan morfin membuatku menangis. Terima kasih banyak pada semua orang yang merawatku #wobbly”.
Foto yang diunggah tepat di hari Kate masuk rumah sakit tersebut mendapatkan banyak pehatian dari para fans juga koleganya. Komika Sarah Silverman, yang merupakan teman dekat dan merupakan mantan dari mantan pasangan Kate menuliskan komentar “OMG!!!”. Sementara itu aktris Isla Fisher memberikan dukungan dengan menuliskan komentar “Are you okay? Sending you so much love”. Penyanyi Natalie Imbruglia tidak mau ketinggalan memperlihatkan dukungannya dengan mendoakan kesembuhan cepat bagi bintang utama The Underworld tersebut.
Baca juga: Arti di Balik Kram Saat Menstruasi
Lalu, apa sih penyakit kista yang menyerang aktris yang dikabarkan sedang dekat dengan Pete Davidson tersebut? Kista ovarium adalah kantung berisi cairan, mirip dengan blister (gelembung berisi cairan lepuhan), yang umum terjadi pada wanita selama masa reproduksinya. Kista ini terbentuk di ovarium, organ berukuran almond di setiap sisi rahim.
Apakah kista ini berbahaya? Tenang saja Ladies, sebagian besar jenis kista ovarium tidak berbahaya dan hilang tanpa perawatan apa pun. Namun, ada pula beberapa kista yang mengindikasikan masalah kesehatan lain atau bahkan mengarah pada masalah kesuburan.
Kista terbagi menjadi lima jenis, yaitu:
1. Kista fungsional
Kista ini sering menyusut dan menghilang dalam dua atau tiga siklus menstruasi. Jenis kista ini terbentuk selama ovulasi sehingga jarang terjadi pada wanita menopause karena telur tidak lagi diproduksi.
2. Kista demroid
Kista ini diisi dengan berbagai jenis jaringan, termasuk rambut dan kulit.
3. Kista endometriona
Kista ini juga dikenal sebagai “kista coklat” dari endometriosis. Kista endometriona terbentuk ketika jaringan yang mirip dengan lapisan rahim menempel pada ovarium.
4. Kista cystadenoma
Kista ini berkembang dari sel-sel di permukaan luar ovarium.
5. Penyakit ovarium polikistik.
Penyakit yang juga diikenal sebagai PCOS ini merujuk pada kista yang terbentuk dari penumpukan folikel. Mereka menyebabkan ovarium membesar dan membuat penutup luar yang tebal, yang dapat mencegah terjadinya ovulasi. PCOS merupakan salah satu penyebab masalah kesuburan.Kista ovarium seringkali tidak menimbulkan gejala apapun pada tubuh. Namun beberapa gejala yang dapat Ladies waspadai antara lain nyeri atau rasa kenyang di bagian perut, serta nyeri selama berhubungan seksual.
Rasa sakit atau tekanan dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti ukuran, pendarahan, atau pecahnya kista, yang mengiritasi jaringan perut. Nyeri juga dapat disebabkan ketika kista terpelintir (disebut torsi), yang dapat menghalangi aliran darah ke kista.Lalu apa sih penyebab kista ini?Seperti yang Ladies ketahui, normalnya, setiap bulan ovarium akan menghasilkan telur. Selama proses ovulasi, struktur mirip kista yang disebut folikel terbentuk di dalam ovarium. FOlikel dewasa pecah ketika sel telur dilepaskan saat masa ovulasi. Corpus luteum terbentuk dari folikuel yang kosong. JIka kehamilan tidak terjadi, corpus luteum akan larut.Akan tetapi, terkadang, proses ini tidak terjadi dengan tepat sehingga timbullah kista ovarium yang paling umum, yaitu kista fungsional. Selain itu, kista abnormal, seperti PCOS, mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan hormone wanita (estrogen dan progesteron).
Kecuali gejala dari kista ini terlihat jelas, hadirnya kista dalam rahin biasanya hanya dapat didiagnosa melalui pemeriksaan pelvic tahunan. Tes lain seperti ultrasound atau laparoskopi dapat dilakukan apabila dokter mendeteksi adanya kelainan pada rahim.
Penanganan pada kista ovarium sangat bergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran dan jenis kista, usia, kesehatan pasien secara umum, rencana kehamilan di masa depan, dan gejala spesifik pasien. Namun yang jelas, semakin cepat kista ditemukan, semakin sedikit perawatan yang diperlukan. Seringkali, pasien berusia muda yang tidak mengalami gejala kista disarankan untuk menunggu selama dua-tiga bulan untuk melihat apakah kista akan larut dengan sendirinya.
Terkadang, kontrasepsi oral atau hormone akan diresepkan untuk mengecilkan ksita ovarium fungsional. Pengobatan menggunakan kontrasepsi memang kurang efektif untuk jenis kista jinak, tapi pengobatan tersebut menawarkan perlingungan dari kista ovarium ganas. Apabila pengobatan hormonal tidak memberikan pengaruh signifikan, biasanya cara terakhir yang dipilih adalah pembedahan.
Sumber: Very Well Health, Standard