Ada masanya Ladies mengalami momen lupa minum obat. Kabar baiknya, Ladies Ladies tidak sendiri. Banyak dari kita akan mengalami momen lupa meminum obat, melewatkan satu dosis antibiotik, atau kehabisan resep sebelum ingat untuk mengisinya kembali.
Namun, tahukah kamu Ladies bahwa cukup banyak pasien yang tidak meminum obatanya secaara teratur. Bahaya dari tidak meminum obat ini tidak main-main. Kelalaian kronis dalam mengonsumsi obat dapat menyebabkan peningkatan penyakit, risiko penyakit yang lebih besar, dan bahkan kematian.
Ketidakpatuhan terhadap pengobatan bukan hanya masalah yang berbahaya, tetapi juga mahal. Menurut studi tahun 2018 yang dilakukan oleh Skaggs School of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, ketidakpatuhan terhadap pengobatan, tidak meminum obat sesuai petunjuk, atau pasien tidak mendapatkan informasi yang benar tentang resepnya menyebabkan kerugian hampir $530 miliar per tahun untuk biaya perawatan kesehatan dan asuransi di Amerika Serikat.
Angka yang mengejutkan ini merupakan pengingat yang baik akan pentingnya meminum obat pada saat yang seharusnya dan sesuai indikasi. Namun, masih banyak orang yang lalai melakukannya dan ada banyak alasan mengapa mereka mengambil pilihan tersebut. Simak apa saja alasan seseorang tidak meminum obatnya di bawah sini, Ladies!
1. Takut akan efek samping
Bahkan orang yang rajin meminum obatnya pun akan bertanya kepada dokternya tentang potensi efek samping dari obat tertentu. Namun, dalam beberapa kasus, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, tidak peduli seberapa menyeluruhnya, tidaklah cukup, dan ketakutan akan dampak pengobatan dapat melumpuhkan.
Menurut penelitian tahun 2020 yang diterbitkan oleh Health Psychology Research, ketakutan terhadap pengobatan, atau farmakofobia, adalah alasan utama orang memilih untuk tidak meminum obat.
Dalam beberapa kasus, menurut Medsafe, percakapan dengan dokter tentang efek samping bisa lebih merugikan daripada menguntungkan. Hal ini dikenal sebagai “efek nocebo”, dan dapat terjadi ketika pasien mengalami efek samping obat setelah sebelumnya mengira atau khawatir bahwa mereka akan mengalami efek samping tersebut.
Dalam sebuah studi pada tahun 2012 yang dilakukan oleh Technical University of Munich, para peneliti menyimpulkan bahwa efek nocebo adalah hal yang umum dan dapat menimbulkan masalah bagi profesional medis saat menangani pasien yang cemas.
2. Kekhawatiran tentang biaya
Tidak diragukan lagi bahwa resep obat bisa mahal. Ladies memang dapat mengandalkan obat gratis dengan BPJS, tetapi ada kalanya seorang pasien mendapatkan resep yang tidak ditanggung oleh BPJS. Di saat itulah biasanya pasien yang tidak dapat menjangkau obat dengan harga mahal memilih untuk tidak membeli dan mengonsumi obat.
3. Tidak memahami obat apa yang dikonsumsi
Ketika orang tidak memahami berapa lama mereka harus meminum obat, dosisnya, atau bahkan cara meminumnya yang benar, mereka dapat memilih untuk tidak meminumnya sama sekali.
Menurut penelitian tahun 2018 yang diterbitkan di PLOS ONE, kurang dari separuh pasien yang menerima petunjuk tentang cara meminum obat mengingat petunjuk tersebut setelah kejadian tersebut. Sebuah penelitian tahun 2005 yang diterbitkan dalam Therapeutics and Clinical Risk Management memberikan gambaran yang sama mengkhawatirkannya. Studi tersebut menunjukkan bahwa 42% pasien salah memahami petunjuk minum obat tanpa makan terlebih dahulu.
4. Minum terlalu banyak obat
Memiliki banyak resep, terkadang bahkan lebih dari yang diperlukan secara medis, dapat menimbulkan masalah bagi pasien tertentu, terutama pasien lanjut usia yang belum dirawat di panti jompo, menurut apoteker di Amerika Serikat.
Situasi di mana lima atau lebih obat diresepkan pada waktu tertentu dikenal sebagai polifarmasi, dan hal ini dapat menjadi masalah jika tidak ditangani. Hampir separuh pria dan lebih dari separuh wanita berusia di atas 65 tahun mengonsumsi lebih dari lima resep setiap minggunya. Masalah seperti kelupaan, masalah penglihatan, dan ketangkasan dapat menjadi faktor penyebab pasien lanjut usia tidak meminum obat dengan benar.
Jadwal pemberian dosis yang rumit juga dapat menjadi masalah bagi pasien yang kesulitan untuk tetap mengikuti pengobatannya. Menurut penelitian tahun 2017 yang diterbitkan di BMC Geriatrics, 56% pasien tidak dapat mengidentifikasi tujuan dari setidaknya salah satu pengobatan mereka. Selain itu, hanya dua pertiga yang mengetahui aturan dosis yang benar.
Apa lagi sih alasan seseorang tidak meminum obatnya? Nantikan ulasan selanjutnya di MeraMuda, Ladies!
Sumber: healthdigest.com