OUR NETWORK

3 Cara Mengetahui Seseorang Mengalami Postpartum Depression

Mungkin Ladies pernah mendengar istilah postpartum depression atau PPD yang kerap berakhir tragis baik untuk orang tua maupun sang bayi. Postpartum depression atau biasa disebut dengan PPD adalah gangguan mood yang dapat terjadi pada setiap orang tua yang menyambut bayi baru lahir, baik mereka sudah melahirkan secara fisik atau belum, menurut Mayo Clinic. Dan kondisinya mungkin sulit untuk dinavigasi.

Beberapa penderita PPD mengaku merasakan kesedihan dan kelalahan yang luar biasa. “Kesedihan yang saya rasakan sebagai ibu baru hanya bisa digambarkan sebagai jurang kegelapan yang tak berdasar,” kata LaKia Colquitt, MSW, LSW, terapis di Intuit Healing di Chicago. 

“Saya merasa tidak berharga, tidak dicintai, lelah, dan semakin sedih,” katanya. Dan meskipun secara kognitif, dia tahu memiliki putrinya adalah anugerah yang luar biasa, secara emosional, “rasanya seperti beban yang hampir tak tertahankan,” kata Colquitt.

Syukurlah, dukungan yang dirasakan Colquitt dari keluarga tercintanya membantunya melewati masa sulit itu. Namun, tidak semua orang seberuntung LaKia Colquitt. Ada banyak penderita PPD yang tidak tertangani bahkan tak terdiagnosis. 

Langkah pertama yang harus dilakukan agar dapat menolong penderita PPD adalah mengenali gejalanya. Di bawah ini, mari pelajari cara mengenali tanda-tanda PPD atau depresi perinatal pada seseorang yang kamu sayangi agar kamu bisa segera mengatasinya, Ladies!

Cara mengetahui seseorang mengidap postpartum depression 

Ada beberapa langkah berbeda yang dapat kamu ambil untuk mengetahui apakah orang yang kamu kenal atau kamu sayang kasihi menderita PPD atau depresi perinatal. Ini termasuk:

1. Membedakan PPD dan ‘baby blues

Baby blues” biasa terjadi pada hari-hari setelah melahirkan, menurut Mayo Clinic. Namun, perubahan suasana hati, rasa menangis, insomnia, mudah tersinggung, dan kumpulan emosi negatif lainnya yang terkait dengan “baby blues” hanya berlangsung sebentar, dan berakhir sekitar dua minggu setelah melahirkan, menurut Asosiasi Kehamilan Amerika. 

3 Cara Mengetahui Seseorang Mengalami Postpartum Depression
Sumber: freepik

Kerangka waktu adalah salah satu cara untuk membedakan antara “baby blues” (yang bukan merupakan kelainan) dan PPD atau depresi perinatal (yang merupakan kelainan), kata Jessica Sorensen, LCSW, pekerja sosial klinis berlisensi dan terapis yang berspesialisasi dalam kesehatan mental perinata. 

Dengan kata lain, jika gejala “baby blues” yang dialami seseorang berlangsung lebih dari dua minggu, bisa jadi itu adalah PPD. Atau jika gejalanya dimulai saat hamil, bisa jadi itu adalah depresi perinatal, menurut APA.

Gejalanya bahkan bisa muncul hingga tiga tahun setelah melahirkan, menurut sebuah penelitian pada November 2020 di ‌Pediatrics‌.

2. Mengenali gejala PPD

Menawarkan dukungan dimulai dengan mengenali seseorang yang mungkin menderita PPD (dan bukan hanya rasa lelah dan kewalahan yang biasa timbul saat menjadi orang tua).

“Gejala dapat bervariasi dari orang ke orang,” kata Emily Guarnotta, PsyD, penyedia kesehatan mental perinatal bersertifikat, pemilik The Mindful Mommy dan salah satu pendiri Phoenix Health. “Tetapi secara umum tanda-tanda paling umum adalah suasana hati sedih yang berlangsung hampir setiap hari selama setidaknya dua minggu,” tambahnya.

Gejala PPD dan depresi perinatal lainnya adalah sebagai berikut, menurut Guarnotta:

  • Kurangnya minat terhadap aktivitas yang sebelumnya membawa kegembiraan
  • Perubahan pola tidur (yaitu tidur lebih atau kurang dari biasanya)
  • Perubahan pola makan (yaitu makan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya)

Jika kamu dapat memeriksa dengan saksama, kamu mungkin juga memperhatikan:

  • Mereka benar-benar kewalahan, cemas atau gelisah
  • Mereka mungkin tidak mampu mengurus diri mereka sendiri
  • Mereka tidak terikat dengan bayinya
  • Mereka memiliki gejala fisik seperti sakit kepala atau sembelit
  • Pikiran untuk bunuh diri, melukai diri sendiri, atau membahayakan bayi juga merupakan gejala yang mungkin terjadi, menurut Mayo Clinic.

3. Mengetahui siapa yang terpengaruh

PPD adalah pengalaman umum: Sekitar 1 dari 8 orang yang melahirkan akan mengalami gejala gangguan ini, menurut penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC Amerika Serikat.

Namun, kondisi ini tidak hanya menimpa orang yang melahirkan saja. Pasangan, orang tua dari anak yang baru diadopsi, orang yang tidak dalam masa kehamilan, dan pihak lain yang menerima anak baru di rumah dapat menderita PPD. “Ini dianggap sebagai pengalaman universal,” kata Sorensen.

Banyaknya orang yang terkena PPD “memberi tahu kita bahwa hal itu disebabkan oleh lebih dari sekedar perubahan hormonal yang terjadi setelah melahirkan,” kata Guarnotta. Banyak faktor yang mungkin berperan, termasuk genetika, perubahan biologis, kurang tidur, dan banyak lagi, katanya.

Perlu diperhatikan juga: PPD beberapa orang tua mungkin terlihat berbeda dari yang lain. Misalnya, “penelitian menunjukkan bahwa ayah dengan PPD lebih cenderung mudah tersinggung dan marah,” kata Guarnotta dan penelitian kecil pada bulan Juni 2021 di ‌American Journal of Men’s Health‌.

Namun perlu diingat bahwa ‌setiap‌ orang tua dengan PPD dapat merasa marah atau mudah tersinggung, terlepas dari peran mereka dalam unit keluarga.

Demikianlah tiga cara yang dapat kamu lakukan untuk mengidentifikasi apakah seseorang mengalami PPD. Jika kamu menyadari bahwa kenalanmu atau keluargamu terkenda PPD, segeralah meminta bantuan profesional untuk mengatasinya. 

 

Sumber: livestrong.com

Must Read

Related Articles