Ternyata masih banyak loh kondisi medis selain sinus yang membuatmu kehilangan indra penciuman dan perasamu. Kondisi medis apa sajakah itu? Simak ulasannya di bawah ini, Ladies!
1. Sindrom Sjogren mengganggu indra perasa
Saat tubuhmu melawan flu atau infeksi bakteri, sistem kekebalan tubuhmu mengirimkan tentaranya–sel darah putih–untuk mempertahankan tubuh. Namun, sistem kekebalan tubuh juga bisa mengalami kegagalan fungsi, yang terjadi ketika ia menyerang sel-sel sehat dan bukan sel-sel yang menyerang.
Sindrom Sjogren adalah kelainan autoimun di mana kelenjar yang menghasilkan kelembapan dianggap sebagai pihak yang jahat, sehingga tubuh mulai melawannya. Berhubung telah terjadi kerusakan pada sistem tubuhmu, penderita sindrom Sjogren mengalami masalah dalam memproduksi air mata dan air liur. Hal ini dapat menyebabkan mulut terasa berkapur dan mata terasa iritasi, menurut WebMD.
Penelitian di Nutrition menunjukkan bahwa pasien dengan sindrom Sjogren juga mungkin mengalami kehilangan rasa, rasa terbakar di mulut, dan bau mulut. Mereka yang menderita kondisi ini tidak memiliki efek perlindungan air liur, yang dapat menyebabkan penyakit gusi dan infeksi mulut, menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Hal ini juga dapat menyebabkan peradangan pada lapisan sensitif mulut. Pengobatannya bekerja dengan memberikan air liur dan air mata buatan untuk membuat pasien merasa lebih nyaman.
2. Indra perasa dipengaruhi oleh alergi
Alergi dapat berakar pada sistem kekebalan tubuh kita. Beberapa orang cenderung alergi terhadap zat tertentu, seperti serbuk sari. Hal ini dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti mata berair atau hidung meler.
Menurut AAAAI, ketika tubuhmu menemukan suatu zat yang dianggap sebagai benda asing, tubuh akan bereaksi berlebihan dengan memproduksi antibodi, yang memicu gejala reaksi alergi. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami mekanisme di balik pemicu alergi.
Jika Ladies memiliki alergi parah, Ladies bisa mengalami kehilangan penciuman, yang kemudian menyebabkan hilangnya indra perasa. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh peradangan yang memutus saraf pencium bau. Ketika kamu kehilangan indra penciuman, hal ini berdampak negatif pada indra perasa. Jadi, seseorang yang alergi mungkin kehilangan indra penciuman dan perasa. Hal ini juga dapat menyebabkan kondisi yang lebih parah seperti sinusitis.
Perawatan untuk alergi memerlukan antihistamin, yang dapat meniadakan reaksi berlebihan tubuhmu terhadap alergen. Kamu mungkin juga memerlukan perawatan tambahan seperti steroid.
3. Mulut kering dapat menurunkan indra rasa
Kamu mungkin belum menyadari betapa pentingnya kelembapan bagi mulut dan indra perasa hingga mengalami mulut kering. Kondisi mulut kering bisa membuat mulut terasa berpasir dan kental.
Ketika kamu mengalami mulut kering, mulut tidak menghasilkan cukup air liur, menurut NHS Inform. Dehidrasi adalah salah satu penyebab paling umum mulut kering. Namun, itu bukan satu-satunya alasan terjadinya mulut kering. Kamu mungkin juga mengalami mulut kering karena pengobatan, kerusakan saraf, penggunaan tembakau, dan terapi kanker.
Mulut kering dapat menyebabkan perubahan indra perasa dan hilang total indra. Jika hal ini disebabkan oleh dehidrasi, memasukkan cairan ke dalam sistem tubuh sesegera mungkin sangatlah penting. Penyebab mulut kering lainnya mungkin memerlukan perawatan yang lebih invasif. Mayo Clinic mencatat bahwa kamu mungkin perlu mengganti obat atau menggunakan obat, juga menggunakan air liur buatan dalam bentuk sabun atau pelembab. Kamu mungkin juga akan diberi resep obat untuk membantu mendorong produksi air liur. Mulut kering juga dapat menyebabkan masalah gusi dan gigi, sehingga sangat penting untuk segera mengobatinya.
4. Cedera kepala dapat menyebabkan gangguan pengecapan
Banyak yang mungkin tidak sadar bahwa memukul kepala atau hidung bisa menyebabkan hilangnya indra perasa. Brain Injury Assosiation Amerika Serikat menjelaskan bahwa rasa dan bau dapat dipengaruhi secara berbeda selama cedera otak. Penderita mungkin mengalami gangguan rasa atau kehilangan rasa total. Mereka mungkin juga memiliki rasa tidak enak yang konsisten di mulutnya.
Penelitian dalam Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry menunjukkan bahwa pasien mungkin mengalami masalah persepsi rasa bahkan setelah trauma kepala yang tampaknya minimal. Hilangnya rasa mungkin tidak terjadi segera setelah cedera, sehingga sulit untuk menentukan penyebabnya.
Beberapa orang mungkin memiliki reaksi rasa rata-rata selama berbulan-bulan setelahnya, tapi tiba-tiba mengalami kehilangan indra perasa. Bagi sebagian orang, distorsi rasa dapat berakibat buruk dan membuat sulit makan. Dalam kasus ini, pengobatan (yaitu gabapentin) mungkin diperlukan untuk membantu meringankan masalah, menurut Flint Rehab.
5. Gejala multiple sclerosis adalah hilangnya indra rasa
Gangguan neurologis dapat memengaruhi berbagai area di otak, termasuk area yang menangani rasa dan penciuman. Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun dimana tubuh secara keliru menyerang selubung mielin yang mengelilingi otak dan tulang belakang.
Seiring waktu, kerusakan pada serabut saraf menyebabkan kelemahan otot, mati rasa, kehilangan keseimbangan, kelelahan, dan kejang otot, menurut Cleveland Clinic. Meskipun jarang terjadi, hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya rasa.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Multiple Sclerosis Trust meneliti indra perasa pasien MS. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien dengan lebih banyak lesi pada pemindaian otaknya mengalami kehilangan rasa dan distorsi rasa yang lebih signifikan. Studi ini juga menemukan bahwa rasa asin adalah rasa yang paling sulit dipastikan, dengan 32% peserta mengalami kesulitan.
Di sisi lain, rasa pahit adalah yang paling mudah dicicipi oleh pasien MS. Selain itu, laki-laki tampaknya lebih kesulitan dalam mengidentifikasi selera dibandingkan perempuan, karena perempuan memiliki lebih banyak selera.
Meskipun tidak ada obat untuk MS, pengobatan tersedia untuk membantu mengurangi kekambuhan dan serangan. Pasien juga dapat mengikuti konseling dan rehabilitasi.
6. Penyakit Parkinson dan hilangnya rasa
Selain kesulitan progresif dalam berjalan dan berbicara, penyakit Parkinson juga menyebabkan perubahan perilaku, kesulitan mengingat, dan kelelahan, menurut National Institute on Aging.
Penyebab penyakit Parkinson belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ahli mengetahui bahwa sel-sel di otak yang bertanggung jawab untuk pergerakan menjadi rusak dan mati. Selain itu, mereka kehilangan ujung saraf yang menghasilkan norepinefrin, yaitu hormon dan neurotransmitter yang memengaruhi ritme sirkadian seseorang dan terlibat dalam respons fight-or-flight. Bukti menunjukkan bahwa faktor genetik dan lingkungan dapat menyebabkan penyakit ini.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neurology menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara hilangnya kemampuan penciuman dan rasa dan risiko perkembangan penyakit Parkinson. Menurut Parkinson’s News Today, hilangnya rasa dan penciuman terjadi karena perubahan konektivitas otak. Selain itu, pasien mungkin menunjukkan perubahan sensitivitas penciuman dan rasa saat Parkinson berada pada fase awal dan sedang.
Semoga informasi terkait kondisi medis yang menyebabkan hilangnya indra perasa di atas bermanfaat bagimu, Ladies!
Sumber: healthdigest.com