Batu senama tidak pernah berhenti menyimpan rahasia kuno bawah tanah. Pada tahun 1900, seorang biksu Buddha yang bersemangat di provinsi Gansu, Tiongkok, mengungkap rahasia terkuburnya sebuah sejarah panjang.
Sebuah pintu masuk tersembunyi membawanya ke dalam serangkaian 492 gua yang terhubung, selama berabad-abad telah menjadi persembunyian bagi harta karun spiritual dan kebudayaan.
Tempat ini, memang dikenal sebagai Gua Mogao atau Gua Seribu Buddha, dahulu adalah pusat agama Buddha yang mengagumkan. Tidak heran bila catatan sejarahnya masih ada hingga sekarang.
Mengenal Sutra Intan
Namun, di antara harta karun yang tak ternilai di dalam gua-gua ini, ada satu yang mungkin paling mengejutkan yaitu Sūtra Intan, buku cetakan paling awal dalam sejarah manusia yang pernah ada.
Ini adalah sebuah gulungan yang panjangnya sekitar 16 kaki, dibuat melalui pencetakan balok kayu kuno Tiongkok. Ini adalah bentuk seni dan teknologi cetak yang telah ada jauh sebelum mesin cetak Eropa, cukup mengesankan bukan?
Sūtra Intan memulai perjalanannya dengan satu balok kayu yang digunakan untuk mencetak. Setelah pencetakan selesai, potongan-potongan gulungan ini dihubungkan menjadi satu kesatuan indah.
Namun, bukan hanya teknik cetaknya yang memukau. Bagian awal gulungan, atau bagian depan, menampilkan cetakan rumit dari Buddha bersama muridnya, Subhūti, dan tokoh-tokoh lain yang berkumpul di bawah pohon Bodhi.
Kondisi Ini adalah gambaran indah dari momen penting dalam sejarah agama Buddha. Selain itu, teks yang tertulis di dalamnya adalah teks suci, dan meskipun Sūtra Intan adalah salinan paling awal yang masih ada, masih banyak teks lain yang dicetak dalam abad-abad berikutnya.
Hal yang Membuatnya Sangat Menarik
Satu Poin penting yang membuat Sūtra Intan bahkan lebih menarik adalah bahwa buku ini memiliki tanggal. Sebuah kolofon di akhir gulungan merinci, “Pada hari ke-15 bulan ke-4 tahun ke-9 masa pemerintahan Xiantong, Wang Jie membuat ini untuk dibagikan secara universal atas nama kedua orang tuanya.
Tanggal ini, dalam penanggalan Barat, setara dengan tanggal 11 Mei 868. Wang Jie, tokoh misterius di balik pembuatan buku ini, tampaknya membiayai gulungan ini sebagai penghormatan kepada orang tuanya.
Kisahnya melibatkan perjalanan ke gua-gua yang mungkin ia pelajari sebelum gua-gua itu tertutup selama berabad-abad. Setelah gua-gua dibuka pada tahun 1900, buku ini ditemukan dan dibawa ke Inggris oleh Sir Aurel Stein, seorang penjelajah Inggris yang berani, pada tahun 1907.
Saat ini, gulungan ini disimpan dengan aman di The British Library dan dapat diakses secara online Sūtra Intan bukan hanya sebuah buku kuno. itu adalah bukti hidup dari pencetakan awal dalam sejarah manusia, memamerkan seni dan kearifan teknis Tiongkok kuno.
Ini adalah buku lengkap, tercetak, dan bertanggal tertua yang pernah ada. Dalam mengeksplorasi Sūtra Intan, kita menggali lebih dalam ke dalam kisah Budha yang telah berlangsung selama ribuan tahun, serta melihat bagaimana manusia pada masa lalu mengabadikan ajaran suci mereka dalam bentuk yang tahan lama.
Namun, Sūtra Intan juga adalah saksi bisu dari keajaiban penemuan arkeologi yang tak terduga. Gua-gua tersebut tertutup selama berabad-abad mengungkapkan kekayaan tak ternilai dari masa lalu yang mempesona dan memukau kita.
Dalam keheningan yang dalam, Sūtra Intan dan harta karun sejenisnya menyampaikan pesan bahwa sejarah manusia adalah cerita yang terus berkembang, mengungkapkan rahasia-rahasia masa lalu yang menunggu untuk diungkapkan.
Sumber: mymodernmet