Dari lebih dari 100.000 orang dalam daftar tunggu transplantasi nasional, 87% di antaranya adalah pasien yang membutuhkan ginjal, lapor American Kidney Fund. Dengan sebagian besar pasien tetap berada dalam daftar tunggu selama beberapa tahun, para peneliti terus mencari opsi transplantasi alternatif dalam bentuk organ hewan.
Pada hari Rabu, 16 Agustus, para peneliti dari NYU Langone Health mengungkapkan dalam siaran pers bahwa mereka telah berhasil mencangkokkan atau transplantasi ginjal babi ke pasien yang mati otak. Organ tersebut pun telah berfungsi dengan sehat selama lebih dari 30 hari.
Ginjal tersebut dimodifikasi secara genetik agar tidak memicu respons sistem kekebalan tubuh yang menyerang diri sendiri. Terungkap bahwa hanya dibutuhkan satu pengeditan gen untuk melakukannya.
Sementara penelitian transplantasi organ babi yang serupa sebelumnya telah dilakukan, jangka waktu penelitian ini seringkali terbatas pada hari. Hal tersebut menjadikan pencangkokkan ginjal babi ini menandai tonggak penting dalam penelitian transplantasi hewan. Tim peneliti sekarang memasuki bulan kedua penelitian, lapor Associated Press.
Studi akan berlanjut selama 30 hari lagi
Pada 14 Juli, transplantasi ginjal dilakukan pada pasien bernama Maurice Miller (57 tahun) yang meninggal karena kanker otak yang tidak terdiagnosis.
Menggambarkan pengalaman itu, saudara perempuan Maurice, Mary Miller-Duffy, mengatakan kepada Associated Press, “Saya berjuang dengan itu. [Tapi] saya pikir inilah yang diinginkan saudara laki-laki saya. Jadi saya menawarkan saudara laki-laki saya kepada mereka.”
Kedua ginjal Miller diangkat sebelum ginjal babi ditransplantasikan. Organ segera mulai berfungsi, dan sampel biopsi mingguan mengungkapkan kadar kreatinin darah berada dalam kisaran normal dan sehat selama penelitian tanpa tanda penolakan organ (melalui NYU Langone Health).
“Tidak ada cukup organ yang tersedia untuk semua orang yang membutuhkannya,” kata Dr. Robert Montgomery, penerima transplantasi jantung dan pemimpin prosedur, dalam siaran pers NYU Langone Health.
“Terlalu banyak orang yang meninggal karena kurangnya organ yang tersedia. Dan saya sangat yakin xenotransplantasi adalah cara yang tepat untuk mengubahnya.”
Dengan masa studi diperpanjang hingga pertengahan September, tim peneliti akan bergerak maju. Mereka berharan untuk maju menuju uji klinis di masa depan.
Sumber: healthdigest.com