Genital warts atau kutil kelamin merupakan kondisi medis yang seringkali terjadi pada orang yang aktif secara seksual. Kondisi ini disebabkan oleh virus Human Papillomavirus (HPV) yang dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit dengan orang yang terinfeksi.
Dalam media briefing “Life Before and After Genital Warts” bersama Pramudia, para narasumber memberikan pemaparan lengkap mengenai kutil kelamin dan perawatannya. Mengusung hashtag #BeraniJujur dan #SembuhGakPerluMalu, narasumber dan Klinik Pramudia mendorong pasien untuk mencari perawatan yang tepat.
Kutil kelamin ini dapat terjadi pada pria maupun wanita. Sebagian besar (90%) kasus kutil kelamin disebabkan oleh jenis HPV risiko rendah, seperti HPV tipe 6 dan 11 dan sebagian kecil oleh jenis HPV risiko tinggi seperti HPV 16, 18, 31, 33, 45, 52, 58. Tipe HPV yang menyebabkan kutil kelamin memang tidak sama dengan tipe HPV yang menyebabka kanker serviks. Namun, dalam beberapa kasus, ketika kutil kelamin terjadi pada leher rahim atau di dalam vagina, hal ini dapat menyebebakan perubahan serviks yang akhirnya berujung pada kanker serviks.
Pemaparan dr. Amelia Setiawati Soebyanti, Sp.DV, Dokter Spesialis Dermatologi Venereologi menjelaskan dampak dari kutil kelamin. “Transmisi atau penularan kutil kelamin ini sebagian besar melalui hubungan atau kontak seksual antara kulit dengan kulit maupun mukosa yang basah dan lembap. Ketika seseorang melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi HPV, maka kemungknan 75% dari mereka akan tertular virus ini dan akan mengalami kutil kelamin.”
Posisi dan Bentuk Kutil Kelamin
Pada wanita, kutil kelamin dapat muncul di luar dan dalam vagina (vulva, vagina, leher rahim) maupun dubur dan area mons pubis. Selain pada sekitar area kelamin, kutil kelamin juga bisa terbentuk di permukaan mukosa lainna, seperti bagian dalam hidung, bibir, lidah, mulut, dan tenggorokan. Sementara pada laki-laki, kutil dapat tumbuh di pangkal sampai ujung penis, rambut pubis, skrotum, maupun anus dan sekitarnya.
Kutil kelamin juga memiliki bentuk yang berbeda-beda. Terdapat kutil yang terlalu kecil untuk dilihat, spiky (menonjol), serta berkelompok menyerupai kembang kol.
Gejala Kutil Kelamin
Kutil kelamin sering kali tidak menimbulkan gejala, sehingga pasien tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap kutil kelamin. Belum lagi jika kutil berukuran sangat kecil dan terletak di tempat yang tidak terlihat. Terdapat pula kasus di mana seseorang tidak mengalami gejala apapun, tetapi menularkan ke pasangan seksual lainnya.
Namun, ada beberapa tanda yang dapat dikenali seperti:
- Benjolan kecil, sewarna kulit, kecokelatan atau merah muda di area genital dan anus
- Bentuknya menonjol tapi permukaan rata dengan kulit atau seperti kembang kol
- Gatal atau rasa tidak nyaman di area genital
- Perdarahan saat berhubungan badan
Faktor Risiko
Faktor risiko terkena kutil kelamin termasuk usia produktif, aktivitas seksual, sistem imun yang rendah, dan kemungkinan terkena penyakit menular seksual (PMS) lainnya. Kutil kelamin paling sering ditularkan melalui hubungan seksual, baik vaginal maupun anal, baik melakukan penetrasi atau tidak. Selain itu, penularan juga bisa terjadi melalui kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi virus HPV, seperti handuk atau toilet umum. Kebiasaan tertentu juga dapat meningkatkan risiko mengalami kutil kelamin, di antaranya:
- Aktif secara seksual tanpa menggunakan pelindung
- Konsumsi tembakau atau alkohol
- Memiliki riwayat penyakit infeksi menular seksual (IMS) lainnya
- Stres yang berlebihan
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena kondisi tertentu, seperti diabetes, kehamilan, HIV/AIDS, atau konsumsi obat-obatan tertentu
Jika terjadi saat kehamilan, ada risiko janin ikut tertular atau tertular melalui jalan lahir. Oleh karena itu, dokter tidak menyarankan persalinan pervaginam jika ibu diketahui menderita kutil kelamin.
Pengobatan dan Pencegahan
Penting untuk diingat bahwa vaksin HPV dapat menurunkan risiko terkena kutil kelamin dan kanker serviks, tetapi tidak sepenuhnya mencegah. Untuk itu, dr. Yustin Sumito, SpKK menekankan pentingnya melakukan vaksinasi HPV. Vaksin HPV dapat menurunkan risiko, meski tidak menjamin sepenuhnya terbebas dari penyakit. Saat ini direkomendasikan untuk anak-anak yang sudah mulai menstruasi dan belum aktif secara seksual, mulai dari usia 9 tahun.
Meskipun kutil kelamin dapat diobati, kekambuhan kondisi ini tergolong tinggi (di atas 40%), dan memerlukan penanganan ekstra. Ada beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan, seperti pemberian agen topikal, tindakan bedah, atau inovasi terbaru seperti HIFU (High-Intensity Focused Ultrasound).
Selain itu, pap smear rutin juga sangat penting untuk deteksi dini kanker serviks pada wanita. Pap smear adalah tes yang dilakukan untuk memeriksa sel-sel abnormal pada serviks. Tes ini direkomendasikan untuk dilakukan setiap 3 tahun atau lebih sering tergantung pada usia dan faktor risiko individu.
Yang tidak kalah penting adalah pencegahan saat melakukan aktivitas seksual. #BeraniJujur dan setia pada pasangan seksual, menggunakan pelindung seperti kondom, dan tidak berhubungan seksual saat sedang menjalani pengobatan kutil kelamin. Perhatikan kebersihan alat kelamin dan perhatikan sistem imun dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan menjaga berat badan yang seimbang.