Pengabaian yang dialami pada masa kecil atau pada momen tertentu ketika dewasa dapat memengaruhi pemikiran dan sikap seseorang dalam menjalin hubungan. Pengalaman atas penolakan atau kehilangan orang yang disayangi, dapat menumbuhkan ketakutan atau kecemasan yang tidak sehat dalam diri. Pada gilirannya, pengalaman ini dapat memicu munculnya sejumlah sikap yang tidak sehat sebagai upaya mengatasi kekalutannya tersebut. Sikap-sikap clingy, insecure, manipulatif secara emosional, atau bahkan mengendalikan pasangan yang dipelajari dari lingkungan sekitar dianggap sebagai hal yang normal.
Berdasarkan teori yang dicetuskan oleh Psikolog Mary Ainsworth dan Psikiater John Bowlby pada 1950-an, orang yang pernah mengalami pengabaian biasanya menunjukkan satu dari tiga insecure attachment style. Di antaranya, anxious, avoidant, atau disorganized attachment style. Didorong oleh keputusasaan, pengalaman pengabaian ini dapat memicu seseorang untuk melakukan tindakan yang menyakiti orang lain. Pada gilirannya, hubungan yang sehat dan saling percaya sulit diperoleh.
Pikiran yang penuh dengan perasaan ketakutan dan kecemasan akan ditinggalkan, mendorong seseorang secara sadar atau tidak untuk mengendalikan perilaku, hubungan, dan pikiran pasangan agar dirinya merasa aman. Bila kamu masih ragu apakah kamu atau orang terdekatmu memiliki masalah pengabaian ini atau tidak, kamu bisa mencoba amati beberapa tanda berikut ini. Apabila beberapa tanda ini ada, bisa jadi secara tidak sadar masalah pengabaian ini telah hadir pada diri atau orang terdekatmu.
Selalu merasa cemas dalam hubungan
Dalam tahap yang paling parah, seseorang dengan masalah pengabaian sering kali merasakan kecemasan atau berpikiran kuat bahwa orang-orang penting dalam hidupnya akan meninggalkan, mati, atau menolak dirinya. Orang dengan masalah pengabaian yang belum terselesaikan seringkali akan memproyeksikan pengkhianatan yang diantisipasinya terjadi dalam hubungan romantis atau persahabatan yang dibangunnya. Ia akan sulit mengakui perlunya sistem pendukung yang solid. Pada akhirnya, ia mengalami kesulitan menerima bantuan atau kasih sayang, atau mungkin terlalu bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
Insecure
Insecure dan perasaan tak berharga adalah hal yang sering terjadi pada orang yang mengalami masalah pengabaian. Mereka cenderung kurang percaya diri dan mencari validasi eksternal. Mereka juga cenderung merasa tidak terlindungi dan rentan, bahkan di antara orang-orang dan situasi yang positif. Ketakutan ditinggalkan membuat ia kesulitan untuk memercayai orang lain dan takut dihakimi.
Overthinking dan terus menerus curiga
Ketakutan dan kecemasan luar biasa pada kemungkinan pengabaian menyebabkan seseorang melakukan berbagai cara untuk mencegahnya, bahkan sebelum hal itu dimulai. Misalnya, dalam hubungan ia akan sering menghubungi pasangannya dengan berbagai media, mencurigai berbagai hal yang dilakukan pasangannya, dan meledak ketika ada hal yang berubah dari kebiasaan sehari-hari.
Ledakan amarah
Masalah pengabaian biasanya dihasilkan oleh situasi traumatis yang melucuti kekuatan seseorang untuk mengendalikan hasil yang mereka inginkan. Misalnya, ketidakmampuan menghentikan pasangan untuk pergi. Ingatan terhadap situasi tersebut bahkan dapat bertahan bertahun-tahun kemudian. Dengan berbagai cara ia mencegah pengabaian itu kembali terjadi pada hubungan yang baru, salah satunya dengan mengendalikan pasangannya. Kemarahan atau ledakan ini dapat terpicu dan diarahkan pada orang yang dicintai, diri sendiri, atau disalurkan ke ekspresi fisik atau perilaku tertentu, seperti meninju dinding, ketika teringat penolakan yang dialaminya.
Trust issues
Masalah kepercayaan atau trust issues ini dapat bermanifestasi sebagai ikatan emosional tak sehat yang membatasi kemampuan untuk mempercayai atau dipercaya. Pendekatan all-or nothing hingga loyalitas dapat menyebabkan harapan yang tak realistis dari orang lain. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekecewaan di masa depan. Bahkan, pada kasus ekstrim, seseorang dapat berperilaku seperti pertapa.
Masalah komitmen
Masalah ini berkaitan dengan seseorang yang tidak bisa berkomitmen sepenuhnya dalam hubungan jangka panjang atau hubungan emosional. Menghindari komitmen atau berhubungan dengan orang lain tanpa kejelasan dapat menjadi contoh wujudnya.
Mengikat hubungan dengan cepat
Salah satu tanda masalah pengabaian muncul dalam hubungan ialah terlalu cepatnya seseorang terikat dengan orang baru. Biasanya orang pada tahap ini akan merasa bergantung secara emosional pada perhatian orang lain, meski ia belum mengenal orang itu dengan baik. Sikap clingy dan terburu-buru untuk mengikat hubungan lebih dalam dapat muncul sebagai respon dari ketakutannya akan ditinggalkan pasangannya tersebut.
Baca juga: Hindari Romantisasi Cinta Buta Dalam Menjalani Hubungan, Begini Menurut Ahli
Bertahan dalam hubungan yang toxic
Beberapa orang dengan masalah pengabaian cenderung tidak meninggalkan hubungan meski menunjukkan tanda toxic. Ini karena ia takut ditinggalkan atau sendirian. Tak peduli seberapa toxic atau tidak sehatnya hubungan itu.
Tidak mampu menerima penolakan
Ketidakmampuan ini muncul dalam bentuk penyangkalan di dalam diri. Seseorang tidak mempercayai dirinya ditolak dan mencoba meyakinkan hingga memanipulasi pasangannya untuk tetap dalam hubungan.
Depresi
Ketika ketakutan atau kecemasan akan ditinggalkan menjadi tak tertahankan, ini dapat menyebabkan gangguan mental dan kerusakan fisik. Jika trauma merupakan akar masalahnya, maka, ketika ingatan tentang hal itu muncul atau pola yang mirip dengan hal itu dapat memicu depresi lebih dalam.
Melakukan pelecehan hingga kekerasan
Dalam kasus yang ekstrim dapat membuat seseorang melakukan kekerasan, baik emosional, verbal, atau fisik ketika mereka merasa akan atau telah ditinggalkan. Manipulasi, penguntitan, pelecehan, dan lainnya dapat terjadi ketika seseorang berusaha keras untuk mengendalikan orang lain.
Bila kamu atau orang terdekatmu memiliki sejumlah tanda ini langkah penting yang perlu segera kamu lakukan untuk mengatasinya ialah memahami pola attachment-mu. Hal ini akan memberikan kesadaran pada diri bagaimana pola perilakumu dalam hubungan. Kesadaran akan hal ini akan membantumu mempersenjatai diri untuk melakukan cara-cara yang lebih sehat ketika berhubungan dengan orang lain.
Bangun komunikasi yang terbuka dan efektif untuk mendiskusikan perasaan dan hubungan seperti apa yang kamu harapkan dengan pasangan. Bila pasangan menolak, ini saatnya mengevaluasi kembali hubungan tersebut. Namun, apabila kamu terlanjur melakukan perilaku negatif pada pasangan karena masalah pengabaianmu, mengakui dan memperbaiki kesalahan dapat menjadi langkah yang sangat penting untuk dilakukan. Ini akan membantu mencegah dampak yang jauh lebih buruk dari masalah pengabaian terjadi.
Sumber: Mind Body Green