Pernah atau tidak, kamu merasa sulit bahagia dengan hidupmu sendiri. Sementara, saat melihat orang lain rasanya jengkel karena mereka terlihat senang dan selalu tersenyum. Seakan hidup itu tidak adil sama sekali.
Bila pernah mengalami hal tersebut, sebaiknya berdiri di depan kaca dan coba kupas satu per satu apa yang membuat semua itu bisa terjadi. Karena Tuhan selalu memberikan setiap umatnya seimbang, baik itu porsi ujian atau kebahagiaan.
Kalau sudah di kupas, sekarang tulis satu per satu. Kemudian, cobalah membacanya dari awal sampai akhir, apakah ada faktor yang menyebutkan bahwa, sulitnya bahagia akibat dari diri kamu sendiri.
Sikap yang Membuat Kamu Merasa sulit Bahagia
Mungkin, saat ini kamu merasa tidak terima akibat pernyataan di atas. Hanya saja, semua itu benar adanya tetapi, kamu sendiri sulit untuk menyadarinya. Contoh paling mudah adalah menunda pekerjaan dan biarkan orang lain mengerjakannya.
Kondisi tersebut sering sekali terjadi, bukan hanya di kantor saja. Terkadang di rumah, sedang berada dalam komunitas dan lain sebagainya. Bergantung kepada orang lain seperti ini akan berdampak buruk untuk kamu sendiri.
Coba bayangkan, saat kamu memutuskan untuk tidak mengerjakannya, maka kemampuan yang seharusnya bertambah menjadi berhenti di situ saja. Sementara, orang lain yang mampu mengerjakannya menjadi bisa.
Baca juga: Hati-Hati! Ini Pertanda Kamu Sedang Pura-Pura Bahagia
Inilah yang membuat kamu merasa sulit bahagia, karena tidak dapat berkembang. Tetap berdiri di situ saja, sementara orang lain sudah bergerak maju. Padahal beberapa langkah ke depan ada emas satu gunung.
Saat kamu hanya berdiri di situ saja, sementara yang lain sudah maju maka, kondisinya mereka yang akan mendapatkannya bukan? Maka dari itu, jangan tunggu orang lain, kerjakan sendiri agar kamu bisa merasakan bahagia.
Menyalahkan Keadaan
Merasa sulit bahagia bisa jadi, kamu sering sekali menyalahkan keadaan. Misalnya saja, bangun kesiangan akhirnya pergi ke kantor terlambat, sebenarnya masih bisa terkejar sayangnya, jalanan macet, siapa yang disalahkan?
Harusnya diri kamu sendiri, kenapa harus bangun terlambat? Bila ada jawaban, karena melihat drakor sampai lupa waktu, maka besok lagi harus tahu batas dan memiliki tanggung jawab, dengan berubah.
Sayangnya, pada keadaan seperti ini, ternyata kamu justru menyalahkan kemacetan yang terjadi dan ojek online gara-gara tidak bisa mencari jalan tikus dan terhindar dari macet. Kondisi tersebut membuat semua orang malas dekat denganmu.
Mereka pasti akan menjauh, kalau mau dekat pasti ada maunya. Oleh karena itu, cobalah mengubah pola pikirnya, merasa sulit bahagia itu sebenarnya berasal dari pikiran kamu sendiri, terlalu melihat ke atas sehingga tidak tahu di bawah ada kerikil tajam.
Selalu Memperumit Masalah
Perlu diketahui hadirnya masalah bukanlah membuat hidup kamu menjadi sengsara, melainkan bahagia karena pada dasarnya ada pelajaran dibaliknya. Sayangnya, kamu membuatnya menjadi sangat rumit sehingga, tidak pernah selesai.
Harusnya dengan minta maaf saja selesai karena tidak sengaja, tetapi kamu memintanya untuk membelikan baju, mengantar ke rumah, bilang ke orang tua, dan masih banyak lagi. Memperumit masalah membuat hidup kamu semakin menderita.
Karena ada rasa jengkel dan beban emosi di dalam hati. Coba dibuat santai dan memaklumi bagaimana keadaannya, pasti hasilnya nanti akan berbeda. Sudah cukup dengan maaf, membuat orang sungkan dan ingin berkenalan.
Dari sini, kamu merasa cocok dengannya dan akhirnya tidak jomblo lagi, bagaimana betapa bahagia hidupnya bukan? Perlu diingat, bukan membuatnya menjadi mudah tetapi menjadikannya sederhana.
Pakaian terkena noda dan kotor, memang harus diganti tetapi, setelah mereka meminta maaf yan sikap kamu sebaiknya biasa saja, walau masih jengkel karena baju kesayangan, Tetapi, setelah itu ya sudah, selesai dengan sendirinya.
Beberapa hal tersebut merupakan sikap alami yang secara tidak sadar sering dilakukan, cobalah mengubahnya sejak sekarang agar merasa sulit bahagia bisa tergantikan dengan kebahagiaan yang sebenarnya, bagaimana bisa dimulai sejak sekarang?