Pertengkaran dengan pasangan tak jarang menarik benakmu pada pengalaman masa lalu. Sadar atau tidak, kamu mulai membandingkan pasanganmu dengan pengalaman hubunganmu dahulu bersama mantanmu atau membandingkan dengan pasangan orang lain. Bila ini terjadi, hal pertama yang perlu kamu ingatkan pada diri sendiri ialah bahwa setiap orang merupakan individu yang unik. Ia memiliki pengalaman dan keyakinannya sendiri hingga menjadi dirinya saat ini.
So, berhentilah membandingkan pasanganmu dengan orang lain dan mulai melihat sisi positifnya dan mencintai dirinya apa adanya. Pasalnya, tidak hanya memperkeruh masalah, ada enam alasan tindakan “membandingkan” ini hanya akan memberikan dampak negatif pada hubungan dan dirimu sendiri, loh!
Tidak adil
Pasanganmu saat ini dengan mantanmu merupakan dua individu berbeda dengan keunikannya masing-masing. Mereka tidak memiliki kualitas yang serupa, pemikirannya pun berbeda. So, membandingkan pasanganmu dengan orang lain merupakan tindakan yang tidak adil. Apalagi bila kamu berniat untuk mengubahnya menjadi sesuai dengan keinginanmu.
Hanya akan membuat diri merasa buruk
Ketika benakmu mulai membandingkan bahwa mantanmu telah melakukan berbagai hal untukmu, sementara pasanganmu saat ini tidak melakukan hal yang sama, satu hal yang perlu kamu segera ingat, kamu dan mantanmu tidak lagi bersama karena suatu alasan. Berharap pasanganmu saat ini memperlakukanmu seperti mantan sebelumnya hanya akan membuatmu merasa pahit terhadap cinta yang ditunjukkan pasanganmu saat ini. Pada akhirnya, kamu tidak merasa bahagia dan mulai membenci pasanganmu. Ini merupakan tahap yang sangat berbahaya.
Baca juga: Tanda-Tanda Diri Alami Ketakutan Dalam Membangun Keintiman
Menetapkan ekspektasi yang tidak realitis
Kamu memiliki bayangan ideal dan harapan atas hubunganmu dengannya. Mulai perhatian-perhatian sederhana sampai harapan yang tidak realistis. Well, kita semua berharap dapat memperoleh bagian terbaik dari setiap hubungan yang pernah dijalani dan menjadi pasangan yang sempurna. Tapi, harapan yang tidak realistis justru hanya akan membuat kedua belah pihak tersiksa, jadi sebaiknya dihindari, Ladies.
Membuat pasanganmu tidak berharga
Ketika kamu membandingkan dan mengharapkan pasanganmu melakukan sesuatu seperti mantan atau pasangan lainnya, di saat itu pula, ia akan merasa tidak dihargai. Meskipun ada satu atau dua tindakan yang dilakukannya mirip dengan mantanmu, tetapi tidak berarti ia menjadi replika dari pengalaman masa lalumu, karena tidak ada dua hubungan yang sama. Kamu tidak dapat mengharapkan cinta dari pasanganmu saat ini bila kamu masih mengharapkan rasa cinta yang sama dari yang pernah kamu dapatkan sebelumnya. Ingat Ladies, setiap hubungan memiliki pengalaman uniknya sendiri.
Melewatkan hal-hal baik
Di saat kamu fokus pada kekurangan pasanganmu, semakin sering kamu melewatkan sisi baik dan menarik dirinya. Mungkin ia tidak seperhatian mantanmu, tetapi, ada sisi dirinya yang kemudian membuatmu jatuh cinta padanya, bukan? So, buatlah daftar terkait bagaimana ia menunjukkan kasih sayangnya terhadapmu, tulis apa yang ia lakukan untuk membuatmu tersenyum atau kualitas dirinya yang membuatmu kagum. Ini akan mengingatkanmu betapa indahnya perasaan kalian yang saling bertaut.
Tidak menunjukkan sikap menghargai atas hubungan barumu
Hubungan yang ideal adalah dua belah pihak yang saling menghargai satu sama lain. Biasanya ditunjukkan dengan saling memahami batasan masing-masing dan menghargai kualitas positif masing-masing. Tapi ketika kamu membandingkan dirinya dengan orang lain, itu menunjukkan bahwa kamu tidak menghormati mereka sepenuhnya. Sikap membandingkan hanya akan memperlihatkan keegoisanmu dan merusak penilaiannya terhadapmu.
Bila kamu sudah terjebak dalam circle “membandingkan” ini, kamu bisa mulai mengomunikasikan secara perlahan bersama pasanganmu atau kamu bisa meminta bantuan terapis. Bantuan dari pihak luar ini dapat membantumu memahami akar dari masalahnya. Terapis juga dapat memberikan nasihat hubungan yang tepat bagi pasangan terkait membangun keintiman dan memperkuat komunikasi untuk menyelesaikan konflik diantara mereka.
Sumber: Psych Alive