Tak hanya secara romantik, banyak orang memiliki imajinasi dan harapan pada seseorang ketika membangun hubungan pertemanan dengannya. Keinginan untuk dimengerti, dipahami, dan disayangi sepenuhnya oleh teman terdekat menjadi hal yang utama. Akan tetapi, tidak hanya kita, ia pun memiliki keinginan untuk dipahami dan diterima sepenuhnya juga, termasuk sifat negatifnya.
Sayangnya, tidak semua orang dapat melakukan penerimaan yang sama atas sifat negatif dari teman, sebagaimana ia terima darinya. Keluhan demi keluhan yang muncul akhirnya menciptakan jarak emosional antara kamu dengan dirinya. Pada gilirannya, hal itu membuat hubungan pertemanan dengannya terasa tidak nyaman, bahkan bisa rusak.
Padahal, sebuah hubungan dibangun dari kerja sama kedua belah pihak. Begitu pula penerimaan, perlu dilakukan keduanya. Tidak menutup kemungkinan sifat negatif pada temanmu akan mengingatkanmu pada emosi lama yang menyakitkan. Tapi, alih-alih meluapkan kekesalahan hingga amarah, jadikan ini waktu yang tepat untuk belajar bagaimana menjadi lebih menerima orang terdekatmu sepenuhnya. Tentunya, secara bersamaan menjaga hubungan kita dengan dirinya. Kita bisa mulai menerima teman kita sebagai ‘cukup baik’ daripada mengharapkan kesempurnaan yang menguras energi ketika terlalu mengharapkannya. Berikut beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mencapainya dilansir dari Psych Alive.
Menanamkan Sikap Independen
Pakar Hubungan, Komunikasi Antar Pasangan, dan Pengembangan Diri, Lisa Firestone, merujuk kemandirian dalam hubungan pada dua hal. Pertama, hindari mengandalkan orang lain untuk membuat diri merasa bahagia atau lengkap. Ingat, Ladies memiliki kekuatan yang luar biasa, loh, untuk melakukan berbagai hal yang membuat dirimu sendiri bangga dan bahagia. Hal ini akan membantumu mengetahui batasan yang sehat dan saling menghormati.
Kedua, penting untuk diingat, temanmu merupakan individu yang terpisah. Saat kita dekat dengan seseorang, terkadang kita lupa bahwa mereka adalah diri yang terpisah dengan pikirannya sendiri. Perspektif ini akan sangat membantu untuk melihat berbagai sudut pandang dari situasi yang dimiliki oleh temanmu. Cara ini juga akan membantumu dalam belajar memahami dan berempati dengan pengalaman unik satu sama lain. Pada gilirannya, hal ini dapat membantumu dari potensi terjadinya perang besar dalam hubungan pertemanan yang kamu bangun.
Menawarkan Perbaikan
Sekuat apapun hubunganmu dengan teman, perselisihan bukan menjadi sesuatu yang tidak mungkin, seperti salah satunya miskomunikasi. Tapi, alih-alih bersikap defensif, menurut Firestone, penawaran perbaikan dapat menjadi solusi tercepat dan terbaik untuk menyelesaikannya. Dalam hal ini, kita bisa jujur dan to the point tentang perasaan kita tanpa menggunakan bahasa yang victim blaming atau menyalahkannya. Cara ini akan mengundang temanmu melakukan hal yang sama. Menjadi orang pertama yang melucuti senjata diri merupakan tindakan yang kuat, Ladies. Biasanya, cara ini juga mengarah pada hasil dan respon yang lebih baik dari temanmu itu.
Hindari memperbesar hal kecil
Sikap sinis sebagai ungkapan kekesalan terhadap sikap negatif dari teman terkadang berawal dari hal-hal kecil yang merusak suasana hatimu. Bukan berarti kamu harus mengabaikan hal-hal yang menyakitimu, ya Ladies. Tapi, bisa jadi reaksi terhadap perilaku kecil ini bukan sepenuhnya karena kesalahan orang terdekatmu, melainkan di dalam dirimu sendiri. Bisa jadi sikap tersebut justru memicu perasaan lama yang menyakitkan bagimu. Alhasil, membuat reaksimu meledak, namun sebenarnya tidak ada hubungannya dengan masa kini. Bila hal ini terjadi, langkah yang perlu kamu lakukan ialah berhenti sejenak dan pikirkan baik-baik reaksimu sebelum dikeluarkan. Hal ini akan membantumu mempertimbangkan respon dengan risiko penyesalan yang rendah.
Tunjukkan Apresiasi
Ketika terlalu fokus pada hal negatif, cobalah untuk melangkah mundur dan melihat gambaran diri dengan lebih besar. Apakah hal yang kamu kritisi benar-benar mewakili perasaanmu tentang dirinya sepenuhnya? Luangkan waktu untuk memikirkan perasaanmu yang terdalam pada dirinya. Hal ini akan membantumu mencari keseimbangan dalam melihat suatu hal dan tidak membiarkan kritik batin menyabotase perasaanmu yang sebenarnya. Ini juga membantumu menerima bahwa temanmu tidaklah sempurna. Mungkin mereka memiliki kemampuan komunikasi yang buruk, tetapi apa benar itu merepresentasikan perasaannya yang sebenarnya padamu?
Mengingat kembali apa yang kita hargai darinya juga adalah tindakan baik terhadap diri sendiri. Kita dapat menghargai apa yang telah ia tawarkan secara unik dan mencari hal lain yang juga dapat memberi kita kebahagiaan. Hal ini membuat kita merasa bahagia dan menghargai kesenangan yang bisa kita dapatkan dari hubungan tersebut.
Baca juga: Best Friend Goals Banget, Ikuti Kiat-kiat Ini untuk Persahabatan Kompak dan Langgeng
Belas Kasih
Pengingat yang baik ketika kita sedang berjuang mempertahankan hubungan pertemanan ialah memiliki belas kasih. Bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk diri kita sendiri. Temanmu mungkin memiliki banyak hal yang terjadi pada dirinya yang bisa jadi tidak sepenuhnya bisa kita pahami. Jadi, hal yang bisa kita lakukan ialah sedikit bersabar untuk membiarkannya melalui perjuangannya.
Di sisi lain, belas kasih ini pun perlu kamu tanamkan pada dirimu sendiri. Mengingat, diri cenderung lebih kritis pada diri sendiri daripada orang lain. Sikap belas kasih pada diri juga penting untuk memberi diri kita waktu dan dukungan untuk menyelesaikan masalah daripada langsung bereaksi buruk. Ketika belas kasih ini tidak diterapkan, kemungkinan besar kamu akan mengabaikan orang dan berpotensi kehilangan hubungan yang penting.
Dengan tidak terlalu menghakimi, kita menemukan cara baru dalam diri kita untuk memelihara pertemanan. Dari sejumlah tips ini, kamu juga berkesempatan untuk mengembangkan kualitas diri, baik sebagai individu maupun sebagai teman.
Sumber: Psych Alive