Google dan Levi’s berkolaborasi menciptakan jaket terbaru yang didukung oleh teknologi sensor gerak. Jaket ini memungkinkan penggunanya menyambungkan dengan headset bluetooth dan smartphonenya. Projek Google dan Levi’s ini diberi nama Jacquard.
Baca juga: Lindungi Penggunanya, Google Integrasikan Password Checker dengan Platform-nya
Kecanggihan jaket ini adalah terdapat serat konduktif “yang menyalurkan arus listrik” pada bagian lengan jaket yang terhubung pada chip. Juga pada komponen elektronik hitam 1,5 inci pada ujung lengan. Komponen itulah yang menjadi bluetooth yang terhubung ke ponsel kita.
Dengan menggunakan aplikasi yang sesuai, kamu bisa menentukan gerakan apa untuk fungsi tertentu.
Oh iya, jaket ini sebagian besar dimaksudkan untuk digunakan ketika kamu menggunakan headphone. Sebagai contoh, kamu bisa mengatur gerakan sapuan (brush in) ke dalam pada ujung lengan jaket kirimu, untuk memberitahukan judul lagu yang sedang diputar. Kamu juga bisa melakukan berbagai fungsi lainnya seperti gerakan sapuan keluar atau tepukan dua kali untuk memainkan lagu berikutnya atau menjeda apa yang sedang kamu dengarkan. Komponen elektronik hitam yang tadi disebutkan, jika terhubung dengan ponsel pintarmu dapat pula menunjukkan ketika ada telepon masuk atau pesan masuk.
Mungkin bagi sebagian orang hal ini nggak berguna. Toh kamu bisa tetap menikmati kecanggihan ponsel dan headphone bluetooth kamu tanpa adanya jaket pintar ini. Namun, dalam dunia teknologi, jaket ini patut mendapat perhatian. Sama halnya dengan speaker pintar “smart speaker” dan screen protektor untuk ponsel pintarmu.
Versi jaket ini pertama kali dipasarkan pada Oktober 2017 dan dalam dua tahun sejak itu, Google dan Levi’s telah melakukan banyak perubahan. Pada produk pertamanya, konektor hitam yang berada di ujung lengan terlihat sangat menonjol seperti pelindung pencurian yang biasanya terdapat di toko-toko karena tebalnya 4,5 inci. Serta interface sentuhnya terlalu kelihatan. Sedangkan pada produk terbarunya terlihat lebih sempurna dan efisien.
“Keuntungan utama dari jaket ini adalah kemudahannya dalam berinteraksi” kata Chris Harrison, seorang asisten profesor di institute interaksi Manusia-Komputer Carnegie Mellon.
“Kamu tidak perlu mengeluarkan ponselmu atau menarik lengan jaketmu untuk menggunakan jam pintarmu.” Sebagai gantinya, kamu cuma perlu menyentuh selembar kain.
Gerakan seperti ini, sangat mirip ketika kita berinteraksi dengan orang lain pada dunia nyata, katanya menambahka. Contohnya seperti lambaian tangan ketika sedang menelpon seseorang dan kamu ingin dia menunggu untuk mengobrol denganmu setelah kamu selesai menelepon. “Kita nggak benar-benar punya suatu kebiasaan naluriah untuk suatu telepon,” kata Harrison, tetapi menyapu lengan baju keluar untuk memainkan lagu berikutnya ada di ranah itu. Pada kenyataannya, Google menggunakan gesture itu di tampilan rumah pintar “smart home” Nest Hub Max-nya. Sangat mempersingkat waktu.
Walaupun kain sentuh sensitif “touch-sensitive fabric” terdengar seperti ide tahun 2019, ternyata konsep ini sudah ada sejak tahun 1997.
Dan sebuah key paper “mesin pembaca kunci kriptografi cetak” dari universitas Massachusetts Institute of Technology (MIT) menyatakan dalam abstraknya kalau “komputer yang digunakan sekarang bisa dengan mulus digabungkan dengan pakaian biasa.” Lebih dari dua puluh tahun kemudian, visi itu terjadi. Menyenangkan jika dipikirkan, dan membayangkan masa depan seperti gaya Star Trek dimana lencana komunikasinya hanya ditenun di pakaian.
Penasaran berapa harganya, Ladies? Jaket pintar Jacquard dijual seharga Rp2,7 juta hingga Rp3,5 jua, tergantung dari versi mana yang mau kamu beli. Tertarik untuk memilikinya, Ladies?
Sumber: popsci.com