Belakangan diberitakan toko aplikasi raksasa di Android kepunyaan Google diserang banyak aplikasi baru yang sudah terinfeksi malware. Angka keberhasilan malware untuk membobol benteng proteksi Google meningkat drastis. Hal ini sesuai dengan hasil survei yang dilakukan oleh pihak Kaspersky Lab beberapa waktu lalu. Belum diketahui secara pasti penyebab dari masuknya malware ke Google Play. Disinyalir, ini karena ketidakmampuan pihak perusahan pencari raksasa itu untuk membendung serangan hackers.
Salah satu peneliti di firma keamanan Lookout diberitakan telah berhasil mengidentifikasi aplikasi smartphone jahat yang menyusup ke Google. Segerombolan malware itu bernama ‘SonicSpy’. Setelah diteliti lebih lanjut, paling tidak ada tiga versi malware yang bisa mengganggu kinerja ponsel. Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa kebanyakan aplikasi yang disusup oleh malware adalah aplikasi yang paling banyak diunduh.
Salah satu dampak jika user mengunduh aplikasi yang terkena malware adalah mereka akan mendapati storage untuk pesan penuh tiba-tiba. Menurut penelitian oleh Lookout, malware tersebut mampu membajak fungsi dasar dari handphone seperti membuat panggilan, mengirim pesan teks, dan memenuhi kontak serta log panggilan. Bukan hanya itu, secara otomatis data user akan disedot.
Berdasarkan penelitian Lookout, seorang pengembang yang dimungkinkan berbasis di Iraq membangun lebih dari seribu aplikasi malware dengan memasukkan fungsi spy ke dalam sebuah aplikasi yang banyak digunakan yakni Telegram. Beberapa nama pun akhirnya ditemukan seperti Soniac dan Hulk Massanger. Michael Flossman, salah satu peneliti di projek Lookout mengungkapkan bahwa aplikasi-aplikasi malware tersebut mungkin saja didistribusikan melalui direct phishing text dengan sebuah download link atau bisa juga dikatakan melalui non-Google app market misalnya saja Geyser.
“Para pelaku di balik ‘keluarga’ ( komplotan) ini telah menunjukkan bahwa mereka mampu menyusupkan spyware mereka ke official app store.” Ungkap pihak Lookout.
Dia menambahkan juga kalau proses pembuatannya terjadi secara otomatis. Hal itu berarti, tidak menutup kemungkinan untuk malware tersebut kembali menyusup lagi ke Play Store.
Kemajuan aplikasi Android yang bisa menyebarkan malware semakin pesat. Alhasil, penyebarannya pun tak membutuhkan waktu lama. Sementara itu, trojanware SonicSpy terlihat cukup ‘murah’. Peneliti pun menemukan malware yang disisipkan melalui rangkaian cooking game “Judy” series yang berhasil mengelabuhi mesin penyaring milik Google. Lebih dari 47 dari 1000 perangkat Android yang ada sedang menghadapi ancaman berbasis malware.
Jadi, jangan buka sembarangan link dan jangan lupa beri perlindungan berupa antivirus untuk ponselmu, Ladies.