today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Sejarah Hari Perempuan Internasional

Hari ini, 8 Maret, tiap tahunnya diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional alias International Women’s Day. Buat ladies yang belum tahu, hehe sekarang jadi udah tahu dong ya? Lebih lanjut, Mera Muda mau mengajak kalian tahu lebih banyak. Terutama soal sejarah bagaimana 8 Maret akhirnya diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Yuk!

Perempuan yang hidup di abad 21 telah mendapatkan banyak keistimewaan yang tidak didapatkan perempuan generasi sebelumnya.

Pada masa silam, dan mungkin masih terjadi hingga masa kini, peran perempuan dibatasi hanya di ranah domestik. Perempuan tidak perlu sekolah karena toh pada akhirnya hanya akan ‘berkarir’ di rumah sebagai istri dan ibu. Perempuan tidak boleh berkontribusi pada dunia politik karena ranah tersebut eksklusif milik laki-laki. Perempuan tidak boleh ‘bersuara’ karena kewajibannya untuk menahan diri. Perempuan adalah objek bagi laki-laki. Upah perempuan pun lebih rendah dari upah laki-laki, dan masih banyak norma-norma lainnya yang mengekang kebebasan perempuan. Hingga saat ini pun, perjuangan perempuan masih akan terus bergulir untuk melawan berbagai stereotip. Namun bukan berarti tidak ada yang bisa dirayakan di masa sekarang.

Tanggal 8 Maret ditetapkan sebagai International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional.

Gagasan untuk memperingati hari perempuan sebetulnya telah muncul kurang lebih sejak 100 tahun lalu, yaitu pada saat memasuki abad 20. Di tengah gelombang industrialisasi dan ekspansi ekonomi yang menimbulkan protes-protes mengenai kondisi kerja. Pada tanggal 8 Maret 1857, kaum perempuan dari pabrik garmen mengadakan protes di kota New York. Mereka menyuarakan protes terhadap kondisi kerja yang sangat buruk, dan upah yang rendah. Para pengunjuk rasa yang kemudian dibubarkan oleh polisi tersebut lantas membentuk serikat buruh pada bulan Maret 1859.

Di Barat, Hari Perempuan sempat diperingati selama 10 tahun, dari 1910-an hingga 1920-an.

Dimulai pada tahun 1909, dalam rangka didirikannya Partai Sosialis Amerika, Hari Perempuan Nasional pertama kali diperingati pada tanggal 28 Februari. Selanjutnya pada tahun 1910, kelompok sosialis mengadakan pertemuan internasional di Copenhagen, Denmark, dan memutuskan untuk memiliki hari Perempuan Internasional sebagai penghormatan atas hak-hak asasi perempuan. Keputusan tersebut disetujui oleh 17 negara. Pada pertemuan tersebut, belum ditentukan tanggal pasti dari Hari Perempuan Internasional. Perayaan hari perempuan tersebut bertahan hingga tahun 1913.

Pada tahun 1911, sebagai tindak lanjut dari pertemuan di Copenhagen, Hari Perempuan Intenasional untuk pertama kalinya dirayakan pada tanggal 19 Maret.

Di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss, 1 juta perempuan dan laki-laki turun bersama ke jalan untuk menuntut hak keikutsertaan pada pemilu dan posisi dalam pemerintah, hak bekerja, kesempatan memperoleh pelatihan, dan penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan. Tanggal 25 Maret 1911, terjadi insiden tragis di New York yang menewaskan lebih dari 140 buruh perempuan. Peristiwa tersebut mengubah peraturan perburuhan dan kondisi kerja di Amerika Serikat yang menjadi penyebab terjadinya insiden tragis tersebut, dan dikecam habis-habisan selama Hari Perempuan Internasional di tahun berikutnya.

Sebagai upaya perdamaian selama berlangsungnya Perang Dunia I, kaum perempuan Rusia memperingati Hari Perempuan Internasional untuk pertama kalinya pada hari Minggu terakhir bukan Februari 1913. Sementara di belahan Eropa lainnya, sekitar tanggal 8 Maret 1914, kaum perempuan berunjuk rasa untuk memprotes perang dan mengungkapkan solidaritasnya kepada kaum perempuan di belahan dunia lain.

Tahun 1917, kaum perempuan Rusia turun ke jalan lagi dan menyerukan “bread and peace” sebagai bentuk protes atas terbunuhnya dua juta tentara Rusia dalam perang. Empat hari kemudian, Tsar Rusia turun tahta dan pemerintah sementara mengakui hak perempuan untuk ikut serta dalam pemilu. Hari bersejarah tersebut jatuh pada tanggal 23 Februari di kalender Julian yang digunakan Rusia, atau 8 Maret pada kalender Masehi. Sejak hari itulah Hari Perempuan Internasional atau Hari Perempuan Sedunia diperingati pada tanggal 8 Maret oleh kaum perempuan di belahan dunia manapun.

Via socialistalternative.org

Perayaan Hari Perempuan Internasional yang sempat menghilang selama beberapa puluh tahun tersebut akhirnya dihidupkan kembali seiring dengan bangkitnya feminisme pada tahun 1960-an. Pada tahun 1975, PBB mulai mensponsori Hari Perempuan Internasional dan seringkali menambahkan agenda seputar perempuan di tema tahunan mereka.

Selamat Hari Perempuan Internasional, ladies! Semoga perempuan di Indonesia dan juga di seluruh dunia bisa mendapat kesempatan yang sama dan nggak lagi diperlakukan secara nggak adil.

Sumber: Nova.id, Wikipedia, International Women’s Day

Must Read

Related Articles