Series Sound Of Magic menjadi salah satu drama korea yang banyak mencuri perhatian. Tidak heran di awal penayangannya, mereka mencuri perhatian dengan menduduki peringkat pertama selama beberapa hari.
Kim Sung-yoon mencoba racikan baru agar series tersebut dapat dinikmati oleh semua kalangan. Hadirnya pertunjukan sulap dan musikal menjadi perpaduan menarik, apalagi tokoh utamanya Yoon Ah-yi dan Na Il-deung bergerak cepat menuju dewasa.
Semua peralihan tersebut dikemas secara apik. Tidak heran bila beberapa penonton, memberikan angka 8 dari 10 untuk keseluruhan kisahnya yang hanya berjumlah 6 episode saja dan sudah bisa Anda lihat seluruhnya di layanan streaming Netflix.
Series Sound Of Magic memberikan konsep yang berbeda
Kim Sung-yoon sepertinya paham bagaimana sulitnya seorang anak melakukan adaptasi menuju ke dewasa. Berbagai masalah yang dihadirkan sebenarnya terasa cukup berat dan sedikit berlebihan hanya saja, dalam kehidupan nyata ada juga yang mempunyai kisah demikian.
Walau terlihat menarik, beberapa adegan terasa hambar. Mungkin, ekpektasinya sudah berlebihan karena, hampir semua sutradara pasti mengemas scene tersebut dengan penuh drama. Sayangnya kondisi itu dibiarkan begitu saja mungkin, ingin menunjukan rasa empati kepada tokoh utama hanya kurang begitu dramatis.
Bukan sepenuhnya buruk, konsep yang berbeda dari series Sound Of Magic ini memberikan sisi transisi yang cukup menarik. Ada pesan mendalam dibalik pertunjukan sulap dan kata yang selalu dipertanyakan, “Apakah kau percaya sulap?”
Sebuah pesan singkat bahwa, transisi anak ke dewasa ini seperti pertunjukan tersebut. Hasilnya sering sulit untuk diprediksi, hanya bagaimana cara mereka melakukannya. Tidak ada kata salah atau benar, karena poin utamanya adalah pada hasil akhir.
Banyak pertanyaan yang harus kamu jawab sendiri
Series Sound Of Magic memberikan beberapa pertanyaan menarik yang harus kamu jawab sendiri. Harus diakui pangsa pasar dari drama tersebut adalah usia remaja, jadi apakah menjadi dewasa itu sangat menyenangkan?
Pada masa transisi ini, penonton dihadapkan kepada dua dunia yang hampir selalu dilakukan oleh orang tua. Menuntut menjadi seperti mereka, atau membebaskan dirinya ingin menjadi apa.
Dalam beberapa adegan juga menunjukkan bagaimana dampak yang diberikan oleh sikap orang tua tersebut. Dari sini, peran orang tua untuk mendidik anaknya juga dipertanyakan, mungkin juga terselip pertanyaan apakah kamu setuju dengan cara itu?
Sisi yang tidak dieksplor sama sekali dari series ini adalah cinta. Sang sutradara memberikan treatment lain soal sisi tersebut, hal itu cukup menarik dan tidak sama sekali menurunkan tensinya justru pengolahan konfliknya membuat penonton ingin menikmatinya langsung semua episode.
Plot twist yang menjengkelkan
Series Sound Of Magic memberikan penontonnya sebuah plot twist menyebalkan. Artinya, sang sutradara berhasil membawa situasi dimana Lee Eul adalah pelaku dari hilangnya seorang mahasiswi sekolah setelah berkunjung ke sana.
Adegan, saksi, hingga bukti tersebut benar-benar mengarahkan penonton untuk memberikan tanggapan bahwa memang orang itu adalah pelakunya. Tetapi, inilah kondisi sulap yang membuat plot twist tersebut berjalan sangat halus dan menyebalkan.
Penonton tidak akan pernah menyangka bahwa pelakunya adalah orang tersebut. Bahkan, penjelasan mengapa bisa terjadi seperti itu juga dijelaskan melalui drama sulap nan epic. Tidak heran bila sampai sekarang semakin banyak penonton penasaran dan melihatnya.
Harus diakui bahwa, drama musikal serta komedi putar memberikan nuansa baru serta mampu mengenang masa lalu, bagi siapa saja penontonnya. Selain dari sisi yang lain, efek CGInya memang terbaik membuat mata ingin selalu melihatnya.
Series Sound Of Magic merupakan sebuah drama ringan dan menarik bagi siapa yang ingin melihat bagaimana perasaan anak remaja dalam menjalani transisinya dari remaja menjadi dewasa. Kalau kamu sendiri seperti apa setelah melihat pertunjukan ini?