Selama ini kalau mendengar ‘batu ginjal’, kita mungkin hanya mengetahui bentuknya yang seperti batu kecil. Tapi, tahukah Ladies, kalau ada batu tanduk rusa ginjal (staghorn stone)? Disebut demikian karena batu ginjal ini bercabang sehingga terlihat seperti tanduk rusa, Ladies. Biasanya mengenai dua cabang atau lebih pada saluran ginjal.
Dalam virtual media briefing pada Rabu (29/7), dr. Ponco Birowo, Sp.U(K), Ph.D memberi pemaparan mengenai jenis batu ginjal ini dan teknik operasi untuk menanganinya.
Apa saja sih gejala yang dialami oleh pasien batu tanduk rusa pada ginjal ini? Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai, Ladies. Yaitu nyeri pinggang yang hilang timbul tanpa dipengaruhi gerakan, kencing warna merah atau kencing darah, kencing keruh berpasir atau keluar batu kecil. Dan jika sudah berlanjut karena infeksi dapat menyebabkan demam dan nyeri saat buang air kecil. Tapi, nggak jarang juga ada pasien yang tidak merasakan gejala atau keluhan. Atau seringnya, gejalanya tidak disadari hingga batu ginjalnya membesar dan membentuk tanduk rusa.
Saat ini teknik operasi untuk menghancurkan batu tanduk rusa ginjal di Indonesia dapat dilakukan tanpa radiasi dan dengan luka operasi minimal. Teknik bernama Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) ini tidak lagi menggunakan X-ray sehingga risiko paparan radiasi nol. Teknik PCNL saat ini menggunakan ultrasonografi (USG) yang lebih aman dan juga meminimalisasi obat-obatan terkait sehingga biaya yang dikeluarkan relatif lebih hemat.
Dr. Ponco Birowo, Sp.U(K), Ph.D, dokter spesialis urologi FKUI-RSCM mengembangkan teknik operasi PCNL. Teknik ini tak lagi menggunakan X-ray dan ballon dilator yang hanya dapat digunakan sekali dan cukup mahal. Dr. Ponco menggunakan Alken Telescopic Metal Dilator yang bisa digunakan berkali-kali. Tanpa X-ray, paparan radiasi pada pasien dan operator juga dapat diminimalisir. Tekniknya ini sudah dilaporkan dalam 2 jurnal ilmiah bereputasi internasional yitu Research and Reports in Urology tahun 2020 dan International Urology and Nephrology tahun 2020. Sejauh ini belum pernah ada yang melaporkan teknik operasi PCNL bebas X-ray dengan menggunakan Alken Telescopic Metal Dilator.
“PCNL merupakan teknik pembedahan minimal invasif untuk menghancurkan batu ginjal yang menggunakan jarum (needle) dan guidewire yang ditusukkan ke punggung pasien pada kulit dekat ginjal untuk mengakses ginjal dan saluran kemih bagian atas. Luka operasi pada teknik ini sekitar 1 cm. Pada prosedur ini diperlukan pencitraan untuk menilai apakah akses ke ginjal sudah tercapai. Bisa menggunakan X-ray dan flouroscopy ataupun ultrasonografi. Setelah akses tercapai saluran kemih dilebarkan dengan dilator dan dimasukkan kamera untuk melihat struktur ginjal, kemudian batu dihancurkan. Setelah itu, dilakukan pencitraan kembali untuk melihat apakah masih ada batu tersisa atau tidak.”
Saat ini belum ada data mengenai prevalensi batu tanduk rusa di Indonesia.
Namun, menurut data RISKESDAS tahun 2013, prevalensi batu ginjal di Indonesia adalah 0,6%. Diketahui kelompok usia 55-64 tahun paling rentan terkena batu tanduk rusa, dengan prevalensi pada laki-laki 0,8% dan perempuan 0,4%. Faktor keturunan dengan riwayat saluran kemih, asam urat, infeksi saluran kemih, ginjal tunggal, obesitas, dan sindrom metabolik juga harus diwaspadai, Ladies. Selain faktor keturunan, ada beberapa faktor luar yang bisa jadi penyebab batu saluran kemih.
- Beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi dibandingkan daerah lain.
- Iklim dan temperatur. Daerah dengan temperatur lebih tinggi memiliki prevalensi pembentukan batu ginjal lebih tinggi.
- Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi.
- Diet tinggi purin, oksalat, dan kalsium.
- Orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang bergerak.
Nah, itu tadi sekilas mengenai staghorn stone atau batu tanduk rusa ginjal beserta penanganannya, Ladies. Walaupun sudah bisa menggunakan metode yang bebas X-ray dan lebih hemat, alangkah baiknya kalau kita bisa mencegahnya sebisa mungkin dengan gaya hidup yang sehat ya. Jangan lupa segera konsultasikan ke dokter jika kamu mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan.