Batavia Madrigal Singer (BMS) akhirnya kembali mengikuti kompetisi setelah penantian selama dua tahun. BMS akan tampil pada 31st European Grand Prix for Choral Singing (EGP) 2022 pada tanggal 18 Juni 2022 mendatang di Tours, Perancis. Kompetisi kali ini BMS akan memberangkatkan 44 penyanyi dan 1 pianis.
Kesempatan mengikuti kompetisi bergengsi ini, merupakan undangan karena telah berhasil menjadi juara umum dalam kompetisi Certamen Coral de Tolosa di Spanyol pada 2019 lalu. Ajang paduan suara internasional yang tertua dan tersulit ini merupakan kompetisi yang mempertandingkan para juara umum dari berbagai kompetisi bergengsi di Eropa.
Avip Priatna, Sebagai Pendiri dan Direktur Musik Akui Bangga Batavia Madrigal Singer (BMS) akan mengharumkan nama Indonesia pada kompetisi 31st European Grand Prix for Choral Singing (EGP) 2022 di Perancis.
Batavia Madrigal Singer (BMS) merupakan paduan suara pertama yang terpilih sebagai finalis European Grand Prix for Choral Singing di tahun 2013 dan 2017. Mereka juga berhasil menjadi salah satu peserta pada tahun ini yang akan membawa nama Indonesia.
Avip Priatna, sebagai pendiri dan Direktur Musik dari Batavia Madrigal Singers (BMS) mengatakan, “Kami sangat bangga dapat menjadi salah satu paduan suara yang akan tampil pada 31st European Grand Prix for Choral Singing (EGP) 2022 pada tanggal 18 Juni 2022 mendatang karena kompetisi ini menjadi salah satu konsistensi kami dalam membawa nama harum bangsa Indonesia di kancah internasional.”
Kompetisi yang mengalami penundaan tersebut membuat Avip dan BMS tidak sabar untuk memberikan penampilan terbaik mereka. “Tak hanya itu, kompetisi ini telah mengalami penundaan akibat pandemi sehingga kami sudah tak sabar untuk bisa memberikan penampilan terbaik kami di kompetisi tertua dan tersulit paduan suara ini,” tambah Avip.
Indonesia jadi salah satu paduan suara yang ditakuti di kancah internasional
Seperti yang dikatakan Avip Priatna, bahwa Indonesia menjadi salah satu paduan suara yang ditakuti di kompetisi internasional. “Saya dapat cerita dari teman saya ketika menjadi juri. Mereka bilang kalau di kompetisi choir bertemu peserta dari daratan China mereka (peserta paduan suara internasional) tuh nggak takut. Tapi begitu ada satu dari Indonesia mereka langsung takut,” kata Avip.
Indonesia telah dihormati dan ditakuti oleh pegiat paduan suara, walaupun paduan suara dalam hal plubikasi di Indonesia tidak sepopuler itu. Bahkan, masyarakat lebih tertarik kepada musik pop, tetapi paduan suara memiliki penggemar dengan loyalitas yang tinggi. Para penggemar paduan suara mereka sangat solid.
Baca juga: Alasan Musik Pop Begitu Disukai Oleh Anak Muda
Bincang dengan para anggota Batavia Madrigal Singer (BMS)
Batavia Madrigal Singer (BMS) memiliki anggota dengan latar profesi yang berbeda-beda. Namun, hal ini tidak menghalangi mereka untuk dapat menyatukan suara sebagai kesatuan yang harmonis dan memberikan penampilan yang terbaik. Ini dikarenakan BMS memiliki sistem atau program untuk latihan yang telah ditentukan beberapa bulan sebelumnya.
Michael, salah satu anggota yang berprofesi pegawai swasta mengatakan, “Proses latihan BMS ini after office hour, nggak pernah siang. Kita itu biasanya latihan dari jam setengah 8 sampai jam 9 atau jam 10 malam, jadi sebenarnya sama sekali nggak mengganggu jam kerja”. Namun, kendala yang dirasakan oleh para anggota apabila terdapat latihan tambahan.
Seperti yang dikatakan oleh Putri, salah satu anggota yang berprofesi sebagai dokter gigi. “Saya betul-betul memastikan ketika proses latihan saya tidak ada jam praktik, kalo misalkan ada latihan tambahan misalnya, jujur saya suka mindahin pasiennya sih,” kata Putri, diikuti tawa. Putri mengatakan ia sebisa mungkin mengatur jadwal untuk latihan, terutama latihan tambahan menjelang kompetisi. Tujuannya agar tidak tertinggal dari teman-teman dan kekompakan mereka tetap terjaga.
Dalam kompetisi ini mereka akan membawakan tiga lagu dari berbagai zaman yaitu zaman renaissance, zaman romantic abad 19, dan zaman modern. Mereka juga akan menampilkan karya dari Thierry Machuel, Juan Gutierrez de Padilla, Edward Elgar, Jozsef Karai, Toyotaka Tsuchida dan Ken Steven pada kompetisi ini yang diiringi piano.