Marvel telah mengumumkan bahwa beberapa artwork dalam X-Men Gold #1 akan dihapus serta memberikan sanksi disipliner pada artist Ardian Syaf. Keputusan ini diambil oleh Marvel setelah pihak perusahaan menemukan bahwa Ardian Syaf telah memasukan beberapa referensi politik dan keagamaan di Indonesia ke dalam hasil karyanya.
Selama lebih dari sepekan, pembaca Indonesia menemukan ada isu perpolitikan yang berkaitan dengan gubernur petahana dan barisan konservatif Islam. Isu tersebut ditemukan dalam kaus milik Colossus yang bertuliskan “QS 5:51” yang merujuk pada Al-Quran surat Al-Maidah ayat 51. Kemudian ada juga bangunan yang berlabel 212 yang berada di atas kepala Kitty Pryde, pemimpin X-Men. Label ini merujuk pada “aksi 212” yang dilaksanakan pada 2 Desember. FYI, Kitty Pryde sendiri adalah karakter yang memiliki latar belakang Yahudi yang taat.
Seperti yang Ladies ketahui, situasi politik di Jakarta saat ini begitu kompleks dan tidak kondusif.
Gubernur petahana, Basuki Tjahja Purnama atau yang kerap disapa Ahok sedang berada dalam proses persidangan penistaan agama. Selain itu dia juga berada dalam ‘panasnya’ persaingan menuju ‘Jakarta 1’. Ahok yang merupakan wakil dari Jokowi, yang saat ini menjadi Presiden Republik Indonesia, adalah gubernur nonmuslim dan etnis Tionghoa pertama di Jakarta. Meskipun dikenal sebagai sosok yang antikorupsi, tetapi perangai serta tutur kata Ahok yang kasar. Puncaknya adalah dugaan penistaan agama yang dialamatkan padanya, membuat pihak konservatif Islam (yang digawangi oleh FPI) memutuskan untuk melaporkannya ke pihak yang berwajib. Ahok sebetulnya sudah meminta maaf atas pernyataannya mengenai dugaan penistaan Al-Maidah ayat 51 ini, tetapi pihak muslim tetap menuntut penangkapannya. Keseriusan barian konservatif Islam ditunjukkan dengan aksi besar-besaran pada 4 November (411) dan 2 Desember (212).
Dalam posting-an Facebook-nya, Ardian Syaf menunjukkan bahwa dirinya mengetahui peristiwa 212 serta latar belakangnya.
Ardian pun tidak meminta maaf atas aksinya, dan justru menganjurkan pembaca untuk membeli komik edisi pertamanya. Yaitu yang masih mengandung muatan ideologinya. Mungkin setengah bercanda, karena selanjutnya karyanya tidak akan ditemukan lagi dalam edisi berikutnya sehingga akan menjadi rare item. Marvel mencoba meminta konfirmasi dari pihak Ardian Syaf, tetapi belum juga mendapatkan balasan. Namun, berkaitan dengan hal ini, Marvel telah memberikan pernyataan resminya dalam Comicbook.com. Dalam klarifikasinya tersebut, Marvel memaparkan bahwa simbol politik dan keagamaan yang terdapat dalam komik X-Men Gold #1 dilakukan tanpa mengetahui baik latar belakang dan maknanya.
Referensi tersirat tersebut tidak mencerminkan ideologi dari penulis, editor, ataupun pihak Marvel, serta sangat bertolak belakang dengan inklusivitas yang diusung oleh Marvel Comics dan X-Men sejak awal mula penciptaannya. Komik karya Ardian Syaf tersebut akan dihapus dari edisi cetak, edisi digital, serta trade paperbacks. Di akhir klarifikasinya, Marvel menyatakan akan mengambil tindakan disipliner terhadap sang artist. Namun masih belum jelas apakah Ardian Syaf, yang merupakan freelance artist, akan tetap melanjutkan hubungan kerjanya dengan Marvel, atau justru Marvel akan melakukan pemutusan kerja sama.
Update terbaru ketika artikel ini ditulis, Ardian Syaf akhirnya merilis pernyataan ke akun Facebook-nya seperti yang bisa dibaca di sini. Singkat saja, dia menjelaskan arti referensi di komiknya dan bahwa ‘karirnya sudah tamat.’
Sumber: io9.gizmodo.com