Tanpa pikir panjang, kita seringkali membuang sisa makanan yang tidak sempat dihabiskan. Padahal, tidak hanya menambah tumpukan sampah, tapi, limbah makanan ini juga dapat memberikan dampak yang berbahaya pada perubahan iklim, loh! Saat makanan membusuk di tempat pembuangan sampah, ia akan menghasilkan metana – gas rumah kaca yang dianggap lebih kuat daripada karbon dioksida. So, daripada dibuang, yuk kita simpan makanan dengan beberapa metode pengawetan sederhana berikut ini. Tentunya, agar makanan tetap dapat kita nikmati dengan aman di hari lain dan mengurangi produksi limbah.
Pembekuan
Salah satu metode pengawetan makanan yang paling akrab di masyarakat ialah pembekuan. Makanan yang dibekukan merupakan cara yang bagus untuk mengawetkan sup, makanan pembuka, dan makanan manis. Tapi, agar makanan benar-benar tahan lama, kamu perlu perhatikan cara mengemasnya dan freezer burn-nya ya. Biasanya, makanan beku akan bertahan hingga tiga bulan tanpa kehilangan terlalu banyak rasa dan tekstur. Akan tetapi, makanan yang freezer burned, rasanya tidak akan enak. Sebisa mungkin, tulis tanggal pertama kali makanan itu dimasukkan ke dalam freezer, ya.
Dehidrasi
Dehidrasi merupakan salah satu metode pengawetan makanan tertua. Tidak memerlukan banyak alat, selama ada kehangatan dan sinar matahari. Hampir semua makanan dapat mengalami dehidrasi–seperti buah-buahan kering. Opsi ini sangat ideal untuk produk musiman dan mengeringkannya untuk digunakan sepanjang tahun. Meski agak sulit, kunci yang perlu kamu ingat ialah memastikan kemasan penyimpanan dan makanan bebas dari lembab. Adapun alat-alat yang sekiranya dibutuhkan adalah dehydrator, rak pengering atau dehydrator surya, pisau tajam, panci besar, toples dan wadah yang dapat digunakan kembali untuk penyimpanan.
Pickling
Buat kamu yang sering bermain ke pasar atau pecinta makanan korea, pasti sudah tidak asing dengan metode yang satu ini. Yup, pengasinan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mengawetkan makanan. Termasuk diantaranya, pengawetan cepat, acar cuka kalengan, dan fermentasi. Prosesnya cukup sederhana, tambahkan sayuran segar (mentimun, bawang, wortel) ke dalam larutan asam seperti cuka, makanan dapat bertahan beberapa minggu lebih lama dan rasanya menjadi tajam dan asam. Metode pengawetan cepat dapat memperpanjang umur makanan hingga empat minggu bila segera disimpan di lemari es. Sementara, untuk cuka kalengan dan sayuran yang difermentasi, dapat bertahan hingga berbulan-bulan tanpa dibuka di lemari.
Fermentasi
Metode yang satu ini tidak hanya mengawetkan, tetapi juga memanfaatkan vitamin dan mineral yang sehat. Melalui fermentasi lakto, bakteri baik tumbuh dan mengawetkan buah serta sayuran segar sambil memberikan tubuh bakteri sehat. Bakteri ini sangat baik bagi usus kita, Ladies. Ini mengapa, kimchi sangat baik bagi tubuh. Tapi, dalam membuat fermentasi makanan di rumah, perlu hati-hati, ya Ladies, perhatikan dengan baik proses dan hasilnya. Pasalnya, tubuh kita bisa sangat sensitif terhadap mikroba yang diciptakan. Makanan yang difermentasi dapat bertahan dari bulan ke tahun, terutama bila dibiarkan belum dibuka.
Baca juga: Manfaat Kimchi Bagi Kesehatan dan Kecantikan, Bikin Kulit Glowing Salah Satunya
Pengalengan
Ada dua cara pengalengan, yakni water bath canning, dan pressure canning. Biasanya, water bath canning digunakan untuk makanan tinggi asam seperti buah-buahan dan saus. Sedangkan, pressure canning digunakan untuk daging, makanan laut, dan sayuran. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengawetkan makanan dalam jangka waktu yang lama tanpa membusuk atau rusak. Makanan kaleng dapat tetap stabil di rak hingga satu tahun.
Nah, dari ulasan ini, mana nih metode yang menjadi andalanmu, Ladies?
Sumber: The Good Trade