Jepang membuka pintu kembali untuk wisatawan dari berbagai belahan dunia. Harus diakui negara satu ini menjadi yang paling ketat soal pengaturan turis. Tidak sembarang bisa masuk ke negeri sakura.
Akhirnya, setelah pembahasan panjang, pemerintah memutuskan untuk mencabut aturan yang mewajibkan wisatawan untuk test PCR dan melakukan karantina terlebih dulu. Bahkan, mereka sudah siap dengan diskon perjalanan dan hotel.
Japan Times sendiri juga menyuarakan agar seluruh masyarakat kembali merencanakan liburan mereka, di setiap akhir pekan. Geliat kembalinya pariwisata Jepang memang disambut baik oleh semua elemen dari berbagai dunia.
Bahkan, penerbangan New Zealand Air menyambutnya dengan meningkatkan layanan penerbangan dari Auckland ke Tokyo. Biasanya hanya 3 kali seminggu, pada akhir November nanti menjadi 4 kali.
Jepang membuka pintu untuk siapa saja?
Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa, negeri Sakura ini mulai berdamai dengan Covid. Ada sekitar 67 negara yang diberikan izin untuk masuk dan mendapatkan layanan tambahan berupa bebas visa.
Bahkan, mereka juga mencabut larangan pembatasan kunjungan yang semula hanya 50 ribu kedatangan. Negara ini juga menghapus larangan tur pemandu, artinya mereka sudah siap untuk kunjungan berbagai macam tour and travel.
Harus diakui, menggunakan jasa pemandu seperti ini sangat penting. Hal tersebut demi meminimalkan segala kesalahan, akibat perbedaan budaya dan bahasa. Misalnya saja, buang sampah harus pada tempatnya dan sesuai dengan petunjuk yang ada.
Bukan seperti Indonesia yang terkadang masih sulit membedakan antara organik dan anorganik. Poin positif tersebut langsung di sambut baik dengan kunjungan ke negara ini cukup banyak. Bahkan, sampai november sudah banyak yang siap datang dari berbagai negara.
Persyaratan masuk
Walaupun Jepang membuka pintu sudah terdengar sampai ke seluruh penjuru dunia, mereka tetap memberikan sejumlah aturan penting sebelum masuk. Poin utamanya adalah kamu sudah harus vaksin.
WHO sendiri sudah memberikan arahan bagi siapa saja yang bepergian wajib menunjukkan surat vaksin dosis ke 3. Hal ini sebagai salah satu upaya menekan laju penularan virus Corona, walau masih ada, namun sudah berkurang banyak.
Apakah test PCR masih digunakan? Jawabannya adalah masih, hanya saja waktunya sendiri ditetapkan selama 72 jam atau 3 hari sebelum keberangkatan. Sementara, untuk test melalui antigen sudah tidak berlaku.
Jepang membuka pintu memberikan aturan bahwa, mereka yang masuk saat di test tersebut harus negatif. Jika, persyaratan ini belum terpenuhi, bukan hanya dilarang masuk Jepang saja, kamu juga tidak diizinkan untuk melanjutkan perjalanan.
Walaupun sudah diberi kemudahan, namun angka tertular masih cukup banyak. Maka dari itu, penuhi semua aturan tersebut. Syarat lain yang perlu dikerjakan adalah mengisi formulir kedatangan dari bea-cukai serta kontrol perbatasan.
Semua itu bisa diisi dengan cara online. Jadi, kamu tidak perlu datang ke kantor. Lakukan saja dari rumah, dan isi dengan benar agar tidak terjadi kesalahan administrasi yang membuat kamu di tolak untuk berlibur ke Jepang.
Baca juga: 5 Tempat Terbaik untuk Melihat Sunset di Tokyo, Jepang
Karantina dihapus
Aturan paling menarik lagi adalah penghapusan karantina, lalu bagaimana kalau kondisi kamu tiba-tiba kurang baik dan dicurigai terinfeksi COVID? Tenang saja, mereka sudah mempersiapkan posko khusus.
Kamu dapat berkunjung atau telepon dulu. Posko tersebut sudah menyediakan apa saja yang dibutuhkan, termasuk dokter serta pemandu dalam bahasa sesuai negara. Mereka siap membantu kamu mendapatkan kesehatan kembali.
Proses karantina seperti ini juga dipangkas dari 10 hari menjadi 7 hari saja. Maka dari itu, saat berkunjung diusahakan dalam kondisi sehat. Jangan sampai tanda-tanda COVID terdeteksi, bisa-bisa kamu berlibur hanya untuk tidur di posko.
Jepang membuka pintu menjadi sebuah kabar yang menggembirakan. Negeri ini mempunyai keindahan luar biasa, cita rasa makanannya enak. Maka dari itu, perhatikan dulu aturannya sebelum datang agar, liburan kamu semakin nyaman.