OUR NETWORK

Tinja Tidak Berbau, Apakah Artinya? 

Membicarakan penampilan dan aroma tinja bukanlah topik sehari-hari maupun topik umum. Hanya segelintir orang yang dapat kamu ajak diskusi mengenai hal ini, sedikit di antaranya adalah tenaga kesehatan. Namun, terkadang membicarakan tinja diperlukan loh, Ladies. Bagaimanapun, tinja merupakan indikator penting kesehatan pencernaan kamu.

Tinja atau kotoran alias feses umumnya memiliki konsistensi, warna, dan bahkan bau yang berbeda-beda. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh apa yang kamu makan dan kesehatan pencernaanmu, Ladies. Dan jika kamu mencium bau sesuatu yang tidak biasa dari tinjamu, itu bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan.

Anish Sheth, ahli gastroenterologi yang tinggal di Princeton dan penulis What’s Your Poo Telling You?, berbagi wawasannya kepada Men’s Journal mengenai pencernaan. Ia menjelaskan bahwa pada individu dengan sistem pencernaan yang sehat, “sebagian besar pencernaan dan proses akan berlangsung di usus kecil,” yang mengakibatkan sedikitnya makanan yang tidak tercerna mencapai usus besar. 

Sebaliknya, bagi mereka yang pencernaannya kurang efisien, makanan yang tidak tercerna dapat berpindah ke usus besar, tempat makanan tersebut mengalami fermentasi oleh bakteri, sehingga menghasilkan tinja berbau busuk dan meningkatkan produksi gas.

Namun, jika kotoranmu tidak ‘sewangi’ sebelumnya, kamu mungkin bertanya-tanya mengapa hal itu terjadi. Jawabannya mungkin sesederhana: semua bergantung pada apa yang kamu makan, Ladies!

Mengapa pola makan nabati membuat kotoran tidak terlalu bau?

Namun pencernaan seseorang hanyalah satu faktor. Pola makan juga memainkan peran penting. Mengubah pola makan sebenarnya dapat memengaruhi bau kotoranmu, Ladies. Jadi, jika kamu baru saja mengubah kebiasaan makan dan menyadari bahwa perjalananmu di toilet baru-baru ini kurang ‘beraroma’, ada alasan bagus untuk itu.

Banyak penelitian yang membuktikan bagaimana pola makan nabati baik untuk mikrobioma usus seseorang dan kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Karena pola makan nabati berdampak pada pencernaan seseorang, masuk akal jika pola makan nabati juga memengaruhi bau kotoran seseorang. Dr. Sheth berbagi dengan Fast Company bahwa “pola makan nabati mengurangi bau perut kembung dan tinja karena rendahnya kandungan merkaptan.”

Saat tubuhmu mencerna makanan seperti daging merah, tubuh akan menghasilkan senyawa yang mengandung sulfur yang membuat tinja–dan bahkan urin yang kamu keluarkan–berbau tengik, kubis busuk, atau telur. Jika kamu baru saja beralih ke pola makan yang lebih kaya sayuran dan lebih sedikit daging, kamu mungkin menyadari bau kotoranmu tidak terlalu menyengat. Itu karena kamu cenderung mengonsumsi lebih sedikit senyawa belerang yang berbau ini.

Makan banyak buah dan sayuran yang kaya akan probiotik pun akan menumbuhkan bakteri menguntungkan usus dan meningkatkan fungsi pencernaan. Selain itu, seperti dicatat oleh Squatty Poop, bakteri baik ini berperan tidak hanya dalam meningkatkan kesehatan pencernaan tetapi juga membantumu menghasilkan gas dan kotoran yang lebih harum.

Cara lain makan nabati mempengaruhi kotoranmu

Namun kotoran yang tidak terlalu berbau hanyalah salah satu dari banyak pengaruh pola makan nabati terhadap kotoranmu, Ladies. Menurut sebuah penelitian tahun 2022 yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients, vegetarian kurang rentan terhadap gangguan usus seperti sembelit dibandingkan pemakan daging, berkat asupan serat yang lebih tinggi yang menyebabkan buang air besar lebih lembut dan teratur.

Sementara itu, sebuah penelitian pada tahun 2021 berupaya membandingkan efek berbeda dari pola makan ala Barat dan Mediterania. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa individu yang menjalani pola makan Mediterania menghasilkan tinja lebih besar dan kentut lebih banyak. Oops!

Perlu juga dicatat bahwa penelitian menunjukkan bahwa menerapkan pola makan nabati dapat meningkatkan bakteri baik di usus dan meningkatkan kesehatanmu secara keseluruhan. Mikrobiota usus yang sehat sangat penting untuk menjaga lapisan usus tetap kuat, memproses nutrisi penting, dan mendukung sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, mengurangi atau membuang daging dapat membantu menurunkan tekanan darah, mencegah penyakit seperti penyakit jantung dan diabetes, dan membantumu hidup lebih lama. 

Siap lebih banyak makan nabati mulai sekarang, Ladies?

 

Sumber: healthdigest.com

Must Read

Related Articles