Metode Mini In Vitro Fertilization (IVF) atau Mild Stimulation yang dikembangkan Kajo Ojin Fertility Center di seluruh dunia kini telah hadir di Indonesia. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan angka keberhasilan program hamil. Metode ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode sebelumnya. Antara lain tingkat keberhasilan yang lebih tinggi yaitu 60-70% lebih tinggi dibandingkan dengan angka rata keberhasilan IVF di Indonesia yang berkisar 30 sampai 40%.
Rina Laurentie Sindunata, CEO Kato Ojin Fertility Center mengatakan, “Kato Ojin Fertilitity Center (KOFC) mengadopsi metode/protokol dari Group Kato Ladies Clinic yang berada di Jepang sejak tahun 1990 yang menggunakan metode mini IVF atau Mild Stimulation. Saat ini Kato Group sudah berada di 6 negara yaitu Jepang, Filipina, Mongolia, China, USA termasuk Indonesia dengan visi dan misi Kato Ojin Fertility Center untuk Indonesia yang bertujuan menghasilkan calon-calon buah hati yang sehat dan berkualitas.”
Masih menurut Rina, metode mini IVF ini adalah Natural Cycle Treatment sehingga aman untuk para wanita yang sedang atau akan mengikuti program hamil. Dosis obat yang digunakan juga sangat minim dan less injection.
Dalam press conference Grand Launching Kato Ojin Fertility Center hari Jumat (17/11), dr. Muhammad Dwi Priangga, Sp.OG, SubSp.FER, memberikan pemaparannya. “Stimulasi minimal bertujuan untuk mengurangi dosis penggunaan obat stimulasi indung telur yang rata-rata cukup tinggi dengan tetap mempertahankan keberhasilan perkembangan embrio dan kehamilan. Pada IVF konvensional, penggunaan obat stimulasi dosis tinggi bertujuan untuk merangsang ovarium agar memproduksi banyak sel telur untuk diambil. Namun, hal ini dapat menimbulkan berbagai efek samping dan komplikasi.”
Sementara dr. Eko Santoso, Sp.OG mengatakan, “Pedoman IVF khusus dari Kato Ojin Fertility Center bagi penderita PCOS adalah menggunakan protokol stimulasi minimal/mild-stimulation. Jenis protokol ini menggunakan dosis obat hormon/kesuburan yang lebih rendah untuk menstimulasi pertumbuhan sel telur, sehingga dapat membantu mengurangi risiko OHSS (Ovarian Hyperstimulation Syndrome).”
Anti-Mullerian Hormone atau AMH sering dikaitkan denga kesuburan wanita. Hal ini tidak sepenuhnya benar. AMH menggambarkan jumlah cadangan telur yang berada di indung telur setiap wanita. Kadar AMH dapat menurun lebih drastis, yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti merokok, paparan radiasi, penyakit kista endometriosis, dan infeksi lainnya.
Penanganan dengan Minimal Stimulation memiliki prinsip melakukan petik telur dengan jumlah yang lebihs edikit dari Konvensional Stimulation, tetapi memiliki peluang dan kesuksesan bayi tabung yang sama. Dengan metode minimal stimulation, penggunaan obat lebih sedikit dibandingkan Konvensional IVF. Selain itu, rasa nyeri dari suntikan akan lebih berkurang, dan biaya yang perlu dikeluarkan pun lebih ekonomis.