Menyambung dari artikel mengenai gejala dan penyebab hipotensi sebelumnya, dalam artikel ini Mera Muda akan membagikan beberapa tips mengatasinya. Keep scrolling untuk membaca ulasannya ya, Ladies!
1. Meminum Cukup Air
Dehidrasi adalah salah satu penyebab dari hipotensi, oleh sebab itu pastikan ladies meminum cukup air agar volume darah meningkat. Umumnya tubuh membutuhkan 8 gelas atau 2 liter air per harinya. Namun berbeda bagi orang yang tubuhnya gemuk. Kebutuhan airnya dihitung menjadi 30 ml perberat badannya. Jadi jika berat badan ladies ada yang mencapai 90 kilogram, berarti ladies memerlukan 2,7 liter air agar tubuh tidak terkena dehidrasi. Untuk ibu hamil, kebutuhan airnya bertambah menjadi 2,3 liter per hari, sedangkan ibu menyusui bertambah menjadi 2,5 – 2,6 liter per hari.
2. Memperbaiki Pola Makan
Terpenuhinya nutrisi akan menghindarkan tubuh ladies dari hipotensi. Meskipun tekanan darah rendah, bukan berarti ladies boleh sembarangan memakan makanan berkolesterol tinggi. Ladies membutuhkan berbagai makanan seperti kacang-kacangan (buncis, kacang merah, kacang polong, dan kacang hijau), sayur bayam, daging dan hati ayam, roti, sereal, dan kopi. Tentu saja ladies harus mengonsumsinya secara moderat, artinya secukupnya saja. Atau bisa juga berkonsultasi pada dokter, terutama jika ladies hendak mengonsumsi kopi karena kafein berisiko menyebabkan penyakit lain.
3. Konsumsi Lebih Banyak Garam
Kebalikan dari penderita hipertensi, penderita hipotensi justru dianjurkan untuk mengonsumsi garam lebih banyak. Namun tetap hati-hati ya, ladies, kelebihan natrium dapat menyebabkan gagal jantung, terutama pada orang yang sudah berusia tua. Sebelum mengonsumsi garam lebih banyak daripada biasanya, konsultasikan dulu pada dokter. Atau mungkin ladies bisa mencoba memperbanyak konsumsi garam dengan cara menggunakan lebih banyak kecap alami, atau makan lebih banyak kuah sup dan sayur bening.
4. Perlahan-lahan saat Mengganti Posisi Tubuh
Penderita darah rendah biasanya akan berkunang-kunang saat berganti posisi, misalnya dari duduk ke berdiri. Hal ini dapat disiasati dengan berpindah posisi secara perlahan-lahan agar tekanan darah lebih stabil. Posisi saat tidur pun berpengaruh loh ladies. Saat tidur, cobalah untuk tidur dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari tubuh sebagai upaya melawan efek gravitasi.
Pada saat bangun tidur, sebelum bangkit dari tempat tidur, lakukanlah teknik pernapasan dalam (deep breath) selama beberapa menit, lalu perlahan-lahan duduk dahulu, diam sebentar, kemudian baru berdiri secara perlahan-lahan. Tips terakhir mengenai gerakan tubuh, jika ladies mulai merasakan pusing ketika bangkit dari tidur, duduk, atau jongkok, jauhkan paha kanan dan kiri sehingga posisi kaki menjadi seperti gunting, lalu bungkukkan badan ke depan. Posisi ini dapat membantu mendorong darah mengalir dari kaki ke jantung.
5. Olahraga
Olahraga dianggap salah satu kegiatan yang harus dihindari oleh penderita tekanan darah rendah karena memiliki efek penurunan tekanan darah. Namun menurut dokter Spesialis Kesehatan dan Olahraga dr. Sophia Hage, SpKO, olahraga teratur justru dapat menormalkan tekanan darah. Hal tersebut disebabkan adanya peningkatan peningkatan kekuatan otot, serta kebugaran jantung dan paru-paru. Pilihlah olahraga yang meningkatkan kekuatan jantung dan paru-paru seperti renang, jalan cepat, mendayung, jogging, bersepeda, pilates, latihan beban dengan intensitas ringan, dan latihan kalistenik (olahraga yang menggunakan beban tubuh sendiri sebagai beban untuk latihan).
6. Mengenakan Stoking Kompresi
Stoking elastis ini dapat membantu mengurangi pengumpulan darah di kaki. Stoking kompresi sudah dapat ditemukan baik di toko konvensional, maupun toko-toko online.
7. Obat-obatan.
Penggunaan obat-obatan biasanya menjadi langkah terakhir dalam penanganan hipotensi. Bagaimanapun obat-obatan akan memberikan efek samping bagi tubuh. Pastikan ladies berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan mengonsumsi obat-obatan. Dokter akan merekomendasikan obat yang sesuai bagi kondisi tubuh dan penyakit ladies.
Selamat mencoba, Ladies!
Sumber: Mediskus, Detik Health, Kompas Health