OUR NETWORK

Psikodermatologi, 5 Contoh Hubungan Kondisi Mental dengan Keadaan Kulit

Hormon memang dapat berpengaruh besar terhadap kondisi kulit. Nah, bagaimana dengan mood? Mempengaruhi kulit enggak ya? Kenalan yuk dengan psikodermatologi. Studi satu ini mengangkat tema bagaimana otak mempengaruhi keadaan kulit, begitu juga sebaliknya. Seperti apa cara kerjanya?

Cara mood mempengaruhi kondisi kulit

Tubuh memiliki pusat kendali yang disebut hypothalamic-pituitary adrenal (HPA). Jika tubuh tengah mengalami stress, HPA akan memicu produksi hormon yang dapat menyebabkan inflamasi pada kulit. Kondisi kulit yang kurang baik juga menyebabkan stres. Akibatnya terjadi siklus yang berbahaya nih, Ladies. Karena itu stres dapat dikaitkan pada berbagai kondisi kulit seperti yang disebutkan di bawah ini.

1. Rosacea

Rosacea adalah keadaan kulit yang seperti bercak kemerahan di bagian dahi, pipi, dan dagu. Rosacea biasanya diikuti dengan keadaan kulit kering, terbakar dan perih. Dermatologist Dr Fauzia Khan menyarankan bagi penderita rosacea untuk mengurangi konsumsi makan manis, minuman beralkohol, cuaca ekstrim, serta obat atau produk kosmetik yang keras karena dapat menambah parah rosacea. Salah satu pemicu rosacea yang sering terjadi yakni stress juga perlu diatur.

Influencer Rose Gallagher menyadari bahwa rosacea pada kulitnya sering kambuh saat sedang stress berat. Selain menerapkan pola makan yang sehat, konsultasi ke dokter serta menggunakan produk skincare yang gentle di kulit, Gallagher juga mengatur tingkat stresnya. Saat rosacea tiba-tiba timbul tanpa sebab, Gallagher belajar untuk menerima kondisi tersebut apa adanya dan ternyata membantu mengatasi rosacea lebih cepat.

2. Psoriasis

Psikodermatologi, 5 Contoh Hubungan Kondisi Mental dengan Keadaan Kulit
Foto: unsplash.com

Psoriasis merupakan gangguan autoimun yakni saat sistem imun menyerang kulit yang sehat karena adanya kesalahan sistem. Sales Specialist, Ioana Ambrose sempat kaget dan stres saat mengetahui kulitnya mengalami psoriasis yang belum ada obatnya. 

Setelah bertanya ke dermatologis, dirinya menemukan bahwa banyak orang yang hidup dengan psoriasis dan dapat hidup dengan bahagia. Ambrose pun lebih tenang dan sekarang sudah jarang menggunakan krim kortison, hanya pada saat psoriasisnya sangat aktif. Dirinya menerapkan hidup sehat, makan makanan bergizi, minum air dan istirahat yang cukup yang terbukti menurunkan frekuensi psoriasis di kulitnya.

3. Urticaria 

Urticaria atau kita kenal sebagai biduran dapat muncul dimana saja di tubuh. Pemicu urticaria ada berbagai macam seperti alergi makanan, gigitan serangga, obat tertentu, cuaca ekstrim, dan stress. Faktor pemicu tadi membuat tubuh memproduksi hormon histamin yang menyebabkan muncul bercak merah gatal di seluruh tubuh.

Claire Sanderson, Editor di Women’s Health mengalami urticaria saat ia sedang hamil. Pemicunya yakni karena stress akan menjadi orang tua baru. Dermatologis menyarankan krim antihistamin serta pola hidup yang sehat pada Claire. Sekarang kondisi kulit Claire jauh lebih membaik.

Baca juga: Bahaya Stres Pada Kesehatan Kita dan Cara Mengatasinya

4. Eczema

Psikodermatologi, 5 Contoh Hubungan Kondisi Mental dengan Keadaan Kulit
Foto: unsplash.com

Eczema adalah nama lain dari atopic dermatitis, merupakan kondisi kulit yang tengah mengalami inflamasi sehingga memerah, gatal, dan kering. Stress adalah salah satu pemicu eczema karena hormon penyebab eczema yakni kortisol, meningkat saat seseorang mengalami stress. Selain stress, eczema dapat dipicu oleh hewan peliharaan, serbuk bunga, debu, detergen, dan makanan tertentu.

Art Editor Jessica Webb mengalami eczema disaat dirinya tengah mengalami social anxiety. Selama 5 tahun selanjutnya, eczema muncul di sekujur tubuh yang menyebabkan gatal hingga berdarah. Berdasarkan rekomendasi dokter, Webb mulai melakukan yoga setiap pagi, meditasi, dan mengikuti kelas online management stres. Eczema yang ia alami pun membaik dan ia pun melanjutkan rutinitasnya tersebut.

5. Jerawat

Jerawat dapat terjadi pada siapa saja, baik remaja hingga orang dewasa. Jerawat dapat berupa komedo, whiteheads, bintik merah, dan dapat terjadi di berbagai tempat di tubuh. Sebagian besar jerawat disebabkan faktor keturunan, tapi stress, polusi, ketidakstabilan hormon, serta penggunaan produk kecantikan yang salah juga dapat menyebabkan jerawat. 

Kristina Rodulfo, Beauty Director mengalami jerawat saat mengalami kejadian putus terburuk dengan mantannya dulu. Muncul jerawat cystic di sekitar pipi yang diakibatkan stress, kurang tidur, serta konsumsi anggur dan es krim berlebihan. Dirinya kemudian menggunakan injeksi kortisol, skincare, dan melakukan self love dengan journaling, olahraga, dan hang out dengan keluarga dan sahabat dekatnya. 2 Minggu setelah mengakhiri hubungan toksik dengan mantannya, kondisi Rodulfo membaik dan tidak ada kejadian breakout parah seperti saat ia putus dulu.

Kamu bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah tadi ya. Melakukan quality time untuk kesehatan mental itu penting nih, Ladies. Stay happy!

 

Sumber: Harper’s Bazaar

Must Read

Related Articles