Ladies pasti pernah mendengar atau membaca informasi mengenai nutrisi, tetapi bagaimana dengan informasi mengenai makronutrien? Seperti yang dijelaskan oleh MD Anderson Cancer Center, protein adalah salah satu jenis makronutrien karena kita membutuhkannya dalam jumlah besar dalam makanan kita.
Faktanya, kekurangan protein dapat berdampak buruk pada ototmu, Ladies. Meskipun demikian, menentukan berapa banyak protein dalam suatu makanan tidak sesederhana yang mungkin kamu bayangkan. Misalnya, menurut Harvard, “Komposisi susu (lemak, protein dari berbagai asam amino) mungkin berbeda tergantung pada jenis dan pakan sapi.”
Sebuah studi tahun 2020 di jurnal Foods mencatat bahwa ada berbagai cara untuk mengukur protein. Selain itu, kandungan protein suatu makanan dapat bervariasi karena faktor-faktor seperti perbedaan antar merek. Pada akhirnya, semua ini bisa terasa sangat membingungkan, jadi mari kita mulai dengan menentukan secara kasar berapa banyak protein yang ada dalam susu.
Menurut Healthline, susu murni juga disebut ‘susu biasa’. Menurut Departemen Pertanian AS (USDA), satu cangkir susu murni yang mengandung 3,25% lemak susu (dan tambahan vitamin D di dalamnya) mengandung sekitar 8 gram protein. Namun, tahukah kamu bahwa ada makanan dan minuman yang memiliki kandungan protein melebihi jumlah protein susu tersebut? Makanan dan minuman apa sajakah itu? Simak informasinya di bawah ini, Ladies!
1. Susu kedelai tanpa pemanis
Sebagaimana dicatat oleh USDA, susu kedelai tanpa pemanis memiliki lebih banyak protein dibandingkan susu murni. Namun lebih dari itu, kedelai mengandung ‘semua asam amino yang diperlukan’, yang merupakan bahan penyusun protein, seperti yang dilansir Marketplace Physical Therapy & Wellness Center. Inilah sebabnya mengapa kedelai dianggap sebagai sumber protein lengkap, menurut Harvard.
Terdapat produk fermentasi olahan seperti miso dan kecap yang dapat kamu pilih. Namun, jika kamu ingin mengonsumsi kedelai buna fermentasi. susu kedelai adalah contoh makanan tidak difermentasi yang terbuat dari kedelai. Selain itu, kedelai dan produk berbahan kedelai biasanya tinggi serat, mineral seperti potasium, dan nutrisi penting lainnya. Ditambah lagi, produk kedelai mengandung vitamin B. Namun seperti halnya kandungan protein, jumlah pasti nutrisinya dapat bervariasi dari satu merek susu kedelai ke merek lainnya.
Menariknya, terdapat perdebatan mengenai kedelai dan apakah kedelai berpotensi bermanfaat atau berbahaya. Beberapa orang, misalnya, berpendapat bahwa kedelai menurunkan kemungkinan terkena kanker payudara karena pengaruhnya terhadap hormon tubuh. Ada pula yang mengatakan bahwa konsumsi kedelai justru dapat meningkatkan risiko.
2. Tahu
Tahu adalah sejenis produk kedelai yang tidak difermentasi; tidak mengherankan, ini adalah sumber protein yang baik. Menurut analisis USDA terhadap merek tahu sutra tertentu, terungkap bahwa tahu memiliki jumlah protein yang lebih tinggi daripada susu biasa.
Kedelai mengandung sejumlah besar sejenis estrogen tanaman yang dikenal sebagai isoflavon. Saat dikonsumsi, isoflavon ini dapat bertindak seperti bentuk estrogen kita yang lebih lemah. Jadi, misalnya, ketika seorang wanita mengalami hot flashes terkait menopause, isoflavon mungkin bisa membantu mengurangi hot flashes tersebut. Sebaliknya, ada juga kekhawatiran bahwa mengonsumsi kedelai dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit serius, seperti kanker payudara.
Meskipun sudah ada cukup banyak penelitian tentang kedelai, hasil penelitian pada hewan mungkin bukan indikator yang sepenuhnya akurat mengenai pengaruh kedelai terhadap manusia. Perlu dicatat bahwa penelitian pada manusia mungkin bukan perbandingan yang tepat, tergantung pada jenis kedelai yang digunakan dan tingkat hormonal para partisipan.
3. Kefir
Menurut WebMD, kefir bisa dibuat dari susu sapi, susu domba, susu kambing, atau bahkan air. Namun, hanya karena mengandung susu sapi bukan berarti minuman ini pada dasarnya sama dengan segelas susu. Faktanya, kefir dan yogurt Yunani serupa dalam arti keduanya melibatkan fermentasi dalam proses pembuatannya; Namun, kefir tidak setebal yogurt Yunani, sehingga bisa diminum.
Karena bahan kefir bisa bermacam-macam, kandungan proteinnya pun bisa bermacam-macam. Namun, berdasarkan analisis USDA terhadap merek kefir polos dan rendah lemak tertentu, kefir tersebut mengandung jumlah protein yang lebih tinggi dibandingkan susu biasa.
Selain itu, kefir juga memiliki potensi manfaat kesehatan lainnya. Misalnya, mengandung magnesium, yang menurut penelitian dapat bermanfaat bagi jantung, saraf, dan otot. Selain itu, kefir juga mengandung probiotik yang dapat membantu menunjang sistem pencernaan seseorang.
Para ahli mengatakan bahwa menambahkan kefir ke dalam pola makan seseorang mungkin membantu mengatur berat badan dan kolesterol. Namun, perlu diingat bahwa meskipun kefir bisa menjadi tambahan yang baik untuk diet seseorang, kefir juga dapat menyebabkan kembung dan gas.
Makanan dan minuman lain apakah yang memiliki kandungan protein lebih dari susu? Nantikan ulasan selanjutnya hanya di MeraMuda, Ladies!
Sumber: healthdigest.com