today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Mengenal Herpes Zoster yang Dapat Menyebabkan Komplikasi Rasa Nyeri

Ladies pernah mengalami cacar air saat kecil? Saya malah pernah dua kali tuh kena cacar air, padahal katanya sih seumur hidup cuma kena sekali. Anyway, saat kecil dulu ada cukup banyak pantangan dan mitos saat terkena cacar air. Sering juga dibilang, “Masih mending nih cacar air, bukan cacar api,” kan? Nah, ternyata yang dimaksud dengan cacar api itu dikenal sebagai Herpes Zoster dalam dunia kedokteran, Ladies.

Selaian cacar api, Herpes Zoster (HZ) dikenal juga sebagai shingles dan cacar ular yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster (VZV). Virus ini sebenarnya adalah virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Namun, reaktivasi yang terjadi bisa disebabkan karena penuaan atau imunosupresi. Saat virus HZ memasuki tubuh, virus dapat berdiam di sistem syaraf dan menetap, kemudian aktif di waktu yang tak terduga.

Dampak Herpes Zoster juga setara kesulitannya dengan dampak dari penyakit gagal jantung, diabetes, serangan jantung, dan depresi. Salah satu dampaknya adalah Neuralgia Pasca Herpes (NPH), yaitu rasa nyeri berkepanjangan.

Mengenal Herpes Zoster yang Dapat Menyebabkan Komplikasi Rasa Nyeri
Dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV

Dalam Virtual Media Briefing pada Kamis (8/4) pagi, dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia memberikan pemaparan tentang penyakit ini.

HZ umumnya terjadi pada kelompok usia 45-64 tahun. Akan tetapi saat ini tren kasus HZ cenderung terjadi pada usia yang lebih muda dan lebih sering terjadi pada wanita. “Kira-kira 30% populasi pernah mengalami HZ semasa hidupnya. Sedangkan insiden kasus NPH sekitar 10-40% dari kasus HZ. Semakin tinggi usia saat terkena HZ, semakin besar terjadinya NPH.”

Penularan virus dapat terjadi melalui pertukaran napas dan kontak dengan lesi/gejala di kulit. Sementara penularan HZ terjadi dengan kontak langsung dengan cairan pada lepuhan ruam yang dialami penderita. Jika Ladies terkena kontak langsung dan belum pernah menderita cacar air, Ladies memiliki risiko tinggi tertular. Jika benar terinfeksi, kamu akan terkena cacar air, bukan Herpes Zoster, walau virus ini bisa berkembang sewaktu-waktu menjadi Herpes Zoster. Masa inkubasi setelah pertama kali kontak hingga timbul lesi di kulit sekitar 10-21 hari.

Sebenarnya, semua orang yang pernah menderita cacar air pun memiliki risiko besar terkena Herpes Zoster. Namun, risiko besar ada pada orang dengan daya tahan tubuh lemah (imunokompromais). Misalnya para lansia, penderita HIV/AIDS, pasien transplantasi organ, penderita kanker, stres psikis, pasien pasca operasi, dan pasien dengan obat-obatan yang dapat menekan sel imun tubuh.

“Maka, fokus pencegahan terhadap HZ yaitu meningkatkan imunitas tubuh secara umum, serta menghindari kontak terhadap virus dari penderita HZ,” jelas dr. Anthony. Apalagi gejala awal HZ tidak terlalu spesifik ya, Ladies. Sebelum muncul tanda nyata berupa ruam merah dan lenting berisi air, biasanya gejala awal hanya berupa rasa lelah, sakit kepala, dan lemas (disebut juga dengan gejala pro-dormal) yang berlangsung 1-5 hari.

HZ dan Covid-19 sama-sama disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui pertukaran udara.

Erat kaitannya dengan daya tahan tubuh atau imunitas seseorang, dr. Anthony menghimbau agar kita menjaga daya tahan tubuh. Menurutnya, di masa pandemi ketika semua orang mengalami penurunan daya tahan tubuh akibat stres psikis serta kelelahan menjadi saat yang rentan terkena HZ.

“Bagi beberapa orang, HZ dapat menyebabkan komplikasi seperti rasa nyeri yang menetap yang dikenal dengan istilah Neuralgia Pasca Herpes (NPH). Komplikasi ini muncul sebagai akibat rusaknya serabut syaraf akibat dari aktivitas virus yang berulang.”

NPH dapat terjadi pada lebih dari 50% pasien berusia lebih dari 60 tahun, dengan rasa nyeri yang beragam. Umumnya dapat diidentifikasi dengan timbulnya rasa perih, sensasi terbakar, berdenyut-denyut, seperti ditusuk-tusuk, atau rasa nyeri yang menyakitkan. Bahkan, sentuhan kain lembut atau angin pada kulit sekalipun dapat sangat menyakitkan. Hal ini dikenal dengan istilah Allodynia, sebuah rasa nyeri yang timbul akibat stimulus ringan.

Selain NPH, HZ juga dapat menyebabkan komplikasi berupa kehilangan penglihatan jika terjadi di sekitar mata, masalah neurologis seperti otak dan kelumpuhan wajah, serta infeksi kulit berkepanjangan. Untuk mencegah, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan vaksin.

Jika ditangani dengan cepat dan tepat, harapan dan kesembuhan pasien semakin meningkat. Pada praktiknya, dr. Anthony menjelaskan terapi HZ yang dikenal dengan strategi 6A, yaitu:

  1. Attract patient early (deteksi dini)
  2. Asses patient fully (menilai kondisi pasien secara lengkap)
  3. Antiviral therapy (obat anti virus)
  4. Analgetik (obat anti nyeri)
  5. Antidepressant/anticonvulsant (obat anti depresi/kejang), dan
  6. Allay anxieties-counselling (informasi dan edukasi konseling).

Selain itu, terapi topikal atau obat oles dan terapi suportif, seperti istirahat yang cukup dan menjaga kebersihan. Pasien juga dianjurkan untuk tidak menggaruk dan menggunakan pakaian yang longgar untuk kenyamanan.

Sebagai penutup, dr. Anthony juga menganjurkan terapi khusus NPH lewat obat-obatan maupun non-obat untuk mengobati nyeri pasien dan memperbaiki kualitas hidup secara fisik dan psikologis. Dan jika sudah menyebar ke bagian tubuh tertentu, dapat pula ditambahkan rujukan ke dokter spesialis bidang lain.

Jadi, pada dasarnya kita harus menjaga kesehatan sebaik mungkin dengan menjaga pola makan dan pola hidup yang sehat ya, Ladies. Sebisa mungkin, kita juga harus memahami cara mengelola stres, karena setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Stay safe at home or out there, Ladies!

Must Read

Related Articles