OUR NETWORK

Kampanye #TakeControl Warnai Hari Kontrasepsi Sedunia 2021

Kontrasepsi bukan hanya sekadar mencegah kehamilan yang tidak terencana, Ladies, melainkan juga berkaitan dengan kesehatan dan pemberdayaan perempuan. Pandemi COVID-19 juga berdampak terhadap akses terhadap kontrasepsi, yang menyebabkan 1,4 juta kehamilan yang tidak diinginkan. Diskusi #TakeControl mengumpulkan para pemangku kepentingan utama di seluruh Asia Pasifik untuk memperjuangkan akses perempuan dalam perawatan kesehatan. Kita diajak untuk memanfaatkan digitalisasi, inovasi, dan kolaborasi. Dalam rangka mendukung Hari Kontrasepsi Sedunia 2021 tanggal 26 September diskusi virtual Asia Pasifik digelar pada 24 September pagi. Praktisi kesehatan, pembuat kebijakan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), penyedia layanan kesehatan kesehatan jarak jauh, asosiasi industri dan influencer digital turut serta dalam diskusi ini.

Kehilangan akses dalam perencanaan keluarga atau kontrasepsi di masa pandemi semakin memperluas ketidaksetaraan gender yang ada.

Hal ini akan berdampak pada keberlanjutan sosial-ekonomi secara jangka panjang. Menyadari akan kebutuhan ini, Bayer mengadakan pertemuan diskusi virtual yang bekerja sama dengan organisasi-organisasi utama di kawasan tersebut. Acara ini menyoroti peran penting teknologi digital dan kolaborasi dalam membentuk pemberdayaan masa depan kesehatan perempuan dan keluarga berencana.

Diskusi ini terdiri dari 3 panel ahli berbeda. Panel ahli pertama membahas No Woman Left Behind: COVID-19 dan Kehamilan Tidak Direncanakan. Panel ini menyoroti dampak COVID-19 terhadap akses perempuan ke layanan kesehatan dan sumber daya kelaurga berencana. Data dari International Planned Parenthood menyatakan bahwa 5.633 klinik statis dan bergerak, serta layanan perawatan berbasis komunitas, di 64 negara telah ditutup pada April 2020 karena wabah tersebut.

Panel ahli kedua membahas Step Into Her World: Terlibat untuk Pemberdayaan Daring. Diskusi membahas pendorong utama misinformasi tentang keluarga berencana dan kontrasepsi secara daring. Suara yang kredibel di platform populer dan dialog berkelanjutan juga dinilai memiliki peran yang sangat penting.

Dr. Michelle Dado, OBGYN & Digital Thought Leader, President of Quezon City Medical Society District IV (Filipina) menyampaikan kondisi saat ini. “Yang menyedihkan adalah banyak perempuan yang daring, tetapi para dokter belum.” Namun, ia percaya pendidikan adalah satu-satunya cara untuk mendorong profesional kesehatan menjadi lebih mengenai platform digital. Selanjutnya, pemahaman itu tentunya dapat diterjemahkan ke dalam platform daring.

Pandemi juga mempercepat digitalisasi layanan kesehatan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Panel ketiga sebagai penutup mengangkat tema The New Phygital: Inovasi perluasan akses pada kesehatan perempuan. Di sini dibahas bagaimana teknologi telah menajdi faktor penting dalam pemulihan dan ketahanan sistem kesehatan saat ini. Terutama untuk memperluas akses perempuan ke solusi perawatan kesehatan dan keluarga berencana.

Dr. Emi Nurjasmi, MPH selaku Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia pun menyampaikan pentingnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan di Indonesia. Pandemi menimbulkan berbagai masalah, terutama akses kontrasepsi dan pelayanan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.

“Bidan memberdayakan perempuan sebelum dan sesudah melahirkan. Memberi mereka masukan dan pilihan penting sebelum bayi lahir dan kemudian layanan kontrasepsi penting setelah bayi lahir (kontrasepsi pasca melahirkan). Selama masa pandemi ini, bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Indonesia, kami mendukung akses perempuan terhadap kontrasepsi dengan membuka konsultasi daring, dan juga bekerja sama dengan petugas KB untuk mendistribusikan alat kontrasepsi. Kami juga memanfaatkan platform daring yaitu platform Klik KB – sebagai media komunikasi antara ibu dan bidan.”

Di akhir diskusi virtual, ke-16 panelis secara kolektif berjanji untuk memperbarui komitmen mereka dalam memberdayakan peran untuk mengendalikan kesehatan dan kehidupan mereka meskipun dalam kondisi pandemi. Mereka juga menyerukan dukungan publik secara lebih luas. Sementara itu, Bayer telah berkolaborasi dengan pemerintah dan organisasi dalam inisiatif ini. Untuk mencapai visi “Health for all, hunger for none”, Bayer akan terus berinvestasi dalam program bantuan multi-stakeholder. Visi ini memiliki tujuan akhir memberikan akses kepada 100 juta perempuan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke akses kontrasepsi modern pada 2030.

Must Read

Related Articles