OUR NETWORK

Kampanye ENDometriosis Dorong Pentingnya Diagnosa Cepat

Endometriosis adalah penyakit inflamasi berupa tumbuhnya jaringan abnormal menyerupai endometrium dan memicu reaksi peradangan. Kondisi ini diketahui dapat ditemukan pada 6-10% perempuan usia reproduktif dengan gejala yang paling banyak ditemukan berupa nyeri dan/atau infertilitas. Namun, endometriosis juga dapat muncul tanpa gejala apa pun. American Society of Reproductive Medicine (ASRM) membagi endometriosis ke dalam 4 derajat keparahan berdasarkan lokasi, luas, kedalaman implantasi dari sel endometriosis, adanya perlengketan, dan ukuran endometrioma ovarium yaitu menjadi minimal, ringan, sedang, dan berat.

Kampanye ENDometriosis diserukan oleh PT Ingin Anak (PTIA) bersama dengan Bayer untuk meningkatkan kepedulian terhadap endometriosis. Kampanye ini ditujukan kepada dokter, pasien, dan masyarakat dan diharapkan membantu terbentuknya komunikasi dan pemahaman antara dokter dan pasien terkait endometriosis.

Kampanye ENDometriosis Dorong Pentingnya Diagnosa Cepat
Prof. Budi Wiweko

Dalam virtual press conference pada Senin (14/6), Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH, dokter pendiri SMART IVF dan Wakil Direktur Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI) Universitas Indonesia memberi penjelasan. “Penyakit endometriosis dapat menyebabkan keluhan nyeri haid kronik sehingga menghambat produktivitas perempuan dan bahkan mengganggu keharmonisan keluarga. Studi tentang endometriosis di berbagai negara menunjukkan bahwa penderita cenderung terpaksa izin atau tidak masuk sekolah maupun tempat bekerja akibat keluhan nyeri yang sangat hebat.”

Menurut data di Amerika Serikat pada tahun 2002, terdapat kerugian sebesar 22 milyar USD per tahun yang disebabkan oleh keluhan nyeri serta kekambuhan yang tinggi pada endometriosis. Endometriosis adalah masalah kesehatan reproduksi perempuan yang memerlukan pengobatan angka panjang faktor penyebab utama ke-3 infertilitas. Belum lagi penegakan diagnosis yang dapat terlambat sampai bertahun-tahun. Karena itu selain pengobatan, diperlukan juga upaya untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Untuk itu sangat penting bagi dokter menerima pelatihan dan bimbingan untuk membantu menemukan tanda-tanda endometriosis.

Apalagi gejala endometriosis sering dianggap sebagai gangguan menstruasi yang umum. Padahal endometriosis memiliki pengaruh pada kualitas hidup, pendidikan, tingkat kepercayaan diri, dan kesuburan pada perempuan. Penyakit ini juga menyebabkan tingginya angka morbiditas, ketidakhadiran, dan biaya sosial ekonomi.

Kampanye ENDometriosis Dorong Pentingnya Diagnosa Cepat
Angel Michael Evangelista

Sementara itu Angel-Michael Evangelista, Presiden Direktur Bayer Indonesia menyatakan dukungan Bayer terhadap kepedulian endometriosis. “Bayer berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien dan keluarganya untuk penelitian dan pengembangan pilihan pengobatan baru untuk penyakit termasuk penyakit endometriosis. Kami percaya bahwa Kampanye ENDometriosis yang informatif menandai langkah maju yang cukup besar dalam menangani penyakit kronis yang membutuhkan perjuangan jangka panjang.”

Kampanye ENDometriosis Dorong Pentingnya Diagnosa Cepat
dr. Andon

Menurut Dr. dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K), MPH, mengemukakan bahwa setidaknya 5 dari 100 perempuan usia produktif di Indonesia serta 1 dari 10 perempuan di Asia mengalami endometriosis. “Sayangnya, sebagian besar pasien endometriosis di Indonesia mengalami keterlambatan penegakan diagnosis 9 sampai 10 tahun. Dapat dikatakan, mereka sudah menerita endometriosis namun tidak mengetahuinya lebih awal.”

Menurut data dari RSCM tahun 2010-2011, sebanyak 43,4% pasien endometriosis merasakan nyeri berat yang berakibat tidak dapat beraktivitas sehari-hari, 36,7% merasa nyeri derajat sedang dengan keterbatasan aktivitas sehari-hari, dan 20% pasien dengan nyeri derajat ringan.

Penatalaksaan endometriosis hingga kini terdiri dari 2 pilihan, yaitu konservatif dan bedah.

Tata laksana tergantung dari indikasi seperti usia pasien, ada atau tidaknya massa, serta pertimbangan keinginan untuk memiliki anak. Karena tergantung pada estrogen, salah satu pilihan pengobatan yang diberikan adalah penggunaan obat penekan hormon. Pemberian obat pun perlu mempertimbangkan efektivitas, biaya, dan preferensi pasien. “Pada sejumlah penelitian uji klinis, progrestin dinyatakan sebagai terapi lini pertama. Dienogest telah diketahui bermakna mengurangi nyeri pelvis dan nyeri haid terkait endometriosis dengan dosis harian 2 mg. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil studi ENVISIOeN oleh Pan Asia yang dilaksanakan selama 24 bulan menunjukkan, dienogest 2 mg bekerja efektif dalam mengurangi nyeri panggil akibat endometriosis sekaligus meningkatkan kualitas hidup perempuan Asia dengan endometriosis. Studi ini dilaksanakan pada 887 pasien di 36 lokasi di 6 negara Asia, yaitu Korea Selatan, Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Indonesia.

Kampanye ENDometriosis Dorong Pentingnya Diagnosa Cepat
Wenny Aurelia

Wenny Aurelia selaku pendiri komunitas Endometriosis Indonesia menyatakan, “Endometriosis merupakan penyakit yang butuh kesabaran dan kepatuhan dalam menjalani pengobatan. Dalam menjalankan terapinya tersebut, mereka sangat butuh dukungan dari sesama pasien sehingga mereka tidak merasa sendirian dalam berjuang melawan endometriosis.” Endometriosis Indonesia sendiri telah berdiri sejak 2015 dan menjadi wadah berdiskusi serta saling memberi informasi dan pengalaman tentang endometriosis.

Jadi, Ladies, walau gejala awalnya sering dianggap sebagai nyeri haid biasa, harus harus mewaspadai nyeri yang kamu alami. Jika terjadi nyeri haid, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri saat buang air besar atau buang air kecil, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, segera berkonsultasi ke dokter ya.

Must Read

Related Articles