Roti seringkali menjadi menu sarapan favorit karena praktis dan lezat. Namun, makan roti sering kali mendapat reputasi buruk karena pengaruhnya terhadap gula darah. Karbohidrat sederhana dan kompleks dipecah menjadi glukosa, dan tubuhmu harus memproduksi insulin untuk memindahkan glukosa ini guna memasok energi ke sel-sel tubuhmu.
Karbohidrat sederhana termasuk jus buah, permen, dan apa pun yang mengandung gula tambahan. Ini dipecah lebih cepat menjadi glukosa, yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Karbohidrat kompleks seperti roti membutuhkan waktu lebih lama bagi tubuh untuk terurai menjadi glukosa karena biasanya memiliki lebih banyak serat untuk memperlambat pencernaan.
Namun, karbohidrat olahan seperti roti putih dan pasta dipecah oleh tubuhmu hampir secepat karbohidrat sederhana. Saat kamu makan roti putih tanpa makanan lain untuk memperlambat pencernaan, gula darah pun bisa melonjak.
Lonjakan gula darah dapat menyebabkan diabetes tipe 2 atau penambahan berat badan
Meskipun lonjakan gula darah yang terjadi sesekali pada roti putih mungkin tidak berbahaya, tubuhmu bisa menjadi kurang responsif terhadap insulin untuk menurunkan gula darahmu. Seiring waktu, kadar glukosa yang tinggi secara konsisten dalam aliran darahmu dapat menyebabkan diabetes tipe 2 (menurut Houston Methodist).
Orang dengan diabetes tipe 2 harus sangat berhati-hati untuk tidak mengonsumsi makanan seperti roti putih sebelum makan, menurut studi percontohan tahun 2015 di Diabetes Care.
Penelitian kecil menemukan bahwa orang dengan diabetes tipe 2 yang diobati dengan metformin yang makan roti ciabatta dan jus jeruk sebelum makan utama memiliki kadar glukosa pasca makan yang lebih tinggi dibandingkan ketika mereka mengonsumsi roti dan jus setelah makan.
Menurut Houston Methodist, mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat sekaligus juga dapat menyebabkan penambahan berat badan. Ketika selmu memiliki cukup glukosa untuk energi, hatimu menyimpan kelebihan glukosa untuk digunakan nanti. Jika kamu sudah memiliki cukup simpanan glukosa di hati, tubuhmu akan mengubah sisa glukosa ini menjadi lemak.
Tidak semua roti bisa meningkatkan gula darah
Kamu tidak harus berhenti mengonsumsi roti. Hal yang perlu kamu lakukan adalah bijak dalam memilih roti agar tidak mempengaruhi gula darahmu. Roti dengan tambahan gula, sirup jagung fruktosa tinggi, dan tepung putih mungkin lebih banyak diproses dan menyebabkan kenaikan gula darah mu lebih cepat. Mengetahui jenis roti apa yang termasuk dalam indeks glikemik juga membantu.
Indeks glikemik mengklasifikasikan makanan dan minuman berdasarkan seberapa cepat makanan dan minuman tersebut meningkatkan gula darah kamu. Menurut Panduan Makanan Indeks Glikemik, indeks glikemik 70 atau lebih dianggap tinggi, dan sebaiknya minimalkan makanan seperti ini.
Roti putih dan gandum memiliki indeks glikemik yang tinggi dibandingkan jenis roti lainnya seperti roti gandum utuh, pumpernickel, atau roti gandum hitam. Jika kamu mencari roti dengan indeks glikemik rendah, cobalah roti spelt.
Bahkan jika kamu sangat menyukai roti tawar, Anda dapat mengontrol lonjakan gula darah tersebut dengan memadukan roti tersebut dengan makanan lain. Menurut Baylor, Scott & White Health, coba tambahkan makanan kaya lemak atau protein ke dalam roti Anda untuk memperlambat pencernaan. Atau kamu dapat membatasi diri hanya pada satu tangkup gulung sebelum makan malam.
Sumber: healthdigest.com