Lemak dalam makanan mendapat kesan buruk karena sangat mudah dikaitkan dengan lemak tubuh. Jadi, Ladies mungkin berpikir semakin sedikit memakan lemak, semakin baik. Namun, tidak semua lemak diciptakan sama, dan tubuhmu pun membutuhkan lemak yang baik untuk tumbuh.
Lemak sehat, seperti yang ditemukan dalam alpukat, sebenarnya membantu tubuhmu berfungsi dengan baik dan tetap bugar. Namun apakah hal yang sama berlaku untuk keju?
Produk susu adalah salah satu area yang tampaknya mudah untuk diganti dengan versi rendah lemaknya. Namun, penelitian ternyata tidak mendukungnya. Menghilangkan lemak dari keju bisa membuatnya tidak sehat. Alasan di baliknya rumit tetapi dapat dipecah menjadi dua faktor berbeda.
Pertama-tama, lemak dalam keju baik untuk membuatmu merasa kenyang dan membuatmu hanya makan sedikit. Faktor lainnya adalah filler. Sebagian besar rasa keju yang kamu sukai berasal dari lemak susu yang membuatnya. Saat kamu menghilangkan lemak itu, kamu membutuhkan sesuatu yang lain untuk ditambahkan untuk memberikan rasa kaya yang luar biasa.
Mari selami penelitian di balik mengapa keju penuh lemak bisa menjadi pilihan yang lebih sehat untuk diet lengkap dan dapatkan fakta tentang mengapa bahan pengisi yang ditambahkan ke pilihan keju rendah lemak bisa membuatnya tidak sehat.
Pentingnya lemak dalam keju
Sudah menjadi fakta umum bahwa keju tinggi akan tiga hal—lemak, kalori, dan rasa. Itulah mengapa sulit bagi banyak orang untuk melepaskan keju atau beralih ke versi rendah lemak saat mencoba menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Namun, apakah Ladies harus melakukannya?
Penelitian tidak mendukung gagasan bahwa beralih ke keju rendah lemak akan membantumu menurunkan berat badan atau hidup lebih sehat karena penelitian menunjukkan makan keju penuh lemak tidak berkontribusi pada penambahan berat badan dan justru membuatmu merasa kenyang lebih lama.
Studi American Journal of Clinical Nutrition tahun 2016 menemukan bahwa “asupan produk susu tinggi lemak yang lebih banyak, tetapi bukan asupan produk susu rendah lemak, dikaitkan dengan penurunan berat badan yang lebih sedikit” dan bahwa kamu memiliki risiko lebih rendah untuk menjadi gemuk saat mengonsumsi produk susu tinggi lemak, seperti keju.
Selain itu, sebuah studi tahun 2020 di Journal of Dairy Science mengilustrasikan bahwa produk susu berperan dalam mengendalikan rasa lapar dan membantumu merasa kenyang lebih lama.
Nicole Magryta, ahli diet terdaftar, juga mengatakan kepada The Washington Post, “Ketika lemak diproses dari makanan susu, Anda tidak hanya kehilangan rasa tetapi juga kemampuan alami makanan untuk membuat Anda kenyang. Keju dengan lemak utuh juga membantu menyeimbangkan gula darah, yang mungkin ada hubungannya dengan jumlah vitamin K, vitamin D, dan kalsiumnya yang tinggi.”
Namun, ini bukan hanya tentang pentingnya lemak kaya untuk membuatmu kenyang lebih lama. Keju rendah lemak memiliki bahan filler yang menjadikannya pilihan yang kurang sehat.
Keju rendah lemak menggunakan filler
Keju rendah lemak tidak memuaskan keinginanmu dan tidak akan terlalu banyak dikonsumsi.
Majalah New Food mencatat, “Pengurangan kandungan lemak keju dapat mengubah peleburan, pengirisan, pengirisan, rasa, dan tekstur.” Jadi, untuk menjaga rasa gurih dan tekstur yang konsisten, opsi keju rendah lemak ditambahkan kembali bahan pengisi non-susu—seperti permen karet dan pengental—yang kemudian menjadikannya makanan olahan.
Makanan olahan termasuk bahan yang tidak sehat dan memiliki risiko kesehatan yang bisa lebih buruk daripada makanan yang tidak diproses yang digantikannya.
Misalnya, American Journal of Lifestyle Medicine menunjukkan makanan ini membawa risiko kanker, obesitas, dan stroke. Ada juga hubungan antara makanan olahan dan peningkatan diabetes serta penyakit serius. Jadi, sebelum kamu mengambil pilihan rendah lemak, penting untuk memastikan semua bahannya, kata Magryta kepada The Washington Post.
Namun, jika menyangkut kesehatan jantung, perlu diingat bahwa makan terlalu banyak lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL ‘jahat’ dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Mengonsumsi keju penuh lemak dalam jumlah sedang dan memilih yang secara alami lebih rendah lemak jenuhnya. Misalnya keju Swiss dan mozzarella, bisa menjadi pilihan yang lebih sehat, menurut Eating Well.
Pastikan untuk melakukan riset dan berbicara dengan spesialis kesehatan saat membuat pilihan keju yang lebih baik dan lebih sehat.
Sumber: healthdigest.com